Dampak Pandemi dan Implementasinya Di Kehidupan Nyata


Dampak pandemi dan implementasinya di kehidupan sehari-hari terasa nyata. Sudah tiga bulan lebih virus covid-19 ini bercokol di negara kita. Makin hari jumlah penderitanya makin bertambah hingga berada di angka mendekati 60 ribu. Ironis memang. Namun inilah kenyataan yang harus kita hadapi. Bukan hanya di Indonesia, tetapi hampir seluruh dunia mengalaminya dengan berbagai penambahan kasus.

Ini Cara Virus Corona Menyerang Tubuh
sumber: google

Banyak kerugian yang kita alami semenjak virus ini mewabah. Semua sektor terasa lumpuh. Geliat pariwisata yang mampu menyokong perekonomian negara, tiba-tiba harus tumbang. Semua tempat wisata terpaksa tutup demi mencegah penyebaran virus covid-19 yang kian massiv. Pusat perbelanjaan dan mall-mall juga tutup, mengakibatkan banyaknya karyawan yang di PHK. Hingga sektor ekonomi porak-poranda karena virus ini.

Pusat perbelanjaan tutup saat pandemi. dokpri.

Tak terkecuali di sektor pendidikan. Anak-anak yang harusnya belajar tiap hari di sekolah, terpaksa diliburkan. Mereka yang berada di jenjang akhir pendidikan seperti SD, SMP dan SMA terpaksa harus menelan pil pahit. Pembelajaran dialihkan melalui media daring, termasuk ujian kelulusan terpaksa ditiadakan dan diganti dengan ujian sekolah berbasis online. Tidak ada lagi NEM sebagai syarat mendaftar di jenjang yang lebih tinggi. Nilai akhir didapatkan dari akumulasi nilai raport 5 semester sebelumnya. Tak ada juga perpisahan yang membuat anak-anak itu terharu karena harus berpisah dengan teman-temannya dan semua staf pengajar di sekolahnya.

anak-anak rindu bisa berseragam seperti ini. dokpri

Ironisnya, PPDB (Pendaftaran Peserta Didik Baru) pun dilakukan secara online. Sudah otomatis peran orang tua dalam mendampingi anak selama pandemi ini sangat diperlukan. Apalah jadinya bila orang tua gaptek dan tidak mengerti dunia internet. Sementara pendaftaran sekolah mulai dari SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi yang dilakukan secara online kerap menuai pro dan kontra.
Memang, semenjak diberlakukannya sistem zonasi untuk penerimaan siswa baru mulai tingkat SMP keatas tidak membuat para orang tua tenang. Meski sebenarnya ada maksud baik pemberlakuan sistem zonasi ini, tak lain agar tidak ada lagi sekolah yang dianggap favorit, atau sekolah yang dibilang buruk kualitasnya. Dengan sistem zonasi diharapkan kualitas sekolah merata, tak ada lagi sekolah unggulan yang seluruh siswanya berprestasi.

Sayangnya sistem zonasi ini  merugikan sebagian siswa berprestasi. Meski PPDB sendiri dibuka dengan berbagai jalur. Ada jalur sertifikat, afirmasi, inklusi, perpindahan orang tua, zonasi dan jalur nilai raport. Disini siswa tidak bisa memilih sekolah yang diinginkan bila memakai jalur zonasi, karena jarak rumah dengan sekolah menjadi kriteria dalam penerimaan siswa baru. Berbagai kasus sempat mewarnai PPDB semenjak peraturan ini diberlakukan. Ada yang bunuh diri karena tidak bisa masuk sekolah favorit, ada yang terpaksa putus sekolah karena jarak rumah dengan sekolah terlalu jauh, dan masih banyak lagi.

Terus terang saya salut dengan dinas pendidikan propinsi Bali. Untuk memenuhi kuota siswa baru yang ingin mendaftar ke sekolah negeri, pemerintah berupaya membangun sekolah baru di tahun 2020, dengan harapan agar anak-anak yang jarak rumahnya tidak menjangkau sekolah yang diinginkan bisa mendapatkan sekolah dengan jarak yang lebih dekat. Atas dasar pengalaman tahun sebelumnya, maka mereka menghitung jumlah siswa sekolah negeri yang akan lulus di tahun 2020, dengan melihat daya tampung sekolah yang sudah ada. Dari sinilah akhirnya dijadikan pertimbangan untuk mendirikan sekolah baru. Harapannya tentunya untuk menampung semua siswa yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Ironisnya, saat wabah corona ini bercokol, dampaknya sangat dirasakan oleh sekolah-sekolah swasta. Dengan banyaknya kasus PHK, mengakibatkan warga pendatang berbondong-bondong meninggalkan pulau Bali. Otomatis anak-anak pun dibawa serta, sekolah mereka pindah ke kampung halamannya. Bahkan, masyarakat pun akan memilih mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri yang lebih ringan biayanya ketimbang sekolah swasta yang harus membayar uang gedung dan sebagainya.

Termasuk di sekolah swasta yang kebetulan saya menjadi pengurusnya. Gaji guru yang harusnya bisa dibayarkan diawal bulan terpaksa mundur. Semua ini karena banyak anak yang belum bayar SPP. Bahkan banyak pula yang tidak mengembalikan formulir pendaftaran dengan berbagai alasan. Demi mempertahankan eksistensi sekolah, berbagai kebijakan akhirnya ditetapkan, seperti memberikan keringanan SPP bagi anak yang kurang mampu, memberikan keringanan uang gedung sekian persen atau bahkan memberikan diskon kepada 100 pendaftar pertama.

Sementara untuk para pekerja kantor, aktifitas kantor mereka dialihkan dengan cara bekerja dari rumah melalui media online. Semua ini dilakukan demi memutus rantai penyebaran virus covid-19. Positifnya dengan bekerja di rumah, quality time bersama keluarga pun makin banyak. Bahkan, semakin banyak waktu berdiam diri di rumah ternyata dapat memunculkan berbagai ide kreatif demi menjalin kebersamaan bersama keluarga yang lebih harmonis. Yang tadinya tidak ada waktu untuk memasak, saat pandemi berangsung ternyata banyak ibu hebat yang mampu menciptakan kreasi resep masakan dari dapurnya sendiri. Anak-anak pun semakin nyaman karena orang tuanya mendampinginya setiap hari. 

praktek nasi bakar dari rumah. dokpri
bikin macaroni schotel panggang sendiri yang yummy. dokpri

Tak terkecuali saya, yang tadinya selalu disibukkan dengan urusan organisasi dan lebih sering pesan makanan dari jasa kathering tetangga, ternyata dengan tutorial dari youtube berbagai resep masakan berhasil saya ciptakan dari rumah. Bahkan meski jadwal di rumah menjadi lama, tak membuat saya jenuh karena banyak aktivitas yang bisa saya kerjakan untuk mengisi waktu.

Berbeda dengan anggota TNI atau polri yang harus terus bekerja ditengah pandemi ini, seperti para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam pemberantasan virus covid-19 ini. Ada rasa takut manakala suami yang kebetulan anggota TNI harus ikut dalam tim penanganan covid-19 di Bali. Setiap hari harus apel, bahkan saat kedatangan PMI di pelabuhan Benoa, dia ikut serta menyambutnya. Rasa was-was itu sempat saya rasakan, karena virus ini tidak nampak, bahkan gejalanya tidak selalu sama untuk masing-masing orang.

Yang bisa saya lakukan adalah menjaga imun tubuh agar tetap kuat sepanjang hari. Saya dan keluarga selalu mengkonsumsi vitamin C, minum ramuan tradisional yang terbuat dari racikan empon-empon, yang beberapa waktu lalu sempat viral karena dianggap sebagai minuman penangkal virus Corona. Selain itu saya juga menerapkan hidup sehat dan mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak ngemall atau mendekati kerumunan. Serta selalu mengikuti protokol kesehatan, memakai masker, sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta membawa serta hand sanitizer kemanapun pergi.

masak sendiri lebih menyehatkan. dokpri
konsumsi ramuan dari empon-empon untuk menjaga imun tetap kuat. dokpri

Semenjak virus corona ini mewabah, Bali memang terlihat sepi. Pusat perbelanjaan banyak yang tutup, tempat wisata juga ditutup, bahkan jalanan nampak lengang. Meski Bali tidak melaksanakan PSBB seperti daerah-daerah lain di Indonesia, namun dengan adanya pemberlakuan PKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat), Bali senyatanya sudah menerapkan New Normal. Inilah yang dimanfaatkan masyarakat Bali untuk mengubah kebiasaan hidup sehat. Setiap hari jalanan di Bali dipenuhi oleh para pesepeda yang ingin menjaga imunitas tubuh. Mereka bersepeda santai sambil berolahraga demi mencegah virus covid-19 masuk ke tubuhnya.

gowes menjadi hobi baru saat pandemi. dokpri

Dan untuk saat ini, semenjak Indonesia memberlakukan New Normal, aktivitas di Bali mulai kembali normal. Meski ada pembatasan aktivitas setidaknya pusat perbelanjaan dan tempat wisata sudah dibuka kembali. Hanya saja jam operasionalnya terbatas. Untuk pusat perbelanjaan dibuka dari jam 12 siang sampai jam 8 malam dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sementara untuk tempat wisata, selain harus mengikuti protokol kesehatan dan jam operasional dibatasi, jumlah pengunjungnya juga dibatasi.

bisa belanja ikan di pasar Kedonganan saat pandemi. dokpri

Bali juga menjadi pulau yang tak luput dari penyebaran virus covid-19 ini. Selain karena transmisi lokal, virus ini juga ditularkan melalui perjalanan dalam dan luar negeri, juga penularan dari pasar. Inilah yang mendasari adanya penjagaan ketat di jalur-jalur keluar masuknya warga dari dan menuju ke Bali, termasuk di penyeberangan Ketapang – Gilimanuk. Karena suami adalah anggota TNI dengan korp Zeni, sudah pasti tugasnya berhubungan dengan bangunan. Sempat beberapa waktu lalu seorang pekerja bangunan dari rekanan suami jatuh dari tembok gara-gara mengejar layangan putus di sore hari, hingga mengakibatkan tulang kakinya patah. Sebenarnya dari rekanan ingin merawat pegawainya di Bali, namun keluarganya menginginkan pekerja ini pulang ke Banyuwangi.

Berbagai cara dilakukan, mulai dari membuat surat rekomendasi, surat jalan dan sebagainya. Hingga keesokan harinya si pekerja ini berangkat menuju kampung halamannya di Banyuwangi. Jarak dari Denpasar ke Gilimanuk memakan waktu 3 – 4 jam, berharap dengan pengawalan ketat dia bisa menyeberang dengan lancar. Ternyata si pekerja ini terkendala dengan surat keterangan rapid tes yang belum dia miliki. Awalnya gusar, karena untuk mendapatkan surat rapid tes ini harus membayar mahal. Atas saran suami si pekerja ini mencoba mencari rujukan surat rapid tes di puskesmas sekitar pelabuhan Gilimanuk. Ternyata membuahkan hasil, dia bisa menjalani serangkaian tes dan dinyatakan negatif, serta dia bisa membawa serta surat rapid tes tanpa dikenai biaya sepeserpun.

Sungguh, semenjak corona ini mewabah seolah menguras emosional kita. Banyak berita hoax menyebar, banyak orang stress gara-gara anggota keluarganya mendadak meninggal karena virus ini, banyak pengangguran dan kriminalitas karena perekonomian yang hancur akibat virus ini. Bahkan banyak orang yang ketakutan, tidak mau berinteraksi dengan orang lain, atau tidak mau rumahnya didatangi orang lain. Seolah-olah teman sendiri mendadak menjadi monster menyeramkan yang harus dijauhi. Atau bahkan, ketika teman sendiri dinyatakan positif covid-19, seolah dia menjadi makhluk terasing yang harus dijauhi dan diisolasi.

Inilah yang saya alami ketika tinggal di asrama. Tempat tinggal kami tiba-tiba gempar karena sebuah berita yang beredar, bahwa salah seorang warga terdeteksi covid-19. Fotonya tersebar dimana-mana, bahkan ia dan keluarganya mendadak jadi bahan perbincangan ramai. Setelahnya seorang warga yang awalnya sehat-sehat saja, tiba-tiba sakit dan meninggal. Tes awal dinyatakan negatif. Setelah jenazah dikubur ternyata hasil tes menyatakan bahwa yang bersangkutan dinyatakan positif covid-19. Suasana asrama kami mendadak menyeramkan. Semua ketakutan. Beberapa blok diwajibkan menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari. Bahkan para pengurus masjid yang ikut menguburkan jenazah dianggap terdakwa dan harus diswab. Semua warga harus menyerahkan fotokopi kartu keluarga untuk pendataan. Setelahnya para petugas kesehatan dari gugus covid-19 dengan APD lengkap datang ke asrama untuk melakukan tes rapid kepada warga yang tinggal di blok berdekatan dengan pasien meninggal. Para pedagang sayur keliling, para penjual makanan atau bahkan pengantar paket kiriman tidak diperbolehkan masuk asrama. Suasana asrama mendadak menjadi sunyi, tak ada anak-anak yang ramai bermain di luar rumah. Mereka berdiam diri didalam rumah sambil nonton tv atau main gawai. Nyaris minim aktivitas diluar rumah. Hanya para anggota TNI yang kebetulan kantornya di lingkungan asrama yang setiap pagi meramaikan suasana dengan aktivitas olahraganya. Serasa hidup terisolasi di lingkungan sendiri.
rindu pulang kampung. dokpri.

Kalau sudah begini, jadi ingat kampung halaman. Ingat ibu dan mertua yang lebaran kemarin terpaksa tidak bisa bersilahturahmi. Ingin pulang, tapi peraturan di kampung halaman sangat ketat. Bagi siapapun yang datang ke kampung halaman harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. Kebayang kan isolasinya 14 hari, sementara ijin cutinya cuma 2 minggu, sama saja tidak bisa bertemu dengan keluarga, karena waktu cuti habis untuk isolasi saja. Padahal saat ini bandara sudah dibuka untuk umum, namun dengan syarat calon penumpang harus membawa surat rapid tes. Demikian juga dengan jalur penyeberangan, masyarakat pun juga diperbolehkan menyeberang dengan membawa keterangan negatif dari gugus covid-19. Bahkan, untuk mencari rujukan tes covid saat ini semakin mudah. Untuk beberapa keperluan seperti perjalanan dinas atau pindah tempat tugas, masyarakat bisa menjalani pemeriksaan covid test terdekat.

Jangkauan internet pun kini makin luas. Masyarakat bisa mengakses internet untuk berbagai keperluan, utamanya untuk mengenal lebih jauh tentang covid-19 ini. Dengan layanan yang makin lancar, diharapkan masyarakat mampu memfilter informasi yang benar, agar mereka tidak menelan mentah-mentah setiap informasi yang diterimanya, sehingga tidak menimbulkan ketakutan yang terlalu tinggi saat lingkungannya dinyatakan zona merah covid-19. Sesungguhnya tanpa keluar rumah pun masyarakat bisa menimba ilmu kesehatan lebih banyak, bisa berkonsultasi dengan pakarnya agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menerima berita yang tidak benar. Salah satu aplikasi yang bisa diakses di rumah adalah HaloDoc.

HaloDoc vs Konsula, Uji Banding Dua Aplikasi Berobat | Technologue
credit

HaloDoc merupakan aplikasi karya anak bangsa yang hadir untuk meramaikan dunia star up nasional, yaitu sebuah teknologi aplikasi kesehatan terpadu yang memfasilitasi interaksi antara dokter dengan pasien diluncurkan sekitar empat tahun lalu. Dalam aplikasi ini memanfaatkan teknologi terkini yang menawarkan kemudahan dan mempersingkat waktu untuk mengakses kesehatan pada saat pengguna membutuhkan pertolongan dokter. 

Halodoc – Dokter, Obat & Appointment - Aplikasi di Google Play
credit.
Aplikasi HaloDoc dibawah naungan MHealth Tech, perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang teknologi kesehatan, dimana perusahaan ini sebelumnya meluncurkan aplikasi bidang kesehatan yakni ApotikAntar dan produk teknologi bagi praktisi kesehatan yakni Aplikasi dokter. HaloDoc hadir untuk menyederhanakan akses kesehatan. Pasien bisa dengan mudah berhubungan dengan dokter lewat gawai. Bahkan aplikasi ini juga terkoneksi dengan ApotekAntar dan laboratorium. Sementara itu ekosistem HaloDoc dirancang untuk memfasilitasi kemudahan masyarakat dan mempersingkat akses pelayanan kesehatan. Disini pengguna juga dibebaskan untuk memilih dokter yang sesuai kebutuhan dengan biaya bervariasi. Artinya untuk tarif ditentukan sendiri oleh dokter bukan dari  HaloDoc. Selain itu HaloDoc juga memiliki fitur yang memungkinkan pengguna dapat berkomunikasi dengan dokter melalui beberapa pilihan fitur, seperti: voice, video call dan chat.

Hebatnya aplikasi HaloDoc juga terintegrasi dengan aplikasi ApotikAntar, platform yang menghubungkan pengguna dengan apotik resmi terdekat lengkap dengan layanan antar cepat, seperti GoJek, dan terkoneksi dengan AplikasiLab yang memudahkan pengguna memesan jasa laboratory test dari laboratorium resmi yang dimana saja. Kehadiran aplikasi HaloDoc dudukung penuh oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).


Semoga pandemi ini segera berakhir, dan kita kembali hidup normal. Inilah harapan semua orang. Sungguh banyak korban dari pandemi ini, anak-anak orang tua bahkan semua sektor ikut terdampak dari virus ini. Tenaga medis yang diharapkan menjadi garda terdepan untuk memberantas virus ini, nyatanya sudah banyak yang tumbang. Tak terhitung lagi berapa banyak pengorbanan mereka untuk wabah yang tak tahu kapan akan berakhir.

Yang bisa kita lakukan saat ini adalah berdoa, mempertebal iman kita sembari memohon perlindungan dari Allah SWT. Andai kita termasuk salah satu golongan yang terdampak, janganlah menyerah, teruslah berusaha sambil berikhtiar semoga Allah memberikan jalan keluar. Tetap jaga kesehatan dan imunitas tubuh, jangan malas berolahraga, jaga kebersihan badan dan lingkungan tempat tinggal serta patuhi protokol kesehatan.

Mungkin inilah cara Allah SWT memberikan peringatan kepada umat-Nya yang banyak lalai menjalankan perintahNya, suka hura-hura, suka pamer, suka lupa diri, suka shopping dan lupa sedekah bahkan lupa bersyukur. Semoga pandemi ini menyadarkan kita bahwa Allah-lah sang penguasa alam dan sekitarnya. Dialah sang Maha Berkehendak. Apapun yang ada di bumi ini bila Allah telah berkehendak, maka manusia tak bisa berbuat apa-apa. Mari pertebal iman dan taqwa kita, agar kehidupan kita menjadi lebih baik dengan ujian virus covid-19 yang berkepanjangan ini. Semoga kita termasuk golongan umat yang pandai bersyukur dan selalu berjalan di jalan yang di ridhoi Allah SWT. Amin.

Posting Komentar

33 Komentar

  1. semenjak pandemic ini jadi punya beberapa hobby baru hihihi, salah satunya jadi seneng masak juga dan suka berburu resep di website atau di youtube ehehhe

    BalasHapus
  2. Pandemi ini benar-benar besar dampaknya ya Mba, hampir di segala aspek. Semoga segera berakhir wabah ini, jadi kita bisa beraktivitas seperti biasa lagi. Amiin

    BalasHapus
  3. Masa pandemi kaya sekarang ini jadi banyak cerita, suka dan duka. Aku bersyukur karena termasuk yang santai dan gak terlalu terpengaruh. Tapi lihat tetangga lain, jadi ikut prihatin

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sama mbak...prihatin melihat kasus yang terjadi di sekitar kita.

      Hapus
  4. Memang pandemi ini berdampak ke semua sektor kehidupan kita ta mba.. Semoga mba Yun dan keluarga tetap semangat yaa..
    Salam sehat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin...terimakasih doanya ya mbak...Doa yang sama untuk mbak Mechta dan keluarga...salam sehat kembali.

      Hapus
  5. Masa pandemi memang membuat semua kebiasaan lama menjadi berubah, salah satunya lebih memilih melakukan semua transaksi secara online, termasuk untuk konsultasi kesehatan. Halodoc menjadi salah satu pilihan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak...jadi takut mau keluar rumah..lebih memilih bertransaksi dan berkonsultasi secara online ya

      Hapus
  6. Iya nih mba, udah berharap pandemi ini segera berakhir. Asalkan masyarakat patuh dengan protokol kesehatan sebenarnya hal ini bisa cepat selesai. Masalahnya tuh banyak yg enggak sabar dan mendukung kebijakan pemerintah sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ngeri mbak kalau lihat suasana pasar atau swalayan yang ramai banget..disitulah sumber penulasan covid-19 bermula....

      Hapus
  7. Benar banget mba, pandemi ini semoga segera berakhir agar semua aktivitas kembali berjalan normal kembali.
    Untung saat ini teknologi sudah mpuni ya, sebagian aktivitas bisa dilakukan secara online.

    BalasHapus
    Balasan
    1. inilah segi positif dari pandemi saat teknologi sudah modern ya mbak...semuanya serba online.

      Hapus
  8. Bapakku pedagang sayur dan buah, Mbak, alhamdulillah ngefek juga, pendapatan turun. Biasanya sehari bisa bawa pula 2 juta bersih, sekarang hanya 1,5 jutaan. Semua harus tetap dijalani dan disyukuri.

    Kalau untukku pribadi sebagai guru honorer di SD negeri, soal gaji tidak ada masalah. Tetap menerima tepat waktu, alhamdulillah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang semuanya kembali kepada pribadi masing-masing ya mbak...berapapun yang kita terima kalau disertai rasa syukur insyaallah pasti cukup ya.

      Hapus
  9. Selalu ada hikmah dibalik musibah ya Mbak. Kondisinya memang berat, tapi selalu ada kebaikan yang kita dapat. Misalnya yang tak biasa masak di rumah jadi rajin eksekusi resep. Yang sebelumnya nggak bisa pulang kampung, karena PHK jadi balik ke daerahnya dan bertemu keluarga besar.

    Yah kita hanya bisa berupaya Mbak semoga pandemi segera berakhir

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin mbak....kita ambil sisi positifnya dari pandemi ini agar stres tidak melanda kita ya mbak...

      Hapus
  10. berkah corona jadi sering masak yaa? hehehe..
    btw, aku kok kurang setuju dengan sistem zonasi yaa.. kasian yang berprestasi jadi gak bisa masuk hanya krn beda zona..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak hehehe....iya sistem zonasi memang merugikan siswa..tapi sekarang penerimaan siswa baru tidak hanya berdasar zonasi saja melainkan dibagi menjadi beberapa sistem yang bisa membantu siswa mendapatkan sekolah yang diinginkan.

      Hapus
  11. Baanyak hal yang terjadi selama pandemi dan kita pun dipaksa keluar dari rutinitas maupun zone nyaman. Semangat terus yaa mbaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak...pandemi telah mengubah kebiasaan kita...

      Hapus
  12. Sadar banget, kak...
    Adanya virus jadi gak perlu lagi barang-barang branded. Tas dan baju teronggok manis di lemari.
    Andaikan manusia bisa lebih baik dengan cara begini...

    Semoga Allah melindungi kita semua dari sakit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. inilah hikmah dari pandemi ya mbak....kita jadi sadar banyak dosa dan khilaf yang pernah kita lakukan sebelum pandemi...dan inilah ujian dari Allah.

      Hapus
  13. Kita diuji bersama-sama ya Mba di pandemi ini.
    Semoga apapun yang kita lewati ini membawa dampak yang baik, yang bisa memberikan pelajaran berharga sedih juga banyak yang meninggal. Jaga kesehatan di sana ya mba Yun

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin...semoga pandemi segera berakhir ya mbak dan kita bisa menjalani kehidupan normal....terimakasih mbak....semoga mbak Nyi dan keluarga juga sehat selalu....

      Hapus
  14. Memang ada plus minus nya ya kak pandemi ini disatu sisi banyak yang terkena dampaknya seperti keuangan tapi disisi lain kita jadi kreatif bikin ini itu dan quality time sama anak bener2 puas juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul....semuanya kembali kepada pribadi masing-masing...bagaimana kita bersikap ditengah pandemi ini.

      Hapus
  15. Iya bener di mana mana gowes gowes banyak banget ya mba. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. gowes menjadi hobi baru ditengah pandemi ini.

      Hapus
  16. aku ngiler sama makanan yang dibuat sama mbak yuni loh bener bener kreatif banget nie mba yun saat pandemi gak kayak aku cuma geng rebahan aja

    BalasHapus
  17. Semenjak pandemi ini saya banyak di rumah aja, ambil waktu sejenak untuk istirahat dan belajar masak juga hehehe

    BalasHapus
  18. smg pandemi ini segera berakhir, udah cape dan ketar ketir

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...