Rumah Coklat Karangasem, Tempat Asyik Berpose Indah

Jalan menuju Rumah Coklat
"Nekat bener ke Rumah Coklat Karangasem, jalannya kan susah!"
Kata teman saya begitu melihat foto-foto yang saya upload di facebook. Dia heran saja, saya kok bisa-bisanya nekat pergi jauh dari Denpasar ke Karangasem hanya ingin singgah di Rumah Coklat. Ya...Bali kan banyak tempat wisata. Tak ada salahnya kan sekali waktu mengeksplore daerah wisata yang jauh dari rumah. Jaman sekarang tak perlu khawatir akan nyasar, banyak penunjuk arah yang akurat. Ada GPS, Waze, Google Map dan lain sebagainya.


Awal mula ingin mengunjungi Rumah Coklat karena rasa penasaran saya akan bentuk tempat wisata ini. Bayangan saya, Rumah Coklat yang ada di Karangasem ini mirip dengan Kampung Coklat di Blitar, yang selalu ramai pengunjung, bahkan menyediakan aneka olahan coklat dan souvenir yang bisa dibawa pulang. Maka, atas dasar kenekatan itulah akhirnya saya mengajak teman, anak-anak dan adik saya yang ahli fotografi untuk ikut serta membuktikan rasa penasaran saya.

Berbekal petunjuk arah dari Waze, kami berangkat menuju Rumah Coklat yang beralamat di Pantai Jian, Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali - 80813. Menurut petunjuk arah di Waze ada sebagian jalan menuju tempat ini yang sangat berkelok dan menyempit, otomatis membuat saya was-was takut terjadi sesuatu di jalan. Tapi, syukurlah adik saya sangat lihai menyetir. Jalan yang susah pun akhirnya bisa dilalui dengan baik.

Tak butuh waktu lama, bahkan tak sampai dua jam kamipun sampai di tempat tujuan. Namun petunjuk arah Waze tampaknya membingungkan, kami diarahkan untuk menuju jalan setapak berkerikil yang rasanya tidak mungkin untuk dilalui sebuah mobil. Daripada bingung, akhirnya saya bertanya kepada penduduk setempat dan memang itulah jalan menuju Rumah Coklat. Plang penunjuk arah yang kecil ditambah jalan berkerikil yang agak susah dilewati mobil, tetap memaksa kami untuk mendatangi tempat wisata ini.
plang penunjuk arah yang kecil

jalanan yang berbelok-belok
Setelah melewati jalanan yang cukup menguji adrenalin, akhirnya sampailah di tempat tujuan. Sebuah tempat wisata yang jauh dari bayangan, yang masih butuh pembenahan lebih banyak. Agaknya campur tangan pemerintah daerah sangat dibutuhkan demi pengembangan Rumah Coklat menjadi tempat wisata yang lebih menarik. Sampai di tempat parkir, kami disuguhi hamparan pemandangan pantai yang sangat indah. Sayang kamera handphone saya tidak bisa mengurai cahaya, hingga bayangan yang saya foto tampak buram.

hasil foto yang gelap
Masih penasaran ingin mendapatkan gambar yang terang, akhirnya saya meminta adik saya untuk mengambil gambar yang lain. Kali ini fotografernya berada di tempat gelap. Dari dialah saya banyak belajar ilmu tentang fotografi, bagaimana cara mengambil gambar yang jelas atau bagaimana cara mengambil obyek gambar tertentu.


Setelah puas mengambil gambar di area parkir dan sekitar pantai, maka kami bergegas memasuki Rumah Coklat. Tempat wisata ini terlihat sepi, hanya ada beberapa rombongan wisatawan yang masuk kedalam. Kebanyakan dari mereka adalah turis mancanegara. Tak ada wisatawan lokal kecuali kami. Atau barangkali waktunya yang kurang pas saat kami berkunjung, hingga tempat ini terlihat sepi. Saat memasuki area wisata kami dikenai tarif Rp. 10.000,- perorang dan masing-masing mendapatkan sebuah sabun aroma terapi.


Menurut informasi, Rumah Coklat ini merupakan Chocolate Factory, tempat pembuatan coklat dengan aneka olahan berbahan coklat. Namun saat kami berkunjung ke tempat ini, sebagian rumah yang terbuat dari kayu ini masih dalam tahap renovasi. Rumah utama yang kemungkinan menjadi pusat pembuatan coklat ditutup rapat dan tak ada penjaganya. Hanya ada beberapa buah kelapa muda yang baru dipetik dari pohonnya dan ditawarkan seharga Rp. 20.000,- perbuah.

Berbeda dengan Kampung Coklat di Blitar yang dipenuhi dengan pohon coklat, di Rumah Coklat ini banyak ditumbuhi pohon kelapa yang terlihat menjulang tinggi. Dengan beberapa bangunan rumah kayu yang dibuat sedemikian rupa, membuat tempat ini menghadirkan daya tarik tersendiri. Akhirnya kami mengabadikan berbagai pose dengan background rumah kayu yang tampak alami.


Lucunya, kami yang dandan ala kadarnya, terpaksa dijadikan obyek pengambilan gambar oleh adik saya. Dia bilang pemandangan di Rumah Coklat ini sangat indah. Apalagi bila gambar diambil menggunakan kamera model dslr canon tentu hasilnya jauh lebih bagus. Dandanan yang ala kadarnya dapat disulap menjadi sempurna. Sayang kan bila dilewatkan begitu saja.


Ternyata benar. Hasil bidikan seorang fotografer dengan amatiran memang jauh beda. Adik saya bilang, kalau kami mudah diatur dan nurut kata fotografer pasti hasilnya bagus. Ini buktinya, pose kami yang indah ini hasil arahan sang fotografer. Kamipun jadi puas.

Masih bereksperimen dengan pose terbang, kami mencoba foto dengan gaya terbang. Bahkan ingin membuktikan gaya terbang kami benar-benar berhasil atau tidak? Selama ini pose terbang kami selalu gagal. Padahal sudah diberi aba-aba....."satu....dua....tiga..." langsung lompat, nyatanya tak membuahkan hasil yang bagus. Sekali lagi berkat arahan adik saya, pose terbang kami terlihat manis.


Yah....daripada kecewa, kamipun kembali berpose didepan rumah kayu yang beraroma coklat. Mungkin tempat inilah yang dijadikan proses produksi olahan coklat. Sayang, pintunya terkunci. Kami tidak bisa melongok kedalam atau sekedar mencari tahu apa saja yang dibuat didalam sana.


Ternyata edisi jalan-jalan kali ini memang gagal fokus. Berharap membawa pulang olahan coklat nyatanya hanya mencium aromanya saja. Namun tetap puas bisa menjadi model dadakan. Apalagi bangunan rumah kayu dengan berbagai pernak-pernik disekelilingnya dapat dijadikan obyek gambar yang bagus. Hasilnya pun tampak lebih indah dari model aslinya. Coba lihat foto dibawah ini, pasti terlihat lebih natural.



Meski demikian, Rumah Coklat Karangasem bisa dijadikan rekomendasi sebagai tempat asyik berpose indah. Foto ramai-ramai saja terlihat indah apalagi foto candid yang diambil oleh sang fotografer, pastinya jauh lebih natural dan sangat memuaskan.



Semoga dilain waktu bisa mengeksplore tempat-tempat wisata lain yang ada di Bali dengan hasil bidikan yang lebih memuaskan. Amin.

Sumber gambar oleh : RIUNG Gallery

Posting Komentar

7 Komentar

  1. rumahnya ketje ketje mbak .... mantep buat ngadem

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas saya suka dengan pemandangan dan model rumahnya

      Hapus
  2. Tempatnya masih alami banget ya mbak, kalau di Surabaya sini Rumah Coklatnya kayak toko kue gitu tinggal pilih mau beli coklat kayak apa?, hehehe. Tapi seru viewnya bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak rumah coklat Karangasem ini nuansanya beda dg tempat2 lain

      Hapus
  3. model rumahnya lucu2 Mbaa, suasananya juga asri, rasanya pasti betah berlama2 di situ :)

    BalasHapus
  4. Wah, tempatnya asri banget, sayang banget kalo belum nyoba cokeliat padahal lagi di Rumah Cokelat

    BalasHapus
  5. Bentuk bangunannya unik ya mbak... Penasaran dengan cerita tentang coklatnya, ternyata tutup ya mbak? Tapi cakep juga kook hasil jeprat jepretnya

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...