Jam Dinding Antik: Sebuah Kado Impian

"Yuk kita kasih kado untuk ulang tahun mama nanti", kata Papa kepada Fawaz

"Kira-kira mama di kado apa ya pa?" Fawazpun berlagak seperti memikirkan sesuatu.

Yah...itulah percakapan antara anak dan ayah yang saya dengar. Entah mau bikin kejutan apa di hari ulang tahun saya nanti. Jujur, saya tidak pernah berpikiran akan merayakan bertambahnya usia saya dengan pesta atau hura-hura. Bahkan, malu rasanya bila tanggal kelahiran saya diketahui orang lain. Apalagi sampai ada yang menjebak saya.


Pernah beberapa waktu lalu saya meraja dijebak. Sumpah saya tidak ingat jika saat itu bertepatan dengan tanggal lahir saya. Seorang teman mengajak saya mengunjungi teman yang sedang membuka depot mie ayam. Sayapun menyetujuinya. Tanpa basa-basi saya berangkat bersama rombongan. Ternyata, tidak saya duga sebelumnya, mereka memang merayakan ulang tahun saya. Dan saya kebagian menraktir mereka. Tidak masalah sih, karena saya masih mampu menraktir mereka, namun hal itu membuat saya kelabakan, karena sama sekali tidak ada persiapan. Sehingga sayapun menraktir mereka seadanya.

Apalagi berbicara masalah kado. Saya tidak pernah menuntut siapapun untuk memberikan kado spesial, meski itu suami sendiri. Tapi kalau ditanya, "ma minta apa?" Hehehe....namanya ditanya, pasti sebuah kesempatan yang harus benar-benar dimanfaatkan bukan?

Yah...saya memang berharap dapat kado spesial dari orang tercinta di hari spesial saya. Di tulisan saya sebelumnya, saya ingin sekali mengganti cincin kawin yang sudah terjual gara-gara pindahan dari Papua ke Jawa, ditambah untuk biaya lain-lain. Tapi, mengingat cincin itu terbuat dari emas Papua, dan saya tidak tahu berapa harga emas Papua pergramnya saat ini. Ditambah rasa was-was saya bila cincin itu dikirim melalui ekspedisi pengiriman, akhirnya saya menunggu waktu yang tepat sajalah.

Dan kini saya memikirkan sebuah benda yang sangat berharga dan sangat saya butuhkan, yaitu jam dinding. Mengapa jam dinding? Jujur tanpa jam dinding, saya seperti tidak mempunyai pemandu. Pernah suatu hari saya tidur tanpa jam dinding, ternyata tidur saya tidak nyenyak, karena selalu berpikiran takut bila telat bangun atau takut waktu sholat terlewatkan.

Dulu sempat mempunyai jam dinding, tapi karena kecerobohan saya, berlatih tenis didalam rumah, hingga bolanya menyentuh kaca jam dinding, dan pecahlah jam itu. Kini jam itu diam tak bergeming. Saya belum sempat membelinya. Padahal jam dinding bagi saya sangat penting. Dia bisa menjadi pengingat waktu sholat saya. Dia bisa memprediksi kerja saya.

Sebagai contoh aktifitas saya di rumah. Sebelum shubuh saya harus bangun, sholat shubuh dulu baru memulai aktifitas. Mengingat suami masuk pagi, maka saya harus menyiapkan sarapan pagi. Setelah shubuh tentunya saya harus memasak. Memasak bisa saya selingi dengan mencuci baju menggunakan mesin cuci. Itupun saya harus melihat jam, jangan sampai suami akan bersiap ke kantor, sementara masakan saya belum matang.

Sementara anak saya masuk siang. Di sela-sela masuk siang itu, dia juga mengikuti les tambahan diluar sekolah. Disinilah pentingnya jam dinding. Saya tidak membiarkan anak bangun siang, sebisa mungkin saya bangunkan pagi sejak shubuh dan menjalankan sholat shubuh bersama. Tenggang waktu sebelum les, selalu saya sempatkan untuk membuka buku anak saya. Bila ada PR yang belum selesai atau akan ada ulangan di sekolah, saat itulah saya mendampingi anak belajar. Begitu waktu les tiba, sayapun mengantarnya dan kembali menjemputnya bila selesai. Tak begitu lama saya kembali mengantarnya sekolah.

Ketika anak bersekolah, tentunya itulah waktu senggang saya. Saya bisa mengisinya dengan menulis atau membaca. Lagi-lagi jam dinding juga saya butuhkan. Dengan jam dinding saya bisa menilai kuantitas menulis saya. Apakah saya termasuk tipe penulis cepat, atau memang saya lamban menyelesaikan tulisan? Ini bisa menjadi acuan saya untuk memperbaiki kuantitas menulis saya, terlebih kualitasnya agar enak dibaca orang lain.

Demikianlah jam dinding menjadi sesuatu yang saya impikan saat ini. Apalagi bila jam dinding itu dibelikan suami. Mungkin saat ini banyak berjajar toko-toko jam dengan aneka macam pilihannya. Namun kalau saya sendiri yang membeli, rasanya bukan kado spesial lagi. Terlebih, saya ini penggila belanja online. Mau tahu kenapa saya suka belanja online? Menurut pengalaman saya, barang-barang yang dijual di toko, modelnya mirip. Apalagi kalau toko itu berjejer hingga lima atau sepuluh toko, pasti barang yang dijual dari toko satu hingga di toko kesepuluh hampir sama modelnya. Nah, di toko online ini sangat beda. Bisa dibilang barang yang dijualpun tidak sama dengan barang yang dijual di pasaran.

Mengenai jam dinding, saya sudag googling di berbagai toko online. Ternyata memang banyak ragamnya. Dari segi hargapun juga pas di kantong. Apalagi berbelanja secara online sangat memberikan kemudahan bagi pembelinya, tentunya saya lebih memilih cara ini. Jujur, lalu lintas di Bali yang sangat padat, kadang untuk membeli barang di toko harus membutuhkan waktu berjam-jam, rasanya membuat saya malas keluar rumah. Kalau belanja secara online, cukup kita nego harga dan barang dengan penjualnya. Setelahnya kita mentransfer sejumlah uang. Bukti transfer kita konfirmasikan ke penjual, maka barang itu siap dikirim. Beberapa hari kemudian barang itu sampailah ke tangan kita.

sumber: http://tokoone.com
Rasanya ingin segera mengutarakan niat saya ini kepada suami. Saya ingin jam dinding ini dibelikan suami bukan di toko jam melainkan melalui toko online dan menggunakan sebuah jasa pengiriman yang aman dan terpercaya. Mudah-mudahan suami saya mengabulkan dan jam dinding ini bisa jadi milik saya....amin....

Posting Komentar

15 Komentar

  1. Semoga impian untuk memiliki jam dinding dapat terwujud ya, sebagai pengatur waktu kita untuk beraktivitas

    BalasHapus
  2. bener banget mak,kl g ada jam dinding hidup rasanya hampa,masak bangun tidur harus cari hp atau jam tanga,kan g enak hehe

    BalasHapus
  3. Lucu banget jamnya. Kalo dikasih, saya juga mau :p Semoga benar2 terkabul ya mak. Saya juga mas kawin sebagian sudah gak ada karena kepake di saat kebutuhan terdesak, cuma cincin yg ada tulisan nama saya dan suami yang tdk saya jual. Yp alhamdulillahnya bermanfaat. saya ga mengharapkan ganti, toh ngga saya pake juga, sy ga terlalu suka pake perhiasan. Tapi lagi-lagi kalo dikasih ya ngga ditolak. betul ngga mak??

    BalasHapus
  4. Jam dinding antik itu emang sesuatu banget,,,dan mihil pula....lagi ngincer punya tetangga juga nih Mbak...udah rusak berat aku beli gak boleh jee...

    Semoga kado impiannya terwujud ya Mbak...

    BalasHapus
  5. Jam dinding memang sangat penting mbak...sy jg selalu kelimpungan klo tdk ada jam itu... ketakutannya sama spt mbak Yuni, tp alhamdulillah walaupun jam lama tp msh berfungsi dg baik...semoga kesampaian ya keinginannya...aamiin

    BalasHapus
  6. Semoga terwujud mimpinya Mba, Jam dinding kayak jantung di tengah2 rumah kita Mba Yuni

    BalasHapus
  7. Semoga dapat hadiah jam dinding antik yang diinginkan mbak. Pasti senang rasanya. lain kali jangan bermain tennis di dalam rumah dong ah. hihi.... ada-ada saja.

    BalasHapus
  8. Hati-hati, Bunda, kalau pilih yang Hello Kitty bisa rebutan lho sama Mami Ubii. Pilih model lain saja ya daripada berantem. :D

    Kalau saya, ada dua barang penting yang bikin nggak "tersesat" di rumah: jam dinding sama kalender. Hehehe.

    Semoga keinginannya segera terwujud.

    BalasHapus
  9. Memang kalau beli online itu, pilihannya banyak, dan unik. Semoga segera dapet jam dinding impiannya ya mak. :)

    BalasHapus
  10. Waduh....kalau anak perempuanku lihat jam hellokitty bakalan merengek rengek tuh minta dibeliin.....

    BalasHapus
  11. andaikan aku dapet jam dinding aku juga mau dong. apalagi kalau jamnya itu langka hehehe

    BalasHapus
  12. Semoga dapat hadiahnya, jam dinding memang penting buat seorang emak untuk mengontrol semua aktivitasnya dan keluarga juga

    BalasHapus
  13. Terima kasih atas partisipasinya, Bunda. Itu jam nya pengen yg Helkit? Uuuhh, aku juga mau. Hihihi. Bunda, Mami Ubii ngakak pas baca part latian tenis di dalam rumah. Hehehe. Kok bisa siihh :')))

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...