YANG UNIK DARI BLITAR

Ketika nama Blitar di sebut,  pasti yang terbayang adalah Makam Bung Karno, Tokoh Proklamator kita.  Yah...itulah Blitar.  Meski tergolong kota yang kecil dan sepi, namun di situlah Bung Karno, Presiden RI ke-1 dilahirkan dan dimakamkan.
Makam Bung Karno di Sentul Blitar

Makam Bung Karno selain menyimpan sejarah juga merupakan tempat wisata yang terkenal di Blitar.  Banyak pengunjung yang berdatangan dari beberapa daerah di Indonesia.  Bahkan di sebelah makam tersebut telah di bangun sebuah perpustakaan lengkap dengan miniatur yang mengisahkan tentang perjuangan Bung Karno.


Dengan semakin banyaknya pengunjung makam tersebut, tentunya memberikan lahan pekerjaan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar berdirinya makam Bung Karno.  Terbukti, semakin banyaknya penjual souvenir.  Hotel-hotel yang didirikan di sekitar makam juga bertujuan untuk memberikan layanan penginapan bagi pengunjung yang datang dari luar Blitar.  Di tambah tempat-tempat wisata kuliner yang makin marak berdiri di sekitaran makam, menambah lengkapnya suasana tempat wisata yang terkenal di Blitar.

Namun, di balik megahnya bangunan makam Bung Karno lengkap dengan perpustakaan dan bangunan-bangunan lain yang mengelilinginya termasuk wisata kuliner yang siap dikunjungi, ternyata Blitar mempunyai sesuatu yang unik.

Saya melihat sebuah warung yang buka pada malam hari, tepatnya di jalan cemara.  Warung tersebut dipenuhi oleh asap dari tungku tanah liat dan ditemani oleh temaramnya lentera dari lampu minyak.  Uniknya pengunjung warung itu sangat banyak, mulai dari pejalan kaki sampai pembeli yang bermobil.  Mereka rela antri sampai ngantuk, berdesak-desakan bahkan duduk di trotoar luar warung.






Lantas saya pun mencoba masuk ke dalam warung, ingin mengikuti orang-orang yang ngantri makanan itu.  Ternyata warung itu menjual masakan khas Jawa, seperti mie goreng Jawa dan nasi goreng Jawa.  Uniknya, penjualnya seorang nenek yang mungkin sudah berusia 75 tahunan.  Saya melihat pipinya yang kempong dan rambutnya penuh uban. 

Meski sudah tua, nenek itu masih kuat.  Masakan yang dijualnya murni di masak secara manual alias di uleg, dan wajan untuk menggorengnya pun dari tanah liat, sedang perapiannya dari batu arang dan tempurung kelapa.  Sudah bisa membayangkan bukan.....bagaimana lamanya menunggu masakan itu matang?

Pantas saya seorang pembeli tiba-tiba berkomentar, "mbaaaahhhh.......saya sudah tidur lama sampai terbangun dan ingin tidur lagi kok belum juga matang pesanan saya mbah."

Namun dengan santai si nenek menjawab, "ya sabar to, nanti lama kelamaan kan matang sendiri."

Memang benar....membeli masakan Jawa di warung itu diperlukan sebuah kesabaran.  Hanya orang-orang yang sabar saja yang rela antri dan mau menunggu gilirannya.

Akhirnya saya pun tahu alasan orang-orang itu setelah merasakan masakan si nenek.  Ternyata rasanya benar-benar enak.  Meski cara menolahnya masih manual, namun rasanya itu yang membuat orang ketagihan dengan masakan di warung nenek itu.  Jelas saja.....karena nenek itu sudah berpengalaman selama puluhan tahun.  Bahkan warungnya itu sudah berdiri sejak tahun 1976.  Bukan main.......saya pun belum lahir, nenek sudah berjualan disitu.

Hebatnya....warung yang didirikannya tak sedikitpun ada perubahan.  Kata orang-orang yang sudah lama jadi pelanggannya, dari dulu warung itu yang tetap seperti itu.  Proses pengerjaannya pun masih tetap, tak ada perubahan sedikitpun.  Sungguh saya salut dengan seorang nenek yang sudah tua renta, tetapi mempunyai semangat yang tinggi untuk tetap mempertahankan budaya alami, seperti menguleg bumbu dan memasak dengan tungku tanah liat.  Namun, tidak tega rasanya melihat nenek setua itu masih berjualan malam hari tanpa mengenal lelah melayani pelanggannya.  Semoga kelak tradisi itu diwariskan anak cucunya hingga warung tradisional itu tetap berdiri, agar yang unik dari Blitar tidak tenggelam.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Pengalaman yang unik mbak,,,
    Jangan lupa bungkus nasinya ya untuk kluarga di rumah hehe :)

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...