Vaksin Sinochem Dan Fakta Seputar Covid-19

Tahun 2020 sebentar lagi berakhir. Namun hampir sepanjang tahun ini semua harapan seolah sirna. Berbagai peristiwa pilu menghiasi setiap ruang kehidupan. Semenjak virus covid-19 ini merebak, bukan saja berimbas kepada negara kita, bahkan dunia turut merasakan imbas yang demikian hebatnya dari dampak covid-19 ini.


dampak corona

DAMPAK COVID - 19

Tak ada yang luput dari incaran virus berbahaya ini. Semua sektor, baik ekonomi, pariwisata, bahkan pendidikan ikut tumbang kena terjangan wabah covid-19 ini. Masih lekat dalam ingatan ini, ketika Fawaz, anak semata wayang saya tengah mempersiapkan ujian kelulusannya di kelas 9, sekitar bulan Maret 2020. Berbagai rencana mulai dari ibadah bersama untuk kelulusan, persiapan acara perpisahan sampai jadwal ujian yang telah disusun rapi tiba-tiba dibatalkan.


Semua aktifitas sekolah dihentikan sementara sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Anak-anak dilarang datang ke sekolah. Semua aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar dialihkan secara online. Tak ada lagi aktifitas tatap muka. Bahkan anak-anak tak bisa lagi kumpul bersama teman-temannya di sekolah. Terlebih ketika ujian kelulusan itu dilakukan secara online. Ujian Nasional dihapus diganti dengan ujian sekolah. Sementara nilai kelulusan diambil dari nilai raport lima semester sebelumnya.


Sedih? Pastinya.......


Inilah mengapa pada akhirnya muncul istilah "Generasi Corona". Gedung-gedung sekolah yang dulunya ramai setiap harinya, kini menjadi sepi. Hanya ada bangku-bangku kosong di ruang kelas. Guru-guru tak semuanya berada di sekolah. Mereka lebih memilih berdiam diri di rumah, mengadakan meeting class di rumah. Bahkan ijasah dan nilai hasil ujian juga disampaikan secara online. Hanya saat mengambil ijazah asli dan mengembalikan buku saja, anak-anak diperbolehkan datang ke sekolah secara bergilir.


Yang lebih menyedihkan lagi, mereka tidak lagi mempunyai kesan mendalam pada teman-teman lamanya. Belum sempat berpisah dengan guru-guru dan teman-temannya, sudah disibukkan pendaftaran sekolah di jenjang yang lebih tinggi. Begitu memasuki sekolah baru, mereka pun harus berkenalan dengan lingkungan baru secara online. 


Berkenalan dengan guru dan teman secara online, mengikuti pelajaran secara zoom, tahu-tahu sudah ujian tengah semester. Dan hari ini Fawaz sudah terima nilai raport hasil ujian tengah semesternya secara online.


dampak corona
sekali waktu aja Fawaz jalan supaya tidak jenuh di rumah


Sudah bisa dibayangkan, betapa beratnya tugas dan beban orang tua ditengah pandemi ini. Orang tua, terutama ibu harus berperan ganda baik sebagai ibu, teman bahkan guru di rumah. Wajar kan beban yang terlalu banyak ini membuat si ibu kadang emosinya meluap, bahkan bisa saja berbuat sesuatu diluar kendalinya.


Belum lagi persoalan ekonomi yang tiba-tiba menghimpitnya semenjak wabah covid-19 ini merebak. Terus terang, Bali yang dulunya menjadi surganya dunia, kini wajahnya suram. Beberapa sekolah swasta tutup. Tempat kuliner juga terdampak, beberapa diantaranya bahkan sudah tidak beroperasi lagi. Hotel-hotel disekitaran Kuta, Legian, Pecatu dan lainnya ditinggalkan pemiliknya karena sepi pelanggan.


Jalanan di sekitar Kuta - Legian tak seramai dulu. Banyak karyawan dirumahkan. Bahkan pemandangan para pegawai pizza hut yang menjajakan pizza-pizzanya di pinggir jalan juga banyak saya jumpai. Nyaris tak ada wisatawan mancanegara di Bali. Kalaupun ada, mungkin mereka yang sudah lama menetap di Bali.


Mall-mall besar seperti Rhamayana, Matahari tak semuanya beroperasi. Tempat-tempat wisata tak semuanya buka full time. Akses berwisata menuju pantai pun dibatasi. Kalaupun mall, pusat perbelanjaan maupun tempat wisata dibuka, jam operasional dan jumlah pengunjungnya dibatasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan demi memutus penyebaran virus covid-19.


Sudah bisa dibayangkan, ketika terjadi PHK besar-besaran, otomatis para karyawan yang notabene adalah pendatang lebih memilih pulang kampung daripada bertahan di Bali dengan biaya hidup yang tinggi. Imbasnya pasti ke pemilik kos-kosan. Semakin banyak para pekerja pendatang yang di PHK, rumah kos pun banyak yang terbengkalai. Akibatnya banyak pula pemilik usaha rumah kos yang tidak berpenghasilan lagi. 


bangunan sekolah
bangunan sekolah yang lengang


Demikian halnya dengan sekolah. Bila orang tua memutuskan kembali ke kampung halaman, otomatis sekolah anak-anak pun dipindahkan ke kampung tujuan.  Saya, kebetulan menjadi pengurus yayasan di sebuah sekolah swasta. Pandemi ini memang membuat pihak pengelola sekolah kalang kabut. Akibat pandemi ini jumlah siswa berkurang, baik siswa yang naik kelas maupun siswa yang baru daftar, karena berkurangnya pendapatan keluarga otomatis membuat orang tua lebih memilih sekolah yang gratis tanpa pungutan biaya demi anak-anaknya bisa tetap bersekolah.


Ironisnya, di sekolah ini ada guru-guru yang setiap bulannya butuh digaji. Ada pula para penjahit yang ingin beraktifitas setiap hari. Mereka ingin setiap hari menjahit baju seragam sekolah dan digaji berdasarkan hasil jahitan. Ada pula pengelola kantin sekolah yang ingin dagangan laku setiap hari-hari sekolah. Bila aktifitas di sekolah dinonaktifkan, dan jumlah siswa pun makin berkurang, lalu darimana mereka berpenghasilan? Kalau guru yang sudah diangkat menjadi pegawai negeri tentunya masih bisa mengandalkan gaji bulanannya, tetapi bagaimana dengan yang honorer? Inilah yang sampai saat ini menjadi sebuah dilema di sekolah swasta.


CERITA TENTANG COVID-19


Tak ada yang tahu sampai kapan virus covid-19 ini tetap menguasai penduduk dunia. Padahal sudah banyak korban berjatuhan. Prosentase terbanyak adalah para tenaga medis yang bersentuhan langsung dengan penderita covid-19. Sementara virus ini ibarat sillent killer, tak selalu bergejala sama pada penderitanya. Kadang ia tak menunjukkan gejala apapun tiba-tiba si pasien sudah dinyatakan positif covid-19.


Seolah prosesnya sangat cepat, tergantung daya tahan tubuh masing-masing. Bila imunitas tubuhnya kuat, si pasien akan sembuh setelah menjalani serangkaian perawatan. Namun jika daya tahan kurang bagus, bisa jadi virus ini menjadi malapetaka bagi penderitanya. Banyak sudah korban meninggal akibat virus covid-19 yang didahului oleh penyakit penyerta sebelumnya.


Ironisnya, ketakutan yang berlebihan tentang virus covid-19 ini membuat sebagian orang tidak berani berobat ke dokter ketika tubuhnya merasakan sakit. Mereka lebih memilih mereka-reka penyakitnya sendiri, atau membeli obat secara bebas di apotek. Bila sakitnya sudah makin parah, barulah dibawa ke rumah sakit atau berobat ke dokter. Inilah kenyataan yang menimpa beberapa tetangga saya.


Dua orang tetangga meninggal yang akhirnya dinyatakan positif covid-19 setelah jenasahnya dimakamkan secara umum dan tidak berdasarkan prokes covid-19. Imbasnya panjang, karena orang-orang terdekat baik dari kerabat, saudara maupun para tetangga yang berdekatan dengan jenasah akhirnya di swab demi mengetahui apakah mereka tertular virus covid-19 atau tidak. Bahkan, lingkungan tempat tinggal jenasah ini juga harus diisolasi mandiri selama 14 hari agar virus ini tidak menyebar kemana-mana.


Betapa menyeramkannya imbas dari covid-19 ini. Bukan hanya pada pasien, namun juga pada orang-orang terdekat pasien. Harus isolasi mandiri selama 14 hari. Mengurung diri didalam rumah, tidak boleh bersentuhan dengan dunia luar, seakan menjadi orang yang dikucilkan selama 14 hari. Inilah yang sempat dialami ibu mertua. Beliau menjadi imbas dari seorang dokter yang baru memeriksanya beberapa hari sebelumnya.


Kebetulan sang dokter ini meninggal karena covid-19. Otomatis tempat praktiknya ditutup dan diberi tanda police line. Sementara daftar nama pasien yang tercatat didalam buku hadir pasien selama dua minggu sebelumnya dipanggil dinas kesehatan setempat untuk dilakukan tes swab.  Sudah pasti ibu mertua saya merasakan kesedihan yang mendalam. Terlebih masyarakat kampung yang demikian hebohnya mendengar berita ini. Begitu mendengar ibu mertua terkena imbas dari dokter yang meninggal, seluruh penghuni rumah ibu mertua, termasuk bapak mertua, kakak ipar, para keponakan, terpaksa harus menjalani karantina mandiri selama 14 hari.


Namun alhamdulillah, hasil tes swab ibu mertua yang keluar 4 hari kemudian menyatakan bahwa ibu mertua non reaktif. Legalah perasaan mertua dan keluarga besarnya di kampung. Tetapi bersamaan dengan kejadian itu, ternyata suami saya juga dinyatakan reaktif covid-19. Hal pertama yang saya rasakan adalah shock dan ketakutan mendalam akan dampak setelah dinyatakan reaktif.


Dari sinilah akhirnya saya tahu mengapa sebagian orang takut memeriksakan diri ke dokter ketika tubuhnya merasakan sakit. Suami awalnya terserang flu berat. Ketika harus mengikuti serangkaian kegiatan yang mengharuskan menginap di hotel, maka ia diwajibkan mengikuti rapid test. Karena flu itulah suami saya dinyatakan reaktif. Begitu disarankan untuk rapid test ulang bahkan setelahnya di swab ternyata hasilnya dinyatakan non reaktif. 


PENCEGAHAN COVID - 19


Sampai saat ini virus covid-19 masih menjadi virus misterius, ibarat jalangkung, ia datang dan pergi tanpa ada yang tahu. Sungguh menjadi wabah yang menyeramkan bila satu persatu diantara kita terjangkiti virus ini secara tiba-tiba. Makanya kita tidak boleh abai dengan keberadaan virus ini. Takut berlebihan pun sebaiknya harus dihindari agar kita tidak dilanda stress.


Yang sebaiknya kita lakukan adalah menjauhkan diri ini dari stress, bisa mengelola emosi dan membuat hati selalu bahagia serta riang gembira. Tak mudah memang melakukannya, apalagi kita dihadapkan pada berbagai persoalan selama pandemi ini. Namun sebisa mungkin kita harus pandai mengelola diri sendiri, karena kita sendirilah yang tahu keadaan tubuh kita.


Mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menjaga asupan gizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menjauhi kerumuman, memakai masker, membawa peralatan sendiri ketika bepergian seperti hand sanitizer, sendok + garpu + sedotan, tissue kering dan basah serta selalu menjaga stamina tubuh agar tetap sehat.


Pandemi memang membuat kita harus mengatur ulang jadwal kegiatan rumah yang telah kita atur selama setahun. Hal baiknya dengan pandemi ini, intensitas kedekatan bersama keluarga makin harmonis. Saya jadi sering berkreasi dengan masakan di dapur sendiri, saya juga sering menemani anak belajar di rumah, bahkan sering bercengkerama dengan keluarga dimana sebelum pandemi saya lebih sering menghabiskan waktu untuk kegiatan diluar rumah.


nasi bakar
nasi bakar dan bothok buatan sendiri


Dengan sering beraktifitas didalam rumah, akhirnya membuat saya makin betah seharian berada didalam rumah. Namun bukan berarti membatasi diri untuk bersosialisasi dengan tetangga atau teman di luar rumah. Sesekali saya beraktifitas diluar rumah, seperti bersepeda bersama suami atau teman se kompleks. Karena bersepeda kini menjadi hobi baru yang menyehatkan semenjak pandemi. Terlebih Bali saat ini tidak seramai dulu. Jalanan yang lebih lengang bisa dimanfaatkan untuk bersepeda bareng mengunjungi tempat-tempat wisata yang terjangkau oleh kayuhan sepeda.


bersepeda
gowes bareng suami


Bersepeda ini selain menyehatkan, juga membuat stamina tubuh terjaga baik. Kita terhindar dari stress, pastinya membuat hati selalu riang gembira. Meski bersepeda, tetap harus mematuhi protokol kesehatan ya.


PENGOBATAN COVID - 19


Semalam mendengar khabar teman sekolah meninggal dunia karena covid-19. Yang bersangkutan sudah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Butuh 3 ampul donor plasma B+, namun baru dapat 1 ampul yang bersangkutan makin lemas dan tidak sadarkan diri. Selang beberapa waktu kemudian teman saya ini dinyatakan meninggal dunia.


Kaget, tidak percaya...inilah yang saya dan teman-teman rasakan. Terlebih bagi istri dan anak-anaknya yang masih butuh kehadirannya. Seseorang yang terlihat sehat-sehat saja sebelumnya, tiba-tiba sakit dan akhirnya meninggal karena virus ini. Ia pribadi yang baik, humble, humoris dan renyah nada bercandanya. Tapi itulah takdir. Allah lebih sayang teman saya ini. Dan virus ini adalah jembatan menuju kehadirat-Nya. Kita doakan semoga almarhum husnul khotimah...aamiin.


DONOR PLASMA


Sampai sejauh ini belum ada obat yang paten untuk penyembuhan virus covid-19 ini. Biasanya seseorang dinyatakan positif covid-19 setelah ia memiliki penyakit bawaan. Seperti tetangga yang awalnya menderita panas berkepanjangan karena radang tenggorokan, lalu dinyatakan positif covid-19. Atau seseorang yang tadinya menderita sakit lambung hebat, begitu dilakukan tes swab ia dinyatakan positif. 


Lalu bila seseorang itu sudah dinyatakan positif dan tidak ada penyakit penyertanya, maka ia dan keluarganya diberikan vitamin, biasanya mereka direkomendasikan untuk mengkonsumsi imboost.


Melihat kondisi yang dihadapi almarhum teman saya, akhirnya saya jadi googling mencari tahu apa sih DONOR PLASMA itu ? Ternyata donor plasma ini berbeda dengan donor darah biasa. Plasma yang digunakan untuk terapi pasien covid-19 berasal dari pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari covid-19 dan sudah memiliki antibodi terhadap virus ini. Antibodi ini dapat berfungsi membantu pasien sembuh dari covid-19. Dengan kata lain plasma darah itu bersifat imunisasi pasif memberikan antibodi dari luar.


Perbedaan yang mendasar antara donor plasma konvalesen dan donor darah biasa, kalau donor plasma hanya memberikan satu komponen saja, sehingga dilakukan jika ada permintaan saja. Sedang donor darah biasa dapat diambil darahnya lengkap sebanyak 350 atau 450 ml. Pengobatan plasma darah ini hanya ditujukan bagi pasien yang kritis akibat virus covid-19, dan bukan untuk pengobatan secara massal. Hal ini dilakukan karena keterbatasan persediaan kantong donor plasma yang ada di rumah sakit atau PMI.


VAKSIN SINOCHEM


Berbagai upaya memang telah dilakukan negara kita untuk menekan kasus pertambahan pasien yang terpapar virus covid-19. Pada kenyataannya, setelah protokol kesehatan diaktifkan, masyarakat sudah menjalani fase kehidupan baru alias new normal, namun pada kenyataannya kasusnya terus meningkat. Menurut data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (25/10/2020), terdapat lebih dari 390.000 jiwa yang positif terinveksi Sars-Cov-2 dan 13.299 orang meninggal dunia. Sementara tercatat 313.764 orang telah dinyatakan sembuh dari covid - 19.


Vaksin Sinochem Biotechnology berasal dari Tiongkok dan menjadi salah satu vaksin yang sedang diuji klinis di Indonesia untuk mengobati pasien covid-19.  Menurut Food and Drug Administration (FDA), vaksin virus corona harus melindungi setidaknya 50 persen orang yang divaksinasi agar dianggap efektif. Selain itu di fase III, para ahli juga melihat ada tidaknya efek samping dari vaksin ini. Yang jelas vaksin ini akan benar-benar disuntikkan ke masyarakat bila sudah dinyatakan aman setelah melalui beberapa tahapan uji klinis.


Sayangnya sampai sejauh ini kita belum tahu harga vaksin ini. Seperti kita tahu untuk melakukan serangkaian tes baik rapid test, rapid test antigen atau swab PCR, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kalau hanya sekedar rapid test tentu hanya butuh biaya 150 ribu saja, namun hasilnya belum tentu akurat. Sedang untuk biaya rapid test antigen atau swab PCR tentunya lebih mahal dari rapid test biasanya.


Inilah kebijaksanaan yang dilakukan pemerintah daerah demi memutus rantai penyebaran covid-19 menjelang libur Natal  2020 dan Tahun Baru 2021.  Seperti contohnya pemerintah propinsi Bali yang memberlakukan wisatawan yang berkunjung ke Bali, bila ia menggunakan angkutan udara maka diharusnya menunjukkan surat keterangan Swab PCR  h-2 sebelum keberangkatan dan mengisi e-hac, sedang bila ia menggunakan angkutan darat maka diharuskan menunjukkan surat rapid test antigen. Peraturan ini berlaku mulai dari tanggal 18 Desember 2020 sampai dengan tanggal 4 Januari 2021.


Semoga vaksin sinochem ini memang bisa membunuh virus covid-19 serta harganya terjangkau, agar semua sektor yang terdampak akibat pandemi ini bisa normal kembali. Para pekerja bisa kembali bekerja dengan giat, anak-anak pun kembali ke bangku sekolah dengan riang gembira.


TENTANG HALODOC


Meski di rumah, namun jangan sampai kudet ya. Tanpa kita sadari semenjak pandemi ini kebutuhan internet makin meningkat. Mau tidak mau kita harus membuka wawasan kita, menggali berbagai informasi melalui media internet. Terutama informasi seputar kesehatan.


Halodoc menjadi salah satu ruang untuk menggali informasi, berkonsultasi pada ahlinya dan mencari solusi penyembuhan. Berbagai artikel kesehatan yang bermanfaat bisa kita dapatkan di website ini. Mau tanya seputar kesehatan kepada dokter yang ahli dibidangnya, tak perlu jauh-jauh datang ke tempat prakteknya. Mau mencari info seputar rumah sakit cukup buka website ini.  Intinya di Halodoc, Anda bisa mendapatkan apa saja, pastinya seputar kesehatan. So jangan hanya mager ya, yuk gali informasi sebanyak-banyaknya seputar kesehatan di website Halodoc ini.



Posting Komentar

35 Komentar

  1. Aku belom berani donor plasma, kalo donor darah biasa rutin 3 bulan sekali, huuuuu. Aah, ga berasa banget ya dipenghujung tahun, menyambut tahun baru dan vaksin daah, semoga semuanya selalu sehat ya Maaak dan harga vaksinnya terjangkau oleh semua lapisan masyrakat.

    BalasHapus
  2. Bener deh Mba, alhamdulillah setahun ini aku sama sekali ga menginjakan kaki di rumah sakit. Sekarang ada gejala apa2 tindakan perdana nya konsultasi halodoc dulu. Membantu banget alhamdulillah, apalagi buat aku yg parnoan gini huhu

    BalasHapus
  3. kita emang sebisa mungkin kudu terus jaga kondisi ya mbaak, memang menantang banget sih karena aktivitas apapun harus jalan juga. semoga semua segera terlewati yaa aamiin

    BalasHapus
  4. ngikutin berita ttg vaksin ini puyeng sendiri mba :( aku sih nanti ajalah kalau udah fix semuanya, plus tetap jaga protokol kesehatan walau sudha di vaksin juga

    BalasHapus
  5. Setuju banget ini kalo halodoc sangat membantu kita dalam mendapatkan informasi seputar kesehatan yaa.. akupun sangat terbantu dengan aplikasi halodoc, pernah janjian sama dokter melalui aplikasi halodoc saat datang ke RS sudah bisa langsung ditangani deh

    BalasHapus
  6. beneran deh anakku udah mau satu tahun ini d rumah aja, ga tau temen sekelsnya dari awal masuk kelas 4, mudah2an segera berakhir masa2 pandemi gini

    BalasHapus
  7. beneran deh anakku udah mau satu tahun ini d rumah aja, ga tau temen sekelsnya dari awal masuk kelas 4, mudah2an segera berakhir masa2 pandemi gini

    BalasHapus
  8. Di masa pandemi gini memang ya meminimalisir kegiatan di luar, bagus ya ada halodoc kita bisa konsul ke dokter lewat aplikasi memudahkan dan cepat, saya juga pernah bermanfaat banget pas lagi malem gak ada dokter, konsul ke halodoc bisa tanya-tanya dan penanganan pertamanya.

    BalasHapus
  9. kalau donor yang ada darah-darahnya saya abur deh, atuh maaah rempong ini takut banget ama darah.
    Padahal ya tiap bulan liat darah sendiri :D

    Selain itu saya takut ditusuk jarum sih, makanya agak parno juga nih mengingat vaksin coronavac bentar lagi bakalan disebar, takut atuh mah disuntik, apalagi dengar-dengan kudu 2 kali, dan efek sampingnya nyeri, udah mau ngompol aja bayanginnya hahaha

    BalasHapus
  10. Vaksin sinochem semoga bisa membuat antibody jadi tangguh.

    Soal donor plasma, mpo lihat di tausiah aa gym .banyak yang sembuh pasien

    Semoga COVID-19 cepat berlalu dan kita bebas lepas masker kemana saja

    BalasHapus
  11. nyimak yah, sambil menanti kepastian anak2 masuk sekolah tatap muka dan psbb lokal di buka kembali

    BalasHapus
  12. Saya berharap banget pandemi cepat berlalu dan vaksin ini bisa didistribusikan cepat soale saudara terdekat saya meninggal karena covid dan adek sepupu juga sekarang kena.

    BalasHapus
  13. aku juga lagi banyak baca mengenai vaksin ini mba... rasanya ingin au dengan baik mengenai vaksin yang sudah ditunggu - tunggu ini

    BalasHapus
  14. Yang kasihan anak baru ya mbak bener2 belum kenal dengan teman & gurunya sudah mulai belajar online. Aku masih bingung ini semester depan apakah ada tatap muka atau gak, aku izinkan atau gak bener=bener masih gak ada bayangan. Makin banyak ya kasus positif. Aku berharap vaksinnay juga segera bisa dirasakan manfaatnya

    BalasHapus
  15. Akhirnya semua mulai terbiasa dengan keadaan ini bun, mau gak mau memang harus beradaptasi dan mengimbangi diri ya.
    Semoga pandemi segera berlalu

    BalasHapus
  16. wuah vaksin sinochem bisa jadi solusi yang aman ya
    yaa semoga vaksin2 ini segera bisa kita rasakan manfaatnya
    supaya kita bisa bergerak bebas

    BalasHapus
  17. Kalau lagi flu batuk dan pilek begitu di rapid test biasanya akan reaktif akan strain virusnya sejenis sama-sama virus corona. Memastikannya memang di-swab dan hasilnya ya hanya positif atau negatif bukan reaktif atau non reaktif lagi.

    2 minggu yang lalu kami sekeluarga juga kena batuk pilek dan kami tidak pergi ke dokter tapi minum lemon, jahe setiap hari. Ya biasa mengikuti siklus flu, dari hidung ngucur ingus sampai ke batuk lalu sembuh.

    BalasHapus
  18. Semoga vaksin ini dikembangkan secara masif dan daya belinya terjangkau ya. Jadi misal ada sebagian orang yang tidak masuk prioritas pemberian vaksin gratis, masih bisa melakukannya sendiri gitu.

    BalasHapus
  19. Uda deg-degan aja ya, kak...masa pandemi dan kini vaksin pun belum tahu mana yang terbaik.
    Tapi asal ada jaminan dari Pemerintah dan informasi yang jelas dari Halodoc, mari kita ikhtiar bersama.

    BalasHapus
  20. kemarin saya membaca informasi di media online katanya adanya pemberhentian sementara, semoga ada vaksin yang aman dan segera bisa digunakan masyarakat.

    BalasHapus
  21. jangan pernah mau terpuruk oleh pandemi, kudu tetep peroduktif dan kita galakkan 3 M. Masyarakt juga jangan lupa intuk vaksns

    BalasHapus
  22. Mbak, aku malah gagal fokus melihat nasi bakar dan botoknya. Jadi pengen deh...btw memang sejak ada korona ini kita lebih produktif ya, masak2 pun bervariasi tiap harinya dengan menu baru dan juga sekarang sudah banyak yang gowes nih buat kesehatan tubuh mereka

    BalasHapus
  23. Berharap banget nih kalau udah ada vaksin, bisa gratis untuk semua rakyat. Gratis aja kadang masih banyak yang ngeles. Apalagi kalo mesti bayar.

    BalasHapus
  24. Aku tuh sebenarnya belum paham betul mbak vaksin ini untuk apa. Tapi karena covid makin "gila," mau gak mau ya harus tahu biar paham

    BalasHapus
  25. Semoga saja setelah beberapa hari yang lalu presiden joko widodo dalam pernyataan persnya bahwa vaksin ini diberikan secara gratis untuk seluruh rakyat indonesia dapat segera diberikan. Dan covid-19 pun dapat segera pergi dari Indonesia ini

    BalasHapus
  26. Kemarin ini ada suaminya temen udah pakai ventilator di RS Sanglah Den Pasar mencari donor plasma darah A+. Rada susah ya, golongan darah A+ aja sulit, ini plasma dari yg sudah sembuh Covid. Semoga terselamatkan. Makin ngeri aja ini Covid. Semoga vaksinnya cepat diberikan ke masyarakat.

    BalasHapus
  27. Sambil berikhtiar, kita tetap terus berdoa, semoga virus bisa segera minggat. Menyedihkan banget, semua kena imbasnya. Dahsyat banget dah ya Allah.

    Saya baru tau kalo donor darah plasma itu beda dengan donor darah biasa ya. Nice info. Syukur deh sang suami saat tes kedua hasilnya non reaktif. Risiko juga ya dites swab saat lagi kurang sehat, hasilnya bisa reaktif... 🤔🤔

    BalasHapus
  28. Sama Mbak, di sekolah anak saya juga gitu banyak yang pindah sekolah ke kampungnya sehingga nomor absen di kelasnya jadi berubah. Ini juga berdampak kepada pendapatan sekolah dan gaji guru-guru yayasan ya.

    BalasHapus
  29. Aku memang masih awam sih tentang donor plasma, dan masih liat2 dari youtube katanya emang tokcer banget donor plasma. Jadinya vaksin atau plasma bisa dijadikan alternatif saat ini.

    BalasHapus
  30. iya ya mba, aku juga kepikiran tentang sekolah swasta, pastinya lebih berat dibanding sekolah negeri.ya mbaa.. huhu. Semoga vaksinya bener bener bisa segera ditemukan ya mbaaa.. aamiin..

    BalasHapus
  31. Sedih banget ya. Saya terakhir ke Bali di bulan Maret, persis dengan awal kasus Covid-19 diumumkan oleh pemerintah. Suasana saat itu memang sudah berbeda. Waktu saya pulang dari Bali, pemerintah Provinsi Bali mengumumkan untuk anak-anak sekolah belajar di rumah. Waktu itu saya tidak menyangka bisa selama ini, karena saya sudah berencana di bulan Agustus untuk ke Bali lagi.
    Ternyata sampai sekarang masih berlangsung pandemi ya

    BalasHapus
  32. Semoga vaksin sinochem segera lolos fase III, sehingga bisa untuk melindungi kita semua. Udah kangen banget nih, pergi jalan-jalan bebas di mal dan tempat wisata.

    BalasHapus
  33. Syukurlah ada informasi ttg vaksin ini, semua rakyat udah beharap banyak. Angin segar buat pihak-pihak yang selama ini usahanya terkena dampak pandemi.

    BalasHapus
  34. Sepupuku beberapa bulan lalu juga kena gejala covid mba, tapi alhamdulillah sudaha man sekarang. Sehat-sehat ya mba Yuni di sana beserta keluarga. Jaga diri selalu

    BalasHapus
  35. Sehat - sehat selalu ya untuk kita semua, vaksin dan nutrisi harus oke yah zaman pandemi gini

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...