Blitar terkenal karena makam salah satu Proklamator
Kemerdekaan RI, yaitu Bung Karno ada disana. Bahkan napak tilas perjuangan
beliau tertata rapi di dalam museum yang lokasinya dekat makam. Demikian juga
rumah peninggalan Bung Karno dan keluarganya, kini dijadikan museum tempat
disimpannya benda-benda sejarah milik Bung Karno.
Tak ayal masyarakat sekitar makam memanfaatkan kesempatan
untuk menciptakan berbagai karya seni. Bangunan berjajar di sepanjang jalan
menuju makam itulah buktinya. Mereka membuat aneka miniatur, gantungan kunci
atau bahkan kaos bergambar Bung Karno yang dijual dengan harga terjangkau. Ada juga
seni kerajinan gendang, jaranan, aneka batik atau bahkan aneka oleh-oleh khas
Blitar berjajar disana.
Meski demikian, bukan hanya makam Bung Karno dengan segala
pernak-perniknya yang membuat Blitar dikenal masyarakat luar. Sebagai warga
Blitar, yang lahir dan besar disana, saya merasakan sebuah perkembangan pesat
terjadi di Blitar. Meski tidak sedrastis kota tetangganya (Kediri), yang kian
ramai dan banyak berdiri mall-mall besar, namun bisa di bilang Blitar kini telah
selangkah lebih maju.
Sewaktu kecil saya merasa hidup di Blitar serasa tinggal di
desa. Hawa sepi sudah terasa ketika petang menjelang. Bahkan pertokoan mulai
tutup ketika jam delapan malam. Mungkin inilah ciri khas Blitar. Ketika deretan
toko banyak berjajar di pusat kota atau bahkan pusat perbelanjaan banyak
dibangun, hawa sepi itu masih tetap menjalar. Toko-toko itu tak pernah buka
hingga larut. Jam delapan malam sudah banyak yang tutup.
Blitar memang kota yang tenang, cocok bagi mereka yang
mendambakan hidup jauh dari kebisingan. Itulah sebabnya kini banyak dibangun
perumahan-perumahan yang ditawarkan dengan berbagai harga. Bahkan hamparan
lahan atau sawah yang dulu terlihat sepi, gelap dan menyeramkan di malam hari,
kini telah dipenuhi sederetan rumah yang terang benderang.
Meski terlihat sepi dan tenang, Blitar banyak menyimpan
potensi daerah yang harus ditunjukkan kepada masyarakat luas, agar mereka
mengenal Blitar secara keseluruhan. Sejak kecil saya tahu bahwa makanan khas
Blitar adalah nasi pecel dan pecel punten. Di pasar bahkan di warung pinggir
jalan, banyak bertuliskan “warung nasi pecel”. Itulah sebabnya salah satu
sambel pecel yang terkenal di Blitar adalah “sambel pecel Karangsari” yang
terletak di jalan Cemara. Kini, produk rumahan ini tidak hanya buatan
Karangsari, bahkan beberapa daerah juga terkenal dengan sambel pecelnya, yang
mengusung label daerahnya masing-masing.
Ternyata, bukan hanya warung dipinggir jalan saja yang ada
di Blitar. Berbagai café atau rumah makan lainnya juga kian menjamur di Blitar.
Mereka biasa digunakan tempat tongkrongan muda-mudi, apalagi sebagian besar
tempat itu menyediakan fasilitas karaoke atau wifi gratis. Ini menunjukkan
bahwa saat ini masyarakat Blitar juga pecinta kuliner.
Blitar memang tidak mempunyai mall besar seperti Matahari
Dept. Store atau Ramayana. Yang ada disana hanya supermarket, pusat
perbelanjaan kecil atau deretan
toko-toko di pusat kota. Hal ini memang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan
UKM, agar masyarakat golongan ekonomi kebawah dapat meningkatkan usahanya.
Namun demikian pemerintah kota Blitar terus berupaya membuat
masyarakatnya nyaman tinggal di daerah sendiri. Banyak tempat-tempat wisata yang
diperbaiki. Alun-alun kota yang dulunya terlihat sepi di malam hari, dan hanya
ramai ketika ada pameran pembangunan. Kini tempat itu telah menjadi hiburan
bagi mereka yang ingin menghabiskan liburannya. Ketika malam minggu, alun-alun
kian ramai dengan pedagang dadakan, atau otopet yang disewakan untuk anak-anak.
Bagi mereka yang ingin mengelilingi
Blitar di malam hari, ada becak cinta yang disewakan perjam.
Bahkan, kebon rakyat “Bonrojo” kini juga ramai di hari
minggu. Sering digelar pameran hasil karya masyarakat Blitar di tempat itu. Atau
banyak hiburan di hari Minggu, sehingga tempat itu menjadi alternatif
masyarakat Blitar untuk mengisi liburannya. Ada juga kebun binatang mini yang terletak di Sentul, yang kini juga dijadikan alternatif wisata keluarga.
Lalu apa saja kekhasan Blitar selain hal di atas?
1. Candi
Blitar juga terkenal karena Candi Penataran terletak disana. Sayang letak candi ini di kabupaten Blitar, tepatnya di Nglegok, sehingga suasananya agak sepi dibanding daerah lain. Sebenarnya bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke candi ini tak terlalu sulit untuk mengetahui lokasinya. Karena jalan yang dilaluinya searah dengan jalan menuju makam Bung Karno.
Selain candi Penataran, masih
banyak candi-candi kecil yang letaknya tersembunyi, bahkan berada di depan
rumah warga, seperti candi Simping dan sebagainya.
2. Kolam renang.
Kolam renang memang tujuan
anak-anak menghabiskan liburannya. Kala liburan tiba, tempat itu selalu ramai. Bukan
hanya anak-anak bahkan para orang tuapun juga ikut berenang di tempat itu. Ada banyak
kolam renang di Blitar, seperti kolam renang Herlingga, Waterpark Sumberudel
dan kolam renang di sekitar candi Penataran Nglegok. Bahkan saat ini di
perbatasan Wlingi juga didirikan waterboom Lovina, yang tentunya juga diminati
masyarakat setempat.
3. Hasil Home Industri
👉Tahu dan tempe
Masyarakat Blitar kini semakin
kreatif. Mereka berupaya menekan angka pengangguran dengan menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri. Sebagai contoh di Pakunden, dimana sebagian besar warganya adalah
penghasil tempe dan tahu. Sedangkan limbah tahu itu sendiri mereka manfaatkan
untuk pakan ternaknya.
Dari tahu yang dihasilkan,
akhirnya terciptalah tahu petis. Banyak penjual tahu petis berjajar di malam
hari yang menjual tahu gorengnya dilengkapi sambal petisnya. Selain itu ada
juga penjual sate tahu yang kini banyak diminati anak-anak.
👉Kripik
Selain tahu
dan tempe, ternyata masyarakat Blitar ada yang berhasil membudidayakan jamur. Dengan
budidaya jamur itu akhirnya terciptalah kripik jamur yang dijual hingga ke luar
Blitar. Bahkan kini banyak tersebar penjual jamur crispy dan berdiri café yang
khusus menyediakan aneka olahan jamur.
👉Hiasan
dan miniatur
Diatas sudah
saya sebutkan bahwa masyarakat Blitar juga penghasil gendang, jaranan, hiasan
kayu dan sebagainya. Ini merupakan salah satu upaya untuk menunjukkan bahwa
Blitar juga merupakan kota pengrajin.
👉Batik
Ternyata Blitar
juga mempunyai batik yang menjadi ciri khasnya, namanya "batik tutur". Ada beberapa model batik yang
diciptakan oleh masyarakat Blitar sehingga menjadikan batik dari kota Blitar
juga terkenal seperti batik-batik di daerah lain.
credit |
👉Makanan
khas
Tentunya sebagai
kota yang mempunyai tempat-tempat wisata, makanan khas selalu diburu oleh
wisatawan. Selain sambel pecel Karangsari yang terkenal, Blitar juga terkenal
dengan wajik kletiknya. Jajanan ini memang memiliki rasa dan bentuk khas. Dibungkus
dengan klobot dan mempunyai rasa legit, itulah ciri khasnya. Dan wajik kletik
ini yang produksinya terletak di Sananwetan, kini banyak dijumpai di toko-toko
oleh-oleh khas Blitar, seperti di O’odabli dan sebagainya.
Meski demikian,
masih banyak makanan lain yang menjadi khasnya Blitar. Ada dodol atau jenang
ketan yang dibungkus klobot, rengginan, kripik paru dan masih banyak lagi.
Blitar terkenal
karena rambutannya, karena mayoritas masyarakat Blitar mempunyai pohon rambutan
di depan rumahnya. Namun entah mengapa kini harga rambutan di Blitar kian
merosot. Kala panen tiba, harga rambutan di pasar berkisar antara Rp. 1.000,- -
Rp. 2.500,- perkilo.
Selain itu,
ada juga penghasil belimbing yaitu Karangsari. Mayoritas warga Karangsari
mempunyai pohon belimbing di pekarangannya yang dapat membantu pendapatan
mereka.
👉Kesenian
daerah.
Kesenian daerah
Blitar yang terkenal sampai saat ini adalah Jaranan. Dimanapun warga Blitar
berada, selalu menampilkan kesenian “jaranan” pada acara diesnatalis atau reuni.
Meski demikian masih banyak kesenian lain yang berasal dari Blitar, yang
tentunya menjadi ciri kas tersendiri bagi kota ini.
Terlepas dari
potensi yang dimiliki Blitar, Blitar memang sering dikunjungi oleh para
pejabat, karena beliau-beliau memang asli Blitar. Katakanlah Wakil Presiden
Budiono atau Ibu Megawati, yang sesekali berkunjung ke Blitar. Inilah yang
menjadikan Blitar makin terkenal. Bahkan hotel tempat menginap beliaupun jadi
terkenal, seperti hotel Sri Lestari, hotel Tugu dan hotel-hotel lainnya.
Jadi…..meski
saya tidak menetap di Blitar, namun kota ini tetap menjadi kota idaman saya. Rasanya
sudah pantas bila Blitar selain julukan “Kota Patria” juga dikategorikan
sebagai kota wisata, mengingat banyak karya anak bangsa yang tercipta di kota
itu. Mengeksplor potensi daerah Blitar sama halnya menunjukkan betapa Indonesia
adalah Negara yang kaya dengan keanekaragaman budaya yang dihasilkan daerahnya
masing-masing.
Semoga
kedepannya akan ada upaya pengembangan potensi daerah Blitar oleh pemerintah
dibantu pihak terkait, misalnya dengan mengikutsertakan hasil karya putra
daerah ke pameran tingkat nasional, sehingga Blitar makin terkenal secara luas
dengan hasil karyanya dan potensi daerahnya, selain menjaga agar tempat-tempat wisata terlihat menarik di mata wisatawan.
13 Komentar
Begitu besar ya mbak potensi di kota Blitar :)
BalasHapussetiap daerah mempunyai potensi yang luar biasa entah untuk kebudayaannya ataupun yang lainnya ^^
Mbak Yuni tinggal di Blitar ya. Lebaran bisa kopdaran dong. Saya mudik le blitar lebaran ini. Nggak nyangka ternyata potensinya banyak ya.
BalasHapusBlitar kaya ya Mbak, setiap daerah di negara ini kaya2 ... kalo tidak ngeblog, sy tidak bisa banyak tahu :)
BalasHapusSUkses yaa :)
.pernah cuma lewat doang di Blitar waktu naek kereta mau ke Malang! Eh, lewat gak sih? Bhahaha
BalasHapusBerari mirip Banajrnegara dong, Mba. Kota yg jauh dr keramaian. :D
BalasHapusMalah ada yg bikang kota pensiunan.
Moga menang ya, mba.
Tiap daerah selalu menyimpan potensi dan tentu tidak diukur dari adanya deptstore dan kehidupan malam. Malah justru lebih baik kan kalau pertokoan hanya sampai jam 8 malam? ;)
BalasHapusTernyata ketenaran Blitar bukan hanya di makam bung Karno ya.. ada banyak...
potensi di aceh juga bagus kak, cuman saya blom terbiasa menulisnya,,
BalasHapusKunjungi Blog saya juga ya :)
KUTIPAN TERBARU
Promosikan daerahmu, potensi yang harus selalu digali... Happy blogging teman
BalasHapusaku tadi gak ngeh mbak kota Patria itu dimana :)
BalasHapusbaru tau aku mak,,,makasih infonya :)
BalasHapusFamili saya di kodim Blitar
BalasHapusSaya belum pernah ke sana
Pengi lihat makam Bung Karno
Terima kasih reportasenya
Salam hangat dari Surabaya
Good luck untuk kontesnya Mbak :)
BalasHapusSaya belum pernah ke Blitar, Mbak. Dan jadi pengin ke sana. Dan saya baru tahu nih, ternyata bumbu pecal karangsari dari sana. Soalnya saya sering beli di warung sayur dekat rumah. Tapi pastinya, saya ke Blitar harus mampir ke makam dan museum Bung Karno.
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...