Tips Menjaga Hubungan Dengan Orang Tua dan Mertua

 

Menjaga hubungan baik dengan orang tua dan mertua kadang gampang-gampang susah. Apalagi bila anak sudah beranjak dewasa, menikah dan mempunyai keluarga sendiri. Walau sebenarnya hubungan antara orang tua dan anak tak pernah putus sampai kapanpun. Namun masalah itu selalu saja ada dalam kehidupan berumah tangga.


1. Ketika Anak Beranjak Dewasa

Orang tua mana yang tidak berjuang demi kesuksesan buah hatinya? Pasti setiap orang tua selalu berjuang untuk anaknya. Bahkan ia selalu mengupayakan segalanya lebih baik, baik itu pendidikannya, masa depannya, jodohnya sampai kehidupannya kelak. 

Meski tak semua, namun beberapa dari para orang tua pasti pontang-panting kesana-kemari untuk mencarikan sekolah terbaik untuk buah hatinya. Ia akan bekerja keras demi mencukupi kebutuhan keluarganya. Bahkan ketika anak mulai beranjak dewasa, lalu ia lulus dari bangku perkuliahan, tak jarang orang tua harus lari kesana kemari untuk mencarikan pekerjaan sang anak. Intinya orang tua akan memberikan segalanya demi kesuksesan anak, meski harus bekerja keras tanpa mengenal waktu.


2. Ketika Anak Menikah

Yang namanya jodoh sudah diatur Allah SWT. Ada yang ketemunya tidak sengaja, ada pula yang menjalin hubungan lama, bahkan ada yang dijodohkan. Dan kalau sudah jodoh, orang tua harus mengikhlaskan anaknya untuk orang lain. 

Padahal  kalau dipikir-pikir jodoh ini bukan siapa-siapa kita. Saudara bukan, kerabat bukan, bahkan teman pun juga bukan. Apalagi ada yang belum mengenal keluarga besar lebih dekat. Tapi apa mau dikata, bila takdir sudah berbicara, jodoh pun tak bisa dihindari kan? 

Entah apa yang dirasakan orang tua bila anak sudah bertemu jodohnya? Bahagia ketika anaknya sudah mendapatkan jodoh yang sesuai harapan, sedih saat melihat anaknya harus meninggalkan rumah masa kecilnya dan membangun rumah tangga baru. Yang bikin menangis ketika orang tua merasakan rumahnya sepi tanpa kehadiran anaknya. Pasti berbagai kenangan itu tiba-tiba saja terlintas dalam benaknya.

Meski menyadari anaknya telah berumah tangga, kadang terbersit rasa iri ketika melihat kebahagiaan anak didepan mata. Namanya orang tua, semakin bertambah umur semakin melankolis. Hasrat ingin diperhatikan semakin besar. Bisa jadi ia iri melihat anaknya mengumbar kebahagiaan didepannya bersama pasangannya.

Tentu dalam hati kecil sang ibu sempat terbayang, "dulu ia selalu memperhatikanku, tapi semenjak menikah dan mempunyai anak, ia lebih memperhatikan keluarganya ketimbang ibunya sendiri."

Pasti rasa ini menghantui sebagian ibu yang anak-anaknya telah membangun keluarga baru dan hidup bahagia dengan keluarganya. Inilah yang kadang menimbulkan perselisihan antara anak dengan orang tua atau anak dengan mertua.

Contoh kecilnya seperti yang pernah saya alami. Mungkin saya bukanlah seorang istri yang pandai menciptakan menu masakan enak. Namun selama menikah saya bersyukur suami dan anak puas dengan masakan saya. Apapun yang saya masak selalu dimakannya sampai habis. Bahkan kerap dipuji karena masakan saya enak. Entah hanya sekedar menyenangkan hati saya atau memang senyatanya masakan saya pas di lidah suami dan anak, pastinya saya sangat bahagia dengan pujian ini.

Suatu hari kami mudik ke Jawa. Bersyukur kami berasal dari satu kampung, sekali mudik bisa mengunjungi orang tua dan mertua. Begitu tiba di kampung halaman, suami ingin menyuguhkan masakan spesial untuk orang tua dan mertua. 



Pagi buta ia sudah pergi ke pasar, membeli seekor bebek lengkap dengan bumbu-bumbu dapurnya. Ia menyuruh saya memasak bebek bumbu woku seperti yang sering saya masak. Begitu semua bahan sudah ada, langsung saya eksekusi semuanya dan jadilah bebek woku kesukaan suami. Satu panci masakan itu saya bagi dua untuk ibu dan mertua. Suami pun sudah icip-icip sebelumnya, bahkan menurutnya bumbunya sudah pas.

Begitu separo masakan ini kami antar ke rumah mertua, ternyata tak dijamah sedikit pun. Saya pikir ibu mertua sudah makan, bisa saja dimakan siang atau malamnya. Tanpa memikirkan nasib bebek woku itu, saya dan suami langsung meninggalkan rumah mertua menuju rumah peninggalan almarhumah nenek yang lagi direnovasi.

Tiga jam kemudian kami pulang ke rumah ibu mertua. Dari dapur, ibu mertua berteriak,"ini lho bebeknya baru kubuang kuahnya, kucuci lalu kubumbui lagi. Sekarang jadi enak banget lho rasanya, coba cicipin dulu."

Begitu mendengar ucapan ibu mertua, suami saya langsung buang muka. Dia kecewa dengan ibunya. Sudah capek-capek dimasakkan bukannya terimakasih, malah dimasak kembali. Bebek yang sudah dimasak kembali sedikitpun tak dicicipi.
Sementara saya? Marahkah?
Awalnya "iya". Saya merasa masakan saya tidak dihargai. Tapi lama kelamaan jadi mikir, mengapa harus marah? Disinilah saya menyadari sikap yang ditunjukkan ibu mertua bisa jadi karena suami saya kini lebih dekat dengan saya ketimbang ibunya sendiri. Bisa jadi pula ibu mertua iri dengan kami, karena sebagian kebahagiaannya telah hilang. Apalagi ibu mertua saya sudah "sepuh", tentunya emosionalnya semakin tinggi.

Hal yang sama pun terjadi dengan adik saya. Kala itu adik saya dipecat dari tempatnya bekerja, sementara suaminya harus menjual semua peralatan fotografinya demi membayar hutang ibunya. Jadilah mereka berdua hidupnya ditanggung ibu saya. Sementara ibu saya hanyalah seorang janda yang penghasilannya dari gaji pensiunan almarhum bapak. Kebayang kan, setiap hari harus memutar otak supaya gaji ibu cukup sebulan.

Pastinya bawaan ibu uring-uringan. Bahkan tensinya sempat naik gara-gara memikirkan anak dan menantunya. Wajar kan bila demikian. Seorang ibu pasti menginginkan anaknya lebih baik darinya. Ya kehidupannya, ya jodohnya, ya masa depannya. Kalau yang terjadi diluar harapan, pastilah seorang ibu akan marah besar.

Dari contoh kasus diatas bisa saja menimpa siapapun. Dari hal yang sepele akhirnya menimbulkan masalah besar. Meski tidak semua mengalaminya, namun ada beberapa keluarga yang tidak akur dengan mertua atau orang tua kandung. Kadang sikap orang tua yang terlalu ikut campur rumah tangga anaknya, atau mertua yang merasa iri kepada menantunya karena anaknya lebih sayang keluarganya ketimbang orang tuanya, kalau bisa disimpulkan ini hanyalah masalah emosional saja.

3. Tips Menjaga Hubungan Dengan Orang Tua dan Mertua

Bagaimanapun juga kita harus menjaga hubungan baik dengan orang tua dan mertua. Bila telah berkeluarga, baiknya mertua harus kita perlakukan layaknya orang tua sendiri. Rezeki yang kita terima, jalan kehidupan yang selalu mulus tentunya berkat doa orang tua dan mertua juga. Jadi jangan sia-siakan mereka. Harusnya sebagai anak dan menantu kita harus bisa membahagiakan mereka, agar masa tuanya lebih bermakna.

Lalu bagaimana menjaga hubungan baik dengan orang tua dan mertua?

a. Sabar dan ikhlas

Sebagai anak atau menantu kita harus sabar dan ikhlas menghadapi sikap para orang tua. Bisa jadi para orang tua ini merasa iri saat melihat anaknya lebih membahagiakan keluarga ketimbang orang tuanya sendiri. Bila orang tua atau mertua marah, jangan ladeni dengan emosi, tetapi bersabarlah dan ikhlaskan saja, kelak hati kita akan tenang.

b. Bahagiakan mereka

Baik orang tua atau mertua hendaknya kita buat hatinya selalu bahagia, syukur-syukur kita bisa menyisihkan sebagian penghasilan untuk mereka. Meski tak berharap, namun mereka pasti bahagia bila kita berikan sesuatu kepada mereka, baik uang atau barang.

c. Jangan ceritakan permasalahan kita

Barangkali orang tualah tempat kita berkeluh kesah alias curhat. Namun kita harus melihat situasi dan kondisi orang tua sendiri. Jangan menceritakan hal-hal yang membuat orang tua kita akhirnya terus memikirkan nasib kita. Apalagi jika masalah kita imbasnya bisa membuat orang tua jatuh sakit, seperti cekcok dengan pasangan dan sebagainya.

d. Berbuat manislah dihadapan orang tua dan mertua

Banyak mertua yang bangga akan kesuksesan menantunya. Jadilah seseorang yang selalu kreatif hingga apa yang kita lakukan membuat bangga mertua. Demikian kepada orang tua sendiri, tunjukkan bahwa kita sukses membangun rumah tangga bahagia. Selalu manislah dihadapan mereka, agar mereka juga bahagia.

e. Jangan pamer

Andai kita hidup bahagia dengan keluarga, jangan terlalu mengumbar kebahagiaan itu didepan mertua atau orang tua. Tidak semua orang tua atau mertua juga bahagia melihat anak menantunya pamer kebahagiaan. Bisa jadi ia iri melihat pemandangan itu.

f. Turuti keinginan

Andai orang tua atau mertua meminta sesuatu, sepanjang kita bisa memenuhinya maka penuhilah agar mereka merasa diperhatikan.

g. Hormati dan hargailah orang tua dan mertua

Semakin "sepuh" orang tua kita, emosionalnya makin tinggi. Kadang kita tanpa sengaja tidak makan masakannya karena sudah kenyang, karena ibu ini sangat perasa, bisa jadi ibu akan marah. Meski masih kenyang, bila ibu meminta kita untuk makan, maka makanlah meski hanya sedikit.

Apalagi ya kira-kira.....intinya jangan sampai hubungan kita dengan orang tua dan mertua merenggang ya. Menikah itu menyatukan dua keluarga yang berbeda dan belum saling kenal sebelumnya. Setelah menikah tentunya harapannya adalah menyatukan dua keluarga yang berbeda menjadi satu keluarga yang hidup rukun dan saling melengkapi.

Jadi, yuk jaga hubunga baik dengan mereka ya...mumpung mereka masih sehat!

Posting Komentar

29 Komentar

  1. entah mengapa kalau sama orang tua sendiri mau marah, ngomel, senang dan sedih rasanya lebih bebas :) kalau sama mertua tuh serba salah hahaa

    BalasHapus
  2. Benerr banget Mba
    Semakin sepuh, ortu makin sensitif perasaannya.
    Kadang kalo daku lagi PMS, bawaannya pengin 'senggol bacok' qiiqiqiqi
    Tapi aku inget2 lagi jasa dan kebaikan ortu dan mertua.
    Ngalaaahh, harus ngalah dan sabar:D

    BalasHapus
  3. Makasih tipsnya Maak..
    DAn memang bener, Mamaku dan Mertua makin sensitif sekarang nih, memaklumi menjelang sepuh terkadang balik lagi ke anak2 yaaa.
    Huhuuu, dan yang muda selayaknya ngalah.
    Mumpung masih ada dan sehat berusaha untuk senyumin aja apalagi sama mertua, yang ga paham banget. Sebaik-baiknya mertua tetep aja ada perselisihan. Hahhaaaa..

    BalasHapus
  4. Saya bersyukur banget punya mertua yang super duper baik. Malah kayaknya saya bisa lebih terbuka kalau sama mamah mertua. Mungkin karena almarhumah gak punya anak perempuan. Jadi ke menantunya tuh sayang banget

    BalasHapus
  5. pas banget ini tulisannya buat aku yang tinggal bareng mertua :) kuncinya ya berikan terbaik buat orang tua kita sih, baik orang tua kandung maupun mertua

    BalasHapus
  6. Tips yang memang oke semua, Mbak. Ada saja yang bisa terjadi begitu ada anak yang menikah. Saya pun mengalaminya. Maklum ya, sebagaimana tak bisa menduga semua isi pikiran dan hati pasangan, begitu pun dengan orang tua. Dan memang, jangan ceritakan masalah kepada orang tua. Akan berbeda penerimaan mereka.

    BalasHapus
  7. Terima kasih tips nya mba Yuni..bisa banget nih diterapkan dlm keseharian kita..

    BalasHapus
  8. makasih mba sudah mengingatkan, kalau dengan orang tua Alhamdulillah sudah membaik sejak saya merantau, dengan mertua juga baik sih cuma ya selisih paham sedikit biasa namanya juga serumah hehehe

    BalasHapus
  9. cie desain canva nya udah keren aja mba, aku malah salfok sama ilustrasinya, kece deh. tapi tips nya ngga kalah informatif.

    BalasHapus
  10. Cocok nih dibaca oleh para pengantin baru terutama bagi yang deg-deg an setiap kali bertemu ibu mertua. Hehe. Tipsnya oke punya MBK. Yakin deh, auto berhasil PDKT sama mertua. Hahayyy

    BalasHapus
  11. Semoga kudapat mertua yang sayang aku juga. Makasih tipsnya mbak jadi ada gambaran buat masa depan wkwkk.

    BalasHapus
  12. Sejujurnya saya beruntung punya ortu yang dulunya galak, tapi membebaskan kami banget dalam menentukan masa depan.
    Demikian pula dengan mertua.
    Alhamdulillah dapat mertua yang lebih open minded.

    Hanya tinggal kaminya yang kudu belajar lebih mengerti mereka :)

    BalasHapus
  13. bener banget mbaaa.. apalagi sama mertua, kalau ke orgtua sendiri mungkin kita bisa lebih paham, karena sudah sama kita dari lama. kalau sama mertua harus bisa baca situasi banget.
    Alhamdulillah mertua baik, tp namanya jg manusia kalau ada apa2 aku lbih baik diam tak berdebat. hihihi..

    BalasHapus
  14. Bunda sebagai sesepuh nih ya, sebetulnya gampang-gampang aja koq untuk bisa berkolaborasi apa aja sama Ortu dan Mertua. Kenapa? Karena para ibu-ibu muda juga nantinya akan berada di tempat ibu dan/atau ibu mertua. Jadi berbuat baiklah kepada semuanya karena semua sifat itu akan kau alami juga nantinya. Aamiin. Untungnya aku gak punya mertua, hehe...sejak nikah sudah gak punya yang namanya mertua. Anak-anak? Menyenangkan karena kami selalu penuh canda di antara kami, stay young at heart di hati kita walaupun sudah menua, hehe...lagi. Menantu-menantu kita adalah anak-anak kita juga. Jadi kalau ada sedikit merasa tidak diperhatikan itu namanya "Cemburu kasih" itu hal yang biasa. Tetaplah menyayangi ibu dan ibu mertua kalau masih ada. Tetaplah juga menghargai dan menyayanginya. Okeh?

    BalasHapus
  15. noteed buun... walaupun belum punya mertua hahah tapi aku bakal ingat baik baik tips nyaaa biar mertua makin sayang sama menantu dan engga marah maraah sama menantuu kaya di acara acara "ku menangiiiiiiisssss" :D

    BalasHapus
  16. setuju bangeeet hihihi, kalo orang tua sendiiri kadang paham ya mbak, tapi kalo mertua belum tentu, alhamdulillah punya mertua yang baik banget selama 6 tahun nikah hihihi

    BalasHapus
  17. Aku kalau sama mertuaku alhamdulullah cocok dan baik aja tapi tetep aja sesekali sula segan gitu, pekewoh hehe banyak ga enaknya

    BalasHapus
  18. Aku salut banget sama kelegaan hatimu Mbak.... Tapi memang menghadapi orang tua dan mertua memang butuh hati yang lapang ya Mbak. Nisacaya nanti juga ada kebaikan yang kita rasakan balik. :) Semangaaaat!

    BalasHapus
  19. Terharu banget aku mba baca post blogmu bikin kangen ibukkk bikin merasa aku harus lebih baik nih dalam. Menjaga mertua. Stok sabar dan ikhlas emang kudu luar biasa

    BalasHapus
  20. paling utama menurutku komunikasi, ya. ngobrol sama ortu itu juga bisa jadi tantangan tersendiri, apalagi ama mertua. kalo sulit, coba komunikasikan ama suami juga kali ya :D

    BalasHapus
  21. Ya Allah...
    Mau nangis bacanya..

    Alhamdulillah,
    Kita masih bisa diberi kenikmatan merasakan kasih sayang dan lembutnya belaian orangtua dan mertua. Karena doa-doa orangtualah anak-anak bisa tumbuh baik.

    Barakallahu fiikum.
    Tulisannya bagus banget, kak.

    BalasHapus
  22. Wah kirain td cerita masakannya embak ternyata justru masakan anaknya sendiri yang gak disukai ya.
    Memang menjalin hubungan sama ortu dan mertua ini gampang2 susah kudu legowo ya yang muda. Yg diingat wes yang baik2 aja dari para org sepuh ini. Termasuk kita nanti mungkin jg gini heh

    BalasHapus
  23. Iya mbak menjaga hubungan dengan ortu dan mertua itu gampang gampang susah yaa. apalagi kalau hati sudah mulai kasih sinyal gap. padahal mah kalau udah berkomunikasi mah lancar yaa, intinya kita mau aja ya mbak. dan tidak ada ganjalan di hati penting menghargai mereka karena mereka adalah orangtua kita

    BalasHapus
  24. Sebagai yang tinggal bareng orangtua. Emang harus pintarpintar menjaga hubungan baik dengan beliau. Dan itu masih jadi PR buat saya. Huhuhuhu

    BalasHapus
  25. Alhamdulillah udah 11 tahun mendampingi orang tua, meski rumah beda tapi satu jalan. Dan hubunganku dengan mertua juga nggak pernah ada friksi, baik sih mertuaku. Beruntung mendapat mertua yang penyayang

    BalasHapus
  26. Heheee...been there mba, seperti yang kaualami terkait mertua. Memang benar apa yang ditulis Mb Yuni ini, sudah selayaknya kita yang ngalah dan mencoba menuruti kemauan orangtua maupun mertua. Kan banyak yang bilang ya kalau udah sepuh tuh kayak balik lagi seperti anak kecil. Saatnya bagi kita untuk berbakti.

    BalasHapus
  27. bener banget nih kalau menjaga hubungan dengan mertua sulit, tp sebenernya bisa dikondisikan yaa. kalau anggep mertua kayak ortu sendiri mungkin lebih enak, tentunya mertua juga harus sepemikiran sih

    BalasHapus
  28. Beruntung aku memiliki mama dan mertua yang usianya deketan, sehingga jaraknya denganku tidak terpaut jauh, karena penagruh zaman dan usia kadang membuat hubungan tidak harmonis karena missed comunication, beda jaman.

    BalasHapus
  29. Wah jadi belajar banyak soal hubungan orang tua, anak, dan mertua ya. Sangat bermanfaat banget Mba. Makasih ya udah sharing

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...