Susah Cari Obat Saat Isoman? Di KIS aja!

Covid-19 banyak memberikan pelajaran berharga bagi saya. Tepat setahun yang lalu kami sekeluarga pernah terpapar virus ini. Kala itu varian virus ini masih mengganas, dan belum muncul varian omicron yang saat ini makin mewabah.


pentingnya isoman untuk pasien covid-19


Bukan berarti kala itu saya dan keluarga tidak menerapkan hidup sehat atau tidak mematuhi protokol kesehatan. Rumah setiap hari selalu bagus ventilasinya, kami selalu memakai masker, membawa hand sanitizer bahkan menjauhi kerumunan. Bahkan saya dan suami sering olahraga bersepeda, hanya berdua saja. Kalau dipikir-pikir darimana kami bisa terpapar virus covid-19?


Awal Mula Terpapar Covid-19


Setahun yang lalu suami saya dinyatakan lulus tes Sesko AD, itu artinya ia harus menjalani serangkaian pendidikan. Satu bulan di Kodam setempat (out campus) dan lima bulan di Sesko AD Bandung (in campus). Selama belajar satu bulan ini banyak tugas yang harus diselesaikan. Berangkat pagi pulang petang. Setelah itu harus berangkat lagi untuk belajar bersama hingga larut malam. Keesokan harinya harus mengulang aktifitas yang sama.


Sudah kebayang kan bagaimana capeknya suami saya dan teman-temannya yang tergabung dalam gelombang satu. Meski jumlahnya hanya 22 orang, dan tempat duduk pun sudah diatur sedemikian rupa, namun jika stamina tubuh terforsir pasti virus itu pelan-pelan akan masuk ke tubuh.


Ternyata benar, ada satu orang teman suami yang tumbang. Ketika dilakukan tes swab PCR yang bersangkutan dinyatakan postif SARS-CoV2. Akhirnya satu kelas ditracing. Suami yang waktu itu sudah merasakan tenggorokan gatal sempat was-was kalau ia juga positif covid. Dan keesokan harinya setelah serangkaian tes swab PCR itu selesai dilakukan, hasil tes suami menunjukkan positif SARS-CoV2.


Masih belum percaya dengan lembaran kertas dihadapannya, suami melakukan second opinion mengulang lagi tes swab PCR untuk kedua kalinya. Dan hasilnya masih tetap sama alias positif SARS-CoV2. Dari sinilah akhirnya kami sekeluarga ditracing. Qodarullah hasilnya semua positif SARS-CoV2. Tercatat ada lima keluarga yang harus menjalani karantina di hotel Ibis – Kuta, Denpasar selama 10 hari.


Sungguh bersyukur kami sekeluarga dinyatakan positif SARS-CoV2, coba kalau anak kami negative, bagaimana dengan nasibnya? Sementara melihat kejadian tetangga yang dinyatakan positif covid kala itu, anak-anaknya tetap harus berdiam diri didalam rumah meski mereka sehat tanpa terpapar covid-19. Jadilah kami menempati sebuah kamar di lantai 2 hotel Ibis Kuta, dan seolah-olah sedang menikmati liburan panjang bareng keluarga.


Bagaimana Gejala Terpapar Covid-19?


Saya termasuk orang yang gampang stress. Dibentak sedikit saja bisa jadi pikiran. Ada teman yang menuliskan pesan menyakitkan meski melalui japri WhatsApp, sudah membuat saya nelangsa yang akhirnya menangis dengan sendirinya. Apalagi melihat kenyataan suami terpapar covid-19. Seketika itu saya langsung stress. Tiba-tiba saya merasakan kepala pening, badan ngilu-ngilu, mulut pahit dan mual tiba-tiba menyerang hebat.


Keesokan harinya ketika dilakukan tes swab PCR, nyatanya saya juga positif SARS-CoV2 dengan CT Value yang sangat rendah. Makanya ketika menjalani isolasi di hotel Ibis, saya yang paling parah merasakan gejalanya. Setelah ngilu dan kepala pening hilang, saya pun kehilangan indra penciuman. Ketika makan saya hanya merasakan asin dan manis saja, tidak bisa mencium aroma makanan. Bahkan aroma wangi sabun pun tidak tercium. Hal ini berlangsung selama 7 hari. Wajar saja ketika di hari ke-10 dilakukan tes swab PCR kembali, saya pun masih dinyatakan positif covid-19.


Kalau suami mengalami tenggorokan gatal dan batuk, berbeda dengan anak saya. Dia merasakan sehat dan tidak merasakan gejala apa-apa, namun ia juga dinyatakan positif SARS-CoV2. Inilah yang membuat anak saya marah. Kebiasaannya yang tiap sore voli bersama teman-teman di asrama terpaksa harus berhenti karena covid-19. Namun dari sini kami bisa mengambil hikmah, mungkin inilah cara Allah mengistimewakan kami. Dengan terpapar covid-19 satu keluarga, kami bisa bercengkarama dalam satu kamar selama 10 hari.


Biasanya masing-masing dari kami disibukkan oleh rutinitas, sehingga kami jarang bercengkerama bersama meski dalam satu rumah. Pagi berangkat beraktifitas, sore pulang sudah capek, malamnya tidur. Jadi positif thinking saja ketika terpapar covid-19 setahun lalu.


Bagi yang tidak memiliki komorbid, terpapar virus covid-19 tidak terlalu mengkhawatirkan. Dan akan membahayakan bagi yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Seperti yang dialami suami. Meski suami dan teman-temannya terpapar covid-19, namun masih berkesempatan mengikuti pendidikan secara online. Kadang tugas-tugas pun harus diselesaikan dengan cepat.


Rupanya hal ini juga berpengaruh terhadap psikisnya. Asam urat tiba-tiba kambuh. Sementara di hotel tempat kami menjalani isolasi tidak menyediakan obat asam urat. Kami disarankan harus membeli sendiri. Waktu itu yang ada dalam benak saya hanya apotek K24 yang terlengkap. Saya download aplikasi K24 dan menemukan obat-obatan asam urat.


Ada syarat khusus di hotel tempat kami isolasi waktu itu, bahwa pembelian apapun harus dibayar memakai uang elektronik, dan barang pesanan harus dititipkan di lobi hotel. Jadilah waktu itu saya memesan obat melalui kurir.


Sama halnya dengan suami. Saya yang memiliki penyakit hipertensi bawaan rupaya berpengaruh juga dengan tensi saya. Tensi yang biasanya normal, begitu terpapar covid-19 tensi saya naik setinggi-tingginya sampai tembus angka 200. Sampai petugas pun terbelalak, dan menganggap bahwa alat tensimeter-nya rusak.


Sekali lagi berhubung hotel tidak menyediakan obat-obatan lengkap, saya kembali membeli obat menggunakan aplikasi K24.

 

Obat Untuk Covid-19


Berita saya terpapar virus covid-19 waktu itu cepat menyebar kemana-mana. Bersyukur sekali teman-teman peduli dengan kondisi saya. Banyak yang menyarankan untuk konsumsi obat-obatan herbal. Ada juga yang menyarankan untuk membeli obat cina dan tablet lainnya.


obat untuk covid-19


Namun dari pihak medis yang ditugaskan untuk memeriksa kesehatan pasien covid-19 selama isolasi di hotel Ibis Kuta, ternyata obatnya hanya madu yang disediakan tiap pagi bersamaan dengan tablet Beceford, lalu ditambah makanan bergizi yang disediakan 3x sehari, buah-buahan dan minuman seperti kacang hijau.  Serta setiap pasien disarankan untuk berjemur sekitar jam 10 pagi di balkon hotel.


Imbas Setelah Terpapar Covid-19


Inilah yang lebih menyeramkan. Dinyatakan positif covid-19 itu sedih. Sudah diharuskan isolasi selama 10 hari, orang-orang disekitar kita harus ditracing. Setelah menjalani isolasi selama 10 hari masih dikucilkan tetangga. Inilah yang pernah saya alami waktu itu.


Setelah 10 hari, kami diharuskan pulang ke rumah untuk menjalani isolasi mandiri selama seminggu kemudian. Padahal menurut informasi dokter, virus covid-19 itu tidak lagi menular setelah 10 hari. Bahkan pasien yang sudah menjalani isolasi selama 10 hari, dan hasil tes swab PCR masih menunjukkan positif covid-19, itu bukan berarti ia masih terpapar covid-19. Itu hanyalah ampas atau sisa-sisa virus yang sudah tidak menular.


Bila dilakukan tes swab antigen maka hasilnya menunjukkan negative. Namun bagi orang di sekitar melihat tetangganya terpapar virus covid-19, tentunya mereka akan menjauh. Meski tetangga ini sudah menjalani isolasi selama 10 hari. Selama mereka belum melihat hasil ulang tes swab yang menunjukkan negative SARS-CoV2, selama itu pula si tetangga akan terkucilkan.

 

Varian Omicron Yang Mengganas


Setahun telah berlalu. Covid-19 bukannya makin mereda, malah bermunculan varian baru yang penularannya lebih cepat. Baru saja sekolah dibuka kembali. Anak-anak mulai menikmati rutinitasnya sebagai pelajar. Berangkat pagi, berseragam lengkap, lalu bertemu dengan teman-temannya dan mengikuti pelajaran seperti dulu. Meski jumlah siswa yang mengikuti tatap muka dibagi dua, ada kelas pagi dan kelas siang, nyatanya mereka sangat antusias menerima pelajaran dari gurunya, yang sudah lama didambakan.


varian Omicron yang mengganas


Ya…dua minggu PTM itu berlangsung, tiba-tiba harus dihentikan karena beberapa siswa terpapar virus covid-19. Sedihnya lagi, siswa yang terpapar covid-19 itu ada di kelas Fawaz, anak saya. Siswa ini ada di kelas siang sementara Fawaz kelas pagi. Sedang ia terpapar virus covid-19 karena klaster keluarga. Jadilah satu kelas ditracing dan dilakukan swab PCR. Hasil pertama menunjukkan semuanya negative SARS-CoV2. Lima hari kemudian dilakukan tes swab PCR ulang, hasilnya sungguh mengejutkan.


Lima orang siswa termasuk Fawaz dinyatakan positif Covid-19. Ceritanya saat itu sungguh menghebohkan. Kebetulan saya dan teman-teman asrama sedang olahraga bersepeda disekitaran Sanur. Begitu sampai Kepaon, Fawaz menelpon saya dan menyampaikan bahwa ia ditelpon Babinsa dan dianjurkan menjalani isolasi, karena datanya masuk Kominfo Bali, termasuk pasien covid-19.


Alangkah paniknya saya. Saya belum menerima bukti bahwa Fawaz terpapar covid-19, tetapi Fawaz sudah ditelpon Babinsa. Ternyata data yang tertera dalam daftar Kominfo adalah data anak bukan orang tuanya. Saat itu juga saya mencari kebenaran info dengan menelpon ulang Babinsa dan guru wali kelasnya.


Sore harinya saya baru menerima bukti bahwa Fawaz dinyatakan positif covid-19. Benar-benar shock saya beberapa hari yang lalu. Bahkan, airmata ini terus membasahi pipi saya. Setiap ada yang menelpon selalu airmata ini yang keluar. Apalagi ketika ada teman yang datang membawakan makanan dia sudah menjaga jarak. Ketakutan pun kembali menghinggapi saya.


Membayangkan Fawaz akan diisolasi, lalu saya ditracing. Kemudian teman-teman gowes saya yang siangnya bersepeda bareng saya, pasti mereka juga ditracing. Sementara keadaan sudah berbeda dengan tahun lalu. Saat ini saya tinggal berdua dengan Fawaz, mengontrak rumah di Denpasar. Sementara suami sudah berpindah tugas ke Bogor. Akan lain ceritanya kalau kami terpapar covid-19 dan berjauhan dengan suami seperti saat ini.


Akhirnya, demi mencari second opinion kami kembali melakukan tes swab PCR di laboratorium swasta. Alhamdulillah hasil tes swab tersebut menyatakan kami sehat. Seketika itu saya hubungi pihak Babinsa dan kominfo Bali supaya mengubah status Fawaz di aplikasi Peduli Lindungi dari positif menjadi negative.


Namun, beberapa hari kemudian saya merasakan hal yang aneh dalam diri saya. Awalnya saya makan gorengan, mungkin karena kebanyakan akhirnya tenggorokan saya merasakan gatal. Lalu saya coba minum air hangat dicampur madu, ditambah minum obat batuk. Dari situ batuknya terlihat berlendir. Ah, mungkin ini flu, pikir saya. Kemudian saya coba ikut olahraga bersepeda bareng teman-teman.


Sebenarnya saat bersepeda itu saya merasakan badan kurang fit. Namun karena menganggap olahraga ini menyehatkan, akhirnya saya lanjutkan sampai siang. Dan keesokannya ketika jadwal vaksin booster saya tiba, saya dinyatakan gagal ikut vaksin karena tensi terlalu tinggi.


Tiga kali ditensi menunjukkan angka diatas 200. Benar-benar kaget saya. Saya tidak pernah mengalami tensi sampai setinggi itu. Bahkan ketika berobat ke dokter disarankan untuk periksa lanjutan ke dokter ahli penyakit dalam. Alangkah terkejutnya saya mendengar ucapan dokter seperti itu. Padahal saya tidak merasakan apa-apa, pusing pun tidak.


Apa yang saya alami ini saya ceritakan ke suami, juga ke Fawaz. Bukannya mereka terkejut, tapi malah bilang….”sudah dikasihtahu gak usah vaksin dulu tetep aja berangkat”


Lalu saya pun ingat kejadian setahun lalu ketika saya dinyatakan positif covid-19. Apa mungkin saat ini saya juga terpapar covid-19 lagi? Dulu tensi saya pernah naik sampai 200 lebih sampai perawat bilang alat tensinya rusak, ketika saya positif covid-19. Dan tensi itu normal kembali ketika saya sudah sehat.

 

Tentang K24 Isoman Store (KIS)


Bersyukurnya saya ditawarin untuk mengikuti zoom meeting bersama K24, yang ternyata materinya sesuai dengan apa yang saya rasakan. Sejak dulu apotek K24 sudah meluncurkan aplikasi yang bisa diunduh melalui playstore handphone android. Namun saat ini K24 meluncurkan aplikasi K24 Isoman Store khusus untuk pasien covid-19 tanpa gejala berat dan menjalani isolasi mandiri di rumah.


K24 Isoman Store merupakan layanan khusus yang disediakan oleh Apotek K-24 bagi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri. Layanan pembelian produk terapi Covid-19 secara online ini dapat diakses dengan konsultasi dokter. 


Saat ini varian Omicron tengah mengganas. Penularannya sangat cepat. Meski banyak yang bilang varian Omicron tidak separah varian Delta, namun tetap saja terpapar Covid-19 sangat menyedihkan. Apalagi bagi yang sudah menerima vaksin lengkap, akan cepat sembuhnya jika terpapar virus ini. Varian Omicron ini dalam jangka waktu 5 – 7 hari si penderita sudah dinyatakan negative. Namun untuk isolasi tetap harus dijalani selama 10 hari.


Meningkatnya kasus Covid-19 di awal tahun 2022 ini membuat Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga. Apalagi dengan munculnya varian Omicron yang dapat menyebar dengan cepatVarian Omicron di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak pertama kali diidentifikasi di Indonesia pada 15 Desember 2022. Melansir data dari Satgas Covid-19, hingga Rabu (9/2/2022) pukul 12.00 WIB menunjukkan ada penambahan 46.843 kasus baru Covid-19. Jumlah ini hampir mendekati angka tertinggi pada gelombang kedua di Indonesia yaitu 56.757 kasus harian, jika dilihat dari situs worldometers.info.


K24 Isoman Store merupakan layanan pembelian produk terapi Covid-19 secara online yang bisa diakses melalui aplikasi K24Klik.

 

Melalui K24 Isoman Store, pasien Covid-19 tak perlu lagi kesulitan mencari stok obat-obatan Covid-19. Pasien bisa melihat langsung ketersediaan stok obat-obatan, misalnya seperti Avigan, Favipiravir, Oseltamivir, Vitamin D3 1000 IU, multivitamin dan alat kesehatan untuk pasien Covid-19. Bahkan obat Covid terbaru pun ada, yaitu Molnupiravir.

 

Pesanan yang membutuhkan resep dokter akan dibantu oleh Dokter Siaga Online yang siaga 24 jam dan produk dikirim ke alamat pasien. Setiap produk yang dipesan oleh pasien akan disesuaikan dengan gejala yang dialami. Sehingga satu pasien dengan yang lainnya bisa mendapatkan paket produk yang berbeda.

 

Saat ini K24 Isoman Store tersebar di 13 kota di Indonesia, seperti Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Palembang. Lokasi gerai tersebut disiapkan menjadi Isoman Super-Store, memiliki varian dan stok yang cukup besar.


Dan inilah yang saya rasakan saat ini. Semenjak saya gagal vaksin booster karena tensi tinggi, saya merasakan tenggorokan makin bermasalah. Batuk berdahak, kepala pening, mulut pahit, tulang ngilu-ngilu dan perut rasanya mual. Namun saya takut melakukan tes swab PCR, takut berimbas ke anak dan teman-teman.


Kebetulan dalam acara zoom meeting tersebut, pihak K24 memberikan voucher gratis sebesar Rp.100.000,- kepada semua peserta untuk mencoba aplikasi K24 Isoman Store dan berbelanja obat-obatan sesuai kebutuhan. K24 Isoman Store ini memang ditujukan untuk memenuhi obat-obatan bagi penderita covid-19 tanpa bergejala yang menjalani isolasi mandiri di rumah.


Sadar akan keterbatasan obat-obatan ditambah terbatasnya sarana konsultasi untuk pasien covid-19, maka K24 Isoman Store ini hadir, karena di aplikasi ini ada obat tertentu yang tidak bisa dibeli tanpa resep dokter. Bahkan, pasien diberikan kebebasan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai keluhan seputar covid-19 yang dideritanya.


belanja obat melalui K24 Isoman Store


Dengan voucher gratis yang saya terima setelah ikut zoom meeting K24 ini, saya mencoba berbelanja obat-obatan di gerai K24 Isoman Store. Saya memilih Becom-Zet, multivitamin yang dulu pernah saya konsumsi saat terpapar covid-19; dan memilih FLUIMUCIL Acetylcysteine 200mg, sebagai obat flu yang saya alami.


Prosedurnya sangat mudah. Setelah saya memilih obat, disitu akan ditunjukkan jumlah yang harus saya bayar. Lalu saya masukkan voucher Rp.100.000,- sesuai dengan kode voucher yang saya dapat, setelah itu saya ditanya untuk kekurangan pembayaran memakai apa? Saya pilih OVO, seketika itu langsung terkoneksi ke OVO, maka pembayaran pun lunas.


belanja obat melalui aplikasi K24 Isoman Store


Oh ya, untuk proses pengiriman akan diberikan dua alternative, dikirim oleh kurir atau diambil sendiri ke apotek. Kalau dikirim kurir akan dikenakan biaya tambahan, tetapi jika diambil sendiri gratis. Saya memilih mengambil sendiri, sekaligus ingin melihat langsung pelayanan di K24.


mengambil obat di apotek K24


Ternyata tanggapannya sangat cepat. Begitu saya memesan obat, langsung ada jawaban melalui aplikasi bahwa obat akan disiapkan beberapa menit. Setelah obat siap, maka pihak apotek menginformasikan bahwa obat siap diambil. Saya pun langsung menuju apotek K24 yang ada di Jalan Teuku Umar – Denpasar Barat.


Tanpa menunggu lama, setelah saya tunjukkan pesanan melalui aplikasi di handphone, petugas pun langsung menyerahkan obat yang saya pesan. Keesokan harinya saya kembali di messenger oleh pihak apotek menanyakan tentang obat tersebut dan menanyakan apakah puas dengan layanan K24?


Saya sangat berterimakasih dengan adanya K24 Isoman Store ini. Obat-obatan yang saya beli ternyata tidak salah. Wajar saja harga FLUIMUCIL sampai Rp. 80.000,- an, karena khasiatnya sangat manjur. Saya yang merasakan meriang, badan pegal-pegal, mata pening dan perut mual, dengan ikhtiar obat tersebut keluhan saya perlahan membaik.


Semoga apa yang saya rasakan hanyalah flu biasa seperti layaknya orang menderita flu berat dan bukan karena Omicron. Namun, saya tetap saja akan menjalani isolasi mandiri selama seminggu kedepan, supaya stamina saya kembali fit dan saya bisa kembali mendaftar untuk mengikuti vaksin booster.


Kita memang tidak boleh abai dengan covid-19 ini, namun kita juga tidak boleh takut berlebihan. Pada akhirnya nanti covid-19 ini akan menjadi wabah yang biasa terjadi di masyarakat. Namun yang harus diwaspadai adalah mereka yang memiliki komorbid, karena covid-19 ini sangat mempengaruhi pasien yang berkomorbid.


KIS solusi terbaik untuk pasien isoman


Sekali lagi untuk pasien covid-19 yang tidak bergejala berat dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumah, jangan khawatir tidak mendapat perhatian dan tidak mendapatkan obat. Segera unduh aplikasi K24 Isoman Store. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan obat tanpa khawatir akan kehabisan stok, karena di K24 Isoman Store ini tersedia banyak stok obat khusus pasien covid-19. Susah cari obat saat ISOMAN? Di KIS aja! Jadi yuk kita sama-sama ikhtiar sembuh bersama K24 Isoman Store.

 

Tentang Apotek K-24

 

Apotek K-24 merupakan Jaringan Apotek Waralaba Nasional yang buka 24 jam nonstop setiap hari dan berkomitmen untuk menyediakan kebutuhan obat-obatan yang komplit dengan harga yang wajar. Dedikasi untuk melayani masyarakat dengan manajemen yang modern dan kebijakan harga yang tetap sama pada Pagi, Siang, Sore, Malam, hari biasa maupun hari libur, menjadikan Apotek K-24 menjadi apotek favorit di Indonesia.

 

Berdiri tahun 2002, dalam kurun waktu 19 tahun Apotek K-24 telah berkembang hingga lebih dari 600 gerai yang tersebar di 133 kota/kabupaten dan 26 provinsi. Pengembangan Apotek K-24 di seluruh Indonesia dilakukan secara waralaba maupun dengan membuka gerai sendiri (company owned). Lebih dari seratus penghargaan telah diraih oleh Apotek K-24, salah satunya dari Museum Rekor Indonesia sebagai Apotek Jaringan Pertama di Indonesia yang Buka 24 Jam Non Stop Setiap Hari. Tak hanya itu, hingga saat ini Apotek K-24 masih menyandang predikat TOP Brand dan WOW Brand sebagai apotek yang paling dikenal masyarakat.

 

Selama pandemi, Apotek K-24 berusaha menjadi solusi bagi masyarakat dalam melayani kebutuhan obat-obatan tanpa meninggalkan rumah melalui layanan apotek online K24Klik. Layanan K24Klik mempermudah masyarakat untuk memesan obat via aplikasi dan obat diantar langsung ke alamat pasien.


Posting Komentar

13 Komentar

  1. Wah terpapar covid sekeluarga!

    Sekarang saya sedang mengalami anak anak yang isoman di rumah, Yuni. Tapi karena pengalaman sebelumnya suami isoman tahun lalu, saya jadi lebih santai

    Untuk obat dan vitamin saya percayakan pada KIS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Tanti kita belajar dari pengalaman ya Mbak...sehat selalu mbak...

      Hapus
  2. jadinya lebih praktis yaaa, biasanya susah cari obat apalagi pas kondisinya kasus lagi tinggi huhu, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, dan yang sakit segera disembuhkan

    BalasHapus
  3. puji Tuhan sekarang di permudah ya mbak, jadi ga puyeng nyari obat pas lagi isoman hahhaaa

    BalasHapus
  4. Mamaku sama adikku lagi isoman mbak, sekeluarga positif. Makanan, obat2an online sekarang belinya. Btw aku baru tau ada layananan KIS, thanks infonya ❤️

    BalasHapus
  5. Dari cerita beberapa teman, saat ini mencari obat dan suplemen mulai susah. Sepertinya karena saking banyak yang sakit. Memang jadinya lumayan merepotkan kalau harus datang ke satu apotek trus ke apotek lain. Melelahkan.

    Bagus banget kalau bisa beli secara online begini. Yang sedang isoman dan karantina pun bisa lebih tennag. Tetap bisa beli obat tanpa harus keluar rumah.

    BalasHapus
  6. Wah aku baru tau, klo gini kan mempermudah banget. Ga harus keluar rumah, dan obat yg dibutuhkan saat isoman juga lengkap dan pasti ada ��

    BalasHapus
  7. Informasi ini sedang aku butuhkan sekali, kak Yuni.
    Karena keluarga kami di Surabaya sedang isoman. Aku coba pesan online di K24 Isoman Store (KIS) yaa.. Semoga menemukan vitamin dan obat yang tepat.

    BalasHapus
  8. Merasa terbantu banget ya dengan adanya K24 Isoman Store ini, ikut sedih baca cerita pengalaman sampai dinyatakan positif satu keluarga. Sehat-sehat selalu ya Bun, dan keep spirit

    BalasHapus
  9. Sangat membantu yaa K24 Isoman Store ini, apalagi bila tidak sempat keluar rumah dan harus butuh obat-obatan segera

    BalasHapus
  10. Saat pandemi begini memang harus tahu segala hal mengenai penyakit dan cara mendapatkan obatnya ya mbak, alhamdulillah sekarang sudah ada K24 jadi ga bingung lagi saat isoman. Semoga sekarang mbak dan keluarga sudah sehat kembali yaa.

    BalasHapus
  11. Iya nih mbak, naik lagi ya kasusnya, varian baru pula. Banyak yang bilang malah sebaliknya, gak ganas. Tp ya bagiku namanya kena virus tetep aja siapa sih yang mau sakit, enakan juga sehat kan ya? Jd tetep kudu waspada dengan jaga prokes
    Dulu banyak yg ngeluh kehabisan obat saat isoman ya, skrng dengan inovasi pembelian obat kyk gini jd makin memudahkan yaa

    BalasHapus
  12. Benar mba kalau nggak ada komorbid ya nggak terlalu parah kenanya. Tapi kalau ada komorbid ini yang kasihan. Makasih sudah berbagi informasi ya

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...