Bahagia Karena Bangun Pagi

“Anda ingin bahagia? Maka bangun pagilah !”

Demikian judul tulisan yang saya baca tadi malam. Awalnya saya bingung menghubungkan antara bahagia dengan bangun pagi. Ternyata maksud dari judul tulisan itu lebih menitikberatkan pada kualitas tidur seseorang.

Fawaz boboknya pules banget hehehe...

Seseorang yang mempunyai kualitas tidur baik, artinya ia bisa memanage waktu tidurnya dengan tepat maka ia akan merasakan bahagia. Jelasnya, seseorang yang tidur sebelum jam 12 malam, maka ia akan mampu bangun pagi. Sebaliknya, seseorang yang terbiasa tidur diatas jam 12 malam alias sering begadang, maka ia akan sulit bangun pagi. Hal ini berakibat, tubuh tidak akan terasa segar. Bahkan untuk kembali menghadapi rutinitasnya pun seolah belum siap.

Intinya, bila ingin bahagia, janganlah tidur larut, agar saat bangun di pagi hari tubuh terasa segar dan siap menyongsong rutinitas yang menunggu. Barangkali, tulisan diatas hanya menitikberatkan pada kualitas tidur saja. Sesungguhnya kebahagiaan karena bangun pagi dipengaruhi oleh beberapa hal. Sebagai contoh kesibukan ibu rumah tangga yang seolah tak pernah ada habisnya. Saya sangat sependapat bahwa bangun pagi tentunya membuat saya bahagia. Mau tahu kenapa?

Sejak kecil, saya sudah terbiasa bangun pagi. Meski tubuh dalam keadaan capek, atau bahkan sampai begadang, tidak membuat saya untuk bangun lebih siang, atau melewatkan waktu shubuh saya. Apalagi sejak menikah dan mengikuti dinas suami yang berpindah-pindah, membuat saya harus belajar menyesuaikan waktu. Terus terang karena terbiasa hidup di waktu Indonesia Barat, seringkali saya harus belajar menyesuaikan waktu ketika tinggal di Indonesia Timur dan Indonesia Tengah.

Saat saya masih tinggal di Papua, dua hari sekali saya harus begadang sampai jam 2 pagi, karena harus mengisi bak air sampai penuh. Waktu itu saya tinggal di pegunungan, sementara air PDAM mengalir dua hari sekali secara bergiliran. Otomatis disaat saya mendapatkan jatah air mengalir, maka saya harus menunggu bak air sampai terisi penuh, agar keesokan harinya saat air mati, saya masih bisa beraktifitas yang membutuhkan air.

Ternyata apa yang saya alami di Papua berbanding terbalik dengan apa yang saya alami di Bali. Saat ini saya masih tinggal di asrama. Permasalahan yang saya alami masih sama seperti dulu, yaitu masalah air. Kalau dulu saya harus begadang dua hari sekali, kini saya harus bangun pagi-pagi agar semua pekerjaan yang berhubungan dengan air beres.

Setiap hari saya harus bangun jam setengah 4 agar bisa mencuci baju, mencuci piring, memasak, menyirami halaman rumah dan mengepel.  Bila terlambat sedikit, maka saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan rumah saya. Dan jika ada pekerjaan yang belum beres, otomatis rencana yang sudah saya buat gagal semuanya.

Dari kenyataan yang saya hadapi, akhirnya saya membuat jadwal untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Hehehe....ibu rumah tangga punya jadwal??? Jangan salah lho, justru dengan adanya jadwal pekerjaan semacam ini, waktu kita jadi terprogram. Baiklah, meski saya juga masih tahap belajar, saya akan beberkan apa saja yang saya lakukan.

Setengah empat saya bangun, langsung mencuci pakai mesin cuci, agar pekerjaan lain bisa saya kerjakan bersamaan. Sambil mencuci baju, saya mencuci piring dan memasak. Jam 5 lewat 10 menit, adzan Shubuh berkumandang (karena saya tinggal di Bali). Saya break sebentar untuk menunaikan sholat Shubuh. Selesai sholat, saya lanjutkan kegiatan di dapur. Dan belum sampai jam 6, aktifitas di dapur selesai semuanya. Saatnya menyiapkan perlengkapan suami dan anak. Setengah 7, saya lanjutkan mengantar anak sekolah.

Dan sekembalinya dari mengantar anak, saya kembali menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti menyapu halaman rumah, menyapu dan mengepel rumah. Selanjutnya, saya setrika baju-baju yang sudah bersih. Terus terang saya tidak pernah menumpuk setrikaan banyak. Hampir setiap hari saya mencuci dan setrika, agar pekerjaan ini tidak memberatkan saya. Tak ketinggalan sebelum mengakhiri rutinitas pekerjaan dapur, saya selalu sediakan waktu untuk olahraga. Saya memilih treadmill di dalam rumah selama 30 menit.

Terus terang, ibu rumah tangga seumuran saya, harus meluangkan waktu minimal 30 menit setiap hari untuk menggerakkan anggota tubuh, agar selalu terasa segar dan fresh. Tanpa olahraga, tubuh saya akan mudah terjangkit virus, seperti influenza dan sebagainya. Dan agar tubuh saya tetap bugar, tak lupa saya pun mandi setelah keringat di tubuh mengering.

Masih jam setengah 10, semua aktifitas rumah tangga saya selesai. Bukan berarti saya hanya berdiam diri di rumah, sambil malas-malasan di kasur atau nonton tv. Ada waktu kurang lebih 2 jam yang saya manfaatkan untuk melemaskan jemari tangan di atas lappy. Meski hanya mencurahkan segala keluh kesah, setidaknya dengan menulis, membuat pikiran jadi plong.

Itu bila saya tidak ada kegiatan diluar. Namun bila saya disibukkan oleh kegiatan diluar, baik bersama ibu-ibu di asrama atau dengan komunitas blogger, maka kegiatan menulis akan saya alihkan di malam hari. Karena lewat jam 12 siang, adalah waktu saya bersama anak, baik itu menjemput sekolah, mengantarnya les, mengantarnya mengaji atau menemaninya mengerjakan pekerjaan rumah atau belajar menyiapkan ulangan harian.

Intinya, meski hanya berstatus ibu rumah tangga, jadwal pekerjaan itu sangat penting. Jangan pernah menunda pekerjaan, karena dengan menunda pekerjaan tentunya akan mempersulit diri sendiri. Coba bayangkan, bila kita malas bangun pagi, tentu suami dan anak tidak akan bisa menikmati sarapan dari masakan sendiri. Bila kita malas mencuci dan setrika, lama-lama cucian atau setrikaan akan menggunung. Ujung-ujungnya lari ke laundry. Padahal pengeluaran untuk laundry itu termasuk pengeluaran tak terduga. Daripada uang kita gunakan untuk laundry, mending kita gunakan untuk kebutuhan lain. Bukankah mesin cuci atau setrika yang kita beli untuk membantu memudahkan tugas kita? Lalu apa gunanya beli barang tersebut bila kita masih lari ke laundry?


Yuk bunda atau siapa saja, mulailah mengatur waktu sebaik mungkin, dan biasakan bangun pagi agar kebahagiaan dapat kita raih. Terus terang saya sangat merasakan kebahagiaan dengan rutin bangun pagi. Bagaimana dengan bunda sekalian?

Posting Komentar

13 Komentar

  1. Salam kenal Mbak Yuni, saya Winda blogger Bogor ^___^. Pengalaman yang sama, kalau dalam satu hari saya tidak membuat to-do list di pagi hari, pasti seharian di rumah hanya leyeh-leyeh saja tanpa ingat segalakewajiban xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal kembali mbak Winda. Iya bener kalau kita malas-malasan, otomatis akan menyusahkan diri sendiri, karena butuh waktu lebih lama lagi untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Tentunya akan sangat membosankan bukan?

      Hapus
  2. Salam kenal Mak.
    Seru sekali kayaknya pengalamannya bisa merasakan tinggal di berbagai daerah di Indonesia ya.
    Setuju sekali, kalo bangun pagi rasanya hepi. Kalo telat bangun uring2an tanpa ada sebabnya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali mak Vhoy.
      Saya baru merasakan tinggal di 2 pulau, yaitu di Papua tepatnya di Jayapura dan di Bali tepatnya di Denpasar.
      Bener, bangun pagi membuat pekerjaan jadi beres semuanya.....

      Hapus
  3. Ya ampuuun kok sama banget sama aku nih, disini juga mulai kering jadi pagi2 kudu sdh beres cucian krn siang mati. Kudu cukup rehat kita, ibu2 nggak boleh capek :))

    BalasHapus
  4. Bangun pagi banyak rejeki. amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Btw Pernah tinggal di papua ya mbak, sama mbak, saya lahir disana, tepatnya di merauke...

      Hapus
  5. pipinya bikin gemes deh..nyenyak banget ya tidurnya :)

    BalasHapus
  6. wah keren mbak kalau bisa setiap hari bangun jam 4 subuh,, salut ;)

    BalasHapus
  7. hehe...untung eike kagak punya mesin cuci Maaak...jadi punya alasan buat ke laundry deehh...hihi...#komentar nakal

    BalasHapus
  8. Ibu-ibu hobinya emang jungkir balik ya kalo pagi, nyiapin sarapan, bekal ke sekolah. Kalo aku nyucinya justru sambil nyiapin bekal itu Mak, usai shalat Shubuh.

    BalasHapus
  9. aku bangun pagi.. tapi kebiasaan abis shubuh tidur lagi (--,)

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...