Enam Hal yang Harus Diketahui Saat Ingin Berwisata Ke Gunung Bromo

Kadang banyak yang beranggapan tinggal di Bali itu selalu menyenangkan. Banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi, wisata kuliner tinggal pilih atau pemandangan alam yang bisa dinikmati sepanjang waktu. Padatnya lalu lintas di Bali, ditambah cuaca yang panas dan ekstrim akhir-akhir ini, sering membuatku ingin refreshing keluar dari Bali dan menikmati pemandangan alam selain di Bali.

Meski tidak semua keadaan di Bali ramai lalu lintas, masih ada Jembrana atau Negara atau bahkan Karangasem yang tidak terlalu padat lalu lintasnya, namun menikmati pemandangan di luar Bali agaknya memberikan sensasi yang berbeda.

Liburan kenaikan kelas beberapa bulan lalu, aku menyempatkan diri keluar Bali sekalian mudik ke Jawa. Kebetulan sekolah libur dan suami mendapatkan cuti dari kantornya. Cita-cita ingin menikmati indahnya pemandangan Bromo akhirnya kesampaian juga. Walau sempat rombongan kami mengalami drama macet di pelabuhan. Niat awal sebenarnya ingin santai sambil menikmati perjalanan darat. Ternyata aku salah prediksi, menghadapi liburan sekolah, pastinya arus mudik melimpah. Ingin rasanya kembali ke Denpasar dan berganti dengan angkutan udara. Nyatanya kendaraan kami terjebak dalam kemacetan.


Yaa...suka tidak suka, akhirnya dengan sabar kendaraan kami bisa keluar dari antrian panjang itu. Setelah cukup lama terjebak dalam deretan kendaraan yang antri, lalu kami mendapatkan giliran untuk masuk kapal, bahkan hampir satu jam kami terombang-ambing di laut. Dan, perjalanan pun dimulai dari pelabuhan Ketapang. Berharap bisa sampai ke Bromo dini hari. Sang driver, kebetulan teman suami dengan lihainya mengendalikan kemudi mobil, hingga akhirnya kami memasuki kawasan Bromo sekitar pukul 00 dini hari.

Pertama kali yang kulihat adalah pemandangan menyeramkan, karena kendaraan kami melewati jalan setapak yang terus naik. Sementara tidak semua jalan dilengkapi dengan penerangan. Sesekali kami harus meraba-raba, bahkan sang driver harus pelan-pelan mengemudikan laju kendaraan. Selain beberapa belokan yang minim penerangan, ternyata setelah melewati tanjakan, ada belokan yang terjal bahkan terus menurun dengan tajam. Benar-benar uji nyali bagi seorang driver di kegelapan.

Karena dini hari, sudah pasti suasana disekitar Bromo sangat sepi. Beruntung tidak ada makhluk halus yang tiba-tiba menghentikan perjalanan kami. Sudah kebayang betapa menyeramkannya suasana kala itu. Namun begitu mendekati lokasi gunung Bromo, beberapa orang sempat ingin menghentikan kami. Mereka menawarkan penginapan. Namun, bersyukurnya sinyal disekitar Bromo terbilang bagus, jadi suami masih sempat membuka google map sambil mencari tempat penginapan terdekat dengan lokasi gunung Bromo.

Akhirnya suami menemukan tempat penginapan terdekat dengan gunung bromo, dengan harga sewa yang masih terjangkau. Penginapan ini merupakan homestay dengan tiga kamar tidur, dan satu kamar mandi. Harga sewa perhari Rp. 400.000,- Bahkan, saat berada di penginapan pun sudah ada yang menawari untuk sewa jeep selama mengunjungi kawasan wisata Bromo. Harga sewanya juga beragam tergantung berapa tempat wisata yang ingin kita kunjungi. Dan suami membayar sewa jeep sebesar Rp. 700.000,- itu sudah termasuk mengunjungi padang savana dan pasir berbisik.

Jam 2 dini hari kami menyempatkan tidur sejenak. Bahkan sudah janjian dengan penyewa jeep untuk mengantar kami naik ke puncak jam 4 pagi. Namun apa daya, karena kami terlalu lelah, baru jam 5 pagi kami mulai melakukan perjalanan menuju puncak Bromo. Ternyata memang kami terlambat. Jam 5 pagi sudah banyak jeep yang ngantri ingin naik ke puncak. Karena Fawaz, si anak semata wayang yang takut ketinggian, akhirnya kami memutuskan untuk melihat indahnya gunung bromo di pagi hari dari bangunan bertingkat milik warga setempat.

deretan jeep yang sudah mengantri sejak pagi

kawah gunung Bromo

Setelah puas menikmati pemandangan sekitar gunung bromo dari tangga rumah warga sekitar, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju kawah gunung bromo. Sebelum memasuki wisata kawah gunung bromo, kami diharuskan membayar tiket masuk kurang lebih Rp. 159.000,-, selanjutnya kami pun dipersilahkan melanjutkan perjalanan. Untuk menuju kawah gunung bromo tidak bisa dicapai menggunakan jeep, melainkan harus menunggang kuda. Sedang harga sewa kuda perorang sebesar Rp. 150.000,- untuk dua kali perjalanan (pulang - pergi). 

Aku dan suami niat banget ingin sampai di kawah bromo. Sayang Fawaz tetaplah penakut, tak berani menunggang kuda. Akhirnya kami berdua yang uji nyali menunggang kuda sampai ke kawah gunung bromo, meski selama perjalanan sempat beberapa kali jalannya kuda terseok-seok. Sementara Fawaz bersama teman suami menunggu kami dibawah sambil menikmati pemandangan yang tak kalah menariknya.

Selama menunggang kuda, ada rasa iba mendengar rintihannya. Maklum perjalanan menuju kawah bromo sangat jauh dan terus menanjak, sementara aku yang berada diatasnya beratnya puluhan kilo. Andai dia manusia mungkin sudah menangis kali ya hehehe..... dan subhanallah setelah  sampai di puncak menuju kawah gunung bromo, akupun takjub memandangi ciptaan Allah SWT yang luar biasa indahnya. Hamparan pemandangan yang memukau. Ditambah susunan tangga yang tak terhitung lagi jumlahnya, yang harus kami lalui kalau ingin mendekat ke kawah. Ada yang sebentar-sebentar berhenti, ada yang secepat kilat berusaha naik keatas. Bahkan, ada pula jasa gendong anak, bagi orang tua yang tidak kuat membawa serta anak balitanya menaiki tangga. Jasa gendong anak ini dipatok dengan harga Rp. 10.000,- saja.

pemandangan dari tangga menuju kawah gunung bromo

tangga menuju kawah gunung bromo

puas bisa foto berdua dengan background kawah gunung bromo

Setelah puas menikmati pemandangan di sekitar kawah gunung bromo, akhirnya kami turun dengan menunggangi kuda yang mengantarkan kami ketempat ini. Dan sepanjang perjalanan aku sempat ngobrol dengan bapak pembawa kuda, yang ternyata dia adalah penduduk asli gunung Bromo dan tinggal di dataran tinggi. Bahasa sehari-hari mereka adalah bahasa Jawa, namun agama mereka adalah Hindu. Dan ini sudah menjadi tradisi turun temurun warga sekitar gunung bromo. 

Turun dari kawah gunung bromo, selanjutnya perjalanan kami menuju ke padang savana. Mendengar namanya saja, aku sudah membayangkan bahwa padang savana ini adalah  hamparan padang yang luas, dan terlihat indah. Pemandangan kawah dari kejauhan masih nampak jelas bila dilihat dari padang savana ini.

hamparan Padang Savana
Karena kami agak terlambat memulai perjalanan mengelilingi wisata gunung bromo, sampai di padang savana cuaca terasa panas. Padahal saat sampai di penginapan dini hari cuacanya dingin sekali, sampai tidak berani menyentuh air. Bahkan, saking panasnya cuaca di padang savana ini, akhirnya kami melanjutkan perjalanan terakhir, yaitu menuju ke wisata pasir berbisik.

Tadinya penasaran, mengapa kok disebut pasir berbisik? Setelah bertanya kepada sang driver jeep, ternyata pasir berbisik ini adalah sebuah tempat dimana pasirnya sering mengeluarkan suara kalau kepanasan. Pasti sudah kebayang kan bagaimana panasnya cuaca di sekitar pasir berbisik ini.

destinasi terakhir saat berwisata di gunung bromo - pasir berbisik
Dan pasir berbisik adalah tujuan akhir dari seluruh rangkaian wisata gunung bromo. Setelah puas menikmati pemandangan sekitar pasir berbisik, akhirnya kami bersiap kembali ke penginapan dengan diantar jeep yang telah kami sewa selama perjalanan mengelilingi wisata gunung bromo.

Sampai di penginapan, hawa dingin pun kembali merasuk tubuh. Air kamar mandi tetap sedingin es, sama seperti saat kami mulai memasuki penginapan ini diri hari. Ada rasa malas untuk mandi, namun apa daya kami harus bersiap melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman. Tubuh harus terlihat bersih dan segar. Bersyukurnya meski penginapan kami tergolong homestay, namun juga menyediakan shower air panas. Jadi tidak khawatir menggigil kedinginan saat mandi.

Sungguh ini menjadi pengalaman pertama kami berpetualang ke gunung bromo yang menyenangkan sekaligus menegangkan. Ingin rasanya suatu saat mengulang kembali berwisata ke gunung bromo tentunya dengan situasi yang berbeda.

Bagi sobat-sobat yang ingin berwisata ke gunung bromo, agar lebih aman sebaiknya perlu memperhatikan beberapa hal dibawah ini:
  1. Usahakan sampai di kawasan gunung bromo di siang hari, maksimal sore hari. Jangan sampai seperti pengalamanku, sampai di kawasan gunung bromo dini hari. Bener-bener menyeramkan suasananya, apalagi jika memakai kendaraan pribadi, kalau driver tidak lihai mengendarai mobilnya bisa saja menyebabkan kecelakaan, karena jalan yang dilalui adalah jalan setapak namun kadang harus menukik tajam atau jalanan terjal.
  2. Nyalakan google map untuk mencari tempat penginapan terdekat dengan wisata gunung bromo. Abaikan bila ada seseorang yang berusaha memberhentikan kendaraan kita untuk menawarkan penginapan, sementara lokasi penginapan masih sangat jauh dengan tempat wisata. Banyak penginapan di kawasan gunung bromo, namun sebaiknya pilihlah penginapan yang terdekat dengan tujuan wisata.
  3. Carilah penginapan terdekat wisata gunung bromo. Hal ini dimaksudkan agar kita sampai ke tujuan wisata dengan cepat. Mengingat mulai jam 4 pagi sudah banyak para pengunjung berusaha mencapai puncak, dikhawatirkan bila kita terlambat tidak akan mendapatkan pemandangan bromo di pagi hari alias tidak bisa melihat sunset.
  4. Pandai memilih tempat penginapan. Kalau aku sih cuma pingin nyari tempat untuk rebahan sebentar, naruh barang dan mandi sebelum melanjutkan perjalanan. Makanya kupilih tempat penginapan semacam homestay yang murah harga sewanya. Meski di sekitar kawasan gunung bromo ini banyak tempat penginapan dengan harga variatif, namun aku berusaha mengikuti bakcpacker yang selalu mencari hal-hal yang murah...ceileee.....
  5. Berburu tiket pesawat murah sebelum melakukan perjalanan. Bener-bener pengalaman yang menguras tenaga ketika aku memutuskan perjalanan darat dan terjebak kemacetan. Andai naik pesawat mungkin tidak sampai dini hari tiba di kawasan gunung bromo. Nah, ini yang juga harus diperhatikan sobat sebelum memutuskan melakukan traveling.
  6. Siapkan dana sebelum berwisata ke gunung bromo. Penting banget ya menyiapkan dana sebelum memutuskan mengunjungi tempat wisata. Semurah-murahnya harga tiket memasuki kawasan wisata, kita harus tetap menyiapkan sejumlah dana untuk berbagai keperluan. Kalau dana tersedia, pastinya berwisata pun akan terasa nyaman dan menyenangkan.

Berbicara tentang tiket pesawat murah, aku merekomendasikan sobat-sobat untuk memanfaatkan aplikasi Pegipegi. Pegipegi adalah perusahaan yang melayani pemesanan hotel, tiket pesawat dan tiket kereta api melalui situs web, serta melalui aplikasi gratis di Android dan iOS. Berbasis operasional di Jakarta, Pegipegi secara fokus membantu mengelola kebutuhan liburan atau perjalanan bisnis masyakarat Indonesia


Didukung oleh tiga perusahaan: PT Alternative Media (AMG), Recruit Holdings, dan Altavindo, Pegipegi diresmikan pertama kali sebagai agen perjalanan daring yang melayani pemesanan hotel di Indonesia pada tanggal 7 Mei 2012 oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu. Pada bulan Agustus 2013, Pegipegi mulai membuka layanan untuk pemesanan tiket pesawat secara daring. Dengan slogan Explore with Us! #PegipegiYuk, saat ini Pegipegi mengklaim telah terhubung langsung dengan lebih dari 7.000 hotel di Indonesia. Pegipegi juga memiliki lebih dari 20.000 rute penerbangan setiap hari, baik domestik maupun internasional. (sumber: id.wikipedia.org)

Lalu bagaimana caranya memesan tiket pesawat melalui aplikasi Pegipegi ini?

Dari beranda Pegipegi, carilah "tiket pesawat". Lalu tentukan tujuan perjalanan. Misal dari Bali ke Malang pada tanggal 30 Oktober 2019. Kemudian klik carilah tiket. Begitu tombol cari tiket diklik, maka muncullah penerbangan yang kita tuju. Tujuan Bali - Malang biasanya hanya satu maskapai yang langsung tanpa transit, yaitu wings air yang berangkat dari bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sekitar pukul 13.40 wita dan sampai di bandara Abdurrahman Shaleh pukul 13.50 wib. 


Dan rasanya inilah rute perjalanan yang tepat untuk sampai ke wisata gunung bromo. Artinya perjalanan ke kawasan gunung bromo masih aman. Bahkan andai setelah sampai di kawasan gunung bromo langsung mencari tempat penginapan terdekat lokasi, kita bisa beristirahat cukup, sebelum keesokan harinya bersiap mengunjungi wisata bromo. Lalu bagaimana mencapai ke kawasan gunung bromo ketika kita sampai di bandara Abdurrahman Shaleh Malang. Senyatanya ada beberapa pilihan menuju kesana, bisa janjian dengan teman, menyarter kendaraan dari bandara atau sewa mobil di sekitar bandara tersebut.


Setelah menentukan pilihan pesawat, selanjutnya kita tekan tombol "pesan tiket pergi". Oh ya untuk tiket pesawat kita juga bisa memesannya pulang pergi sekaligus, guna menghindari kehabisan tiket pesawat. Nah, yang kuncontohkan ini adalah pesan tiket sekali perjalanan. Halaman selanjutnya menunjukkan rincian biaya dan jadwal penerbangannya. Bila sudah sesuai dengan keinginan kita, maka selanjutnya tekan tombol "lanjutkan".


Begitu tombol "lanjutkan" kita tekan, maka selanjutnya muncul pemberitahuan seperti ini. Kita diharuskan mengisi title (nyonya, tuan, nona), nama depan, nama belakang, nomor telepon dan alamat email. Sedang di bagian kanan tertera rincian biaya dan jadwal penerbangan pergi. Lalu kita tekan kembali tombol "lanjutkan".

Setelah membaca semua persyaratan, lalu kita klik kotak sebelah kiri, artinya kita setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaan Pegipegi. Selanjutnya kita tekan kembali tombol "lanjutkan".

Pada halaman diatas menunjukkan pesananku untuk tujuan Bali - Malang telah dikonfirmasi oleh maskapai. Sedang metode pembayaran yang kupilih adalah virtual account BCA dengan metode pembayaran dapat dilakukan melalui mesin ATM BCA, klik BCA atau m-banking BCA. Setelah klik bayar, maka aku diberi kesempatan untuk melakukan pembayaran sampai batas waktu berakhir.

Dan bila pembayaran telah berhasil, pihak maskapai akan menerbitkan e-tiket yang dikirimkan langsung melalui email yang kudaftarkan tadi. Mudah bukan, memesan tiket pesawat melalui Pegipegi ini. Bila sobat masih penasaran bagaimana caranya mengunduh aplikasi ini, caranya cukup mudah. Cukup unduh aplikasi Pegipegi melalui playstore di hendpon android, lalu ikuti prosesnya, maka aplikasi Pegipegi siap sobat gunakan untuk keperluan sesuai selera, salah satunya untuk memesan tiket pesawat secara online.

Jadi masih bermimpi ingin menikmati wisata gunung bromo? Jangan hanya dipendam dalam mimpi ya sob, yuk segera realisasikan dan nikmati sensasinya. Sesungguhnya bisa mencapai puncak bromo dan dapat melihat langsung kawah gunung bromo yang membubung tinggi ke angkasa, disitulah kita bisa menikmati kebesaran sang Pencipta, Allah SWT!

Posting Komentar

30 Komentar

  1. Buset, itu antrian jeepnya banya bet ya :D

    Saya dulu ke bromo, berangkat dari Malang jam 12 pagi wgwgw, jadi nga terlalu ramai, tapi dinginnya ya ampooooon buset ;D

    selalu indah ya Bromo mba ;') rinduuuuuw

    BalasHapus
  2. Aku yang deket aja belum pernah ke bromo. Rasa2 nya mungkin harus ke sana ya sebelum banyak berubah.

    BalasHapus
  3. Aku tahun 2017 ke bromo. Kita nginap di surabaya jadi subuh2 pergi ke bromo. Saya naik kudanya gak sampe kawah. Ada asma jadi gak kuat nyium bau belerang

    BalasHapus
  4. Terakhir ke Gunung Bromo tahun 2012. Wah belum kekinian deh ya. Makanya saya juga keinginan ke Bromo bareng keluarga. Secara sekarang saya sudah punya anak. Dengan adanya aplikasi PegiPegi ini tentunya sangat membantu sekali ya

    BalasHapus
  5. Wah antrian jeepnya lumayan juga ya mba, tapi terbalas deh dengan pemandangan Bromo yg keren abis saya juga pengen banget ke sana :)

    BalasHapus
  6. Wah makasih banget buun infonya, pengen banget ke Bromo belum kesampean nih, masih harus nabung dan nunggu cuti tahun depan hahaah, tapi kalau pake pegi-pegi kayanya bakalan lebih irit deh

    BalasHapus
  7. Itu antreannya ampun deh. Apalagi pas naik jeep ke Bromo. Tapi pemandangannya subhanallah cantik bener ya.

    BalasHapus
  8. Duh..jadi kangen pengen ke Bromo lagi nih.. Indahnya bikin ingin datang dan datang lagi y mba..

    BalasHapus
  9. Aku beberapa bulan yang lalu ke sini juga mba. Tapi aku nginep di Malang, trus paginya baru ke Bromo. Karena bw anak kecil, nggak ngejar sunrise juga...tapi tetep cakep kok ya Bromo, meski melewatkan sunrise

    BalasHapus
  10. Jadi ingat waktu saya ke Bromo sekeluarga dengan kendaraan pribadi. Sampai sana juga hampir tengah malam. Untungnya saat ini lagi super moon. Lumayan banget ketolong ma cahaya bulan

    BalasHapus
  11. Biasa yaa kalau misal tinggal di destinasi impian, malah berasa biasa aja. Hehehe..

    Btw Bromo menyenangkan ya mbaa.. Fawwas tetap bisa menikmati indahnya Bromo walau ga di atas banget yaa.
    Btw itu penginapan yg 400rb ada fotonya ga mba?

    BalasHapus
  12. Saat ke Bromo, kami mulai pendakian dengan jeep itu jam 3 pagi dan sudah ramai juga. Udara dingin menggigit dan anak2 ngantuk, tapi terbayar begitu melihat pemandangan ketika matahari terbit dan setelah cukup terang. Bikin kangen

    BalasHapus
  13. nggak sekalian ke madakaripura di belakang bromo mbak kemarin?

    BalasHapus
  14. Astaga ramai banget penyeberangannya. Sama dg orang Jogja walaupun sdh banyak obyek wisata tapi Bromo jadi pilihan menarik. Kami dulu sudah naik kuda sampai bawah tangga. Tapi aku tetep pilih belok kanan, duduk di warung mie rebus, nunggu yg pada naik hehehee. Soalnya aku nggak kuat di tempat tinggi karena oksigennya terlalu tipis.

    BalasHapus
  15. Ngantri naik ke puncak Gunung Bromo lumayan juga ya, mba, padahal hanya 1 jam telat dari rencana. Sepakat, kalau mau wisata itu tiket dan akomodasi lain harus benar2 dipersiapkan biar wisata lancar.

    BalasHapus
  16. Wah...jadi inget perjalanan saya ke Kawah Gunung Bromo 20 tahun yang lalu. Udah lama sekali ya hihihi...
    Sepertinya tempat wisata di sana sudah banyak yang berubah dan pasti lebih baik dari 20 tahun yang lalu ya, Mbak

    BalasHapus
  17. Meski harus sabar antri tp terbayarkan banget ya sama keindahan Bromo. Huhu aku belum pernah kesana lho semoga aja dalam waktu dekat bisa kesana sama keluarga.

    BalasHapus
  18. Bromo.. sering banget liat postingan teman teman merasakan keindahan bromo.. ingin rasanya kesana juga mbak, namun anak anak masih kecil kecil nih mbak.. semoga suatu hari nanti bisa ke bromo juga.. mulai ceki ceki tiket juga ya dari sekarang di pegipegi ya.. bismillah

    BalasHapus
  19. Baca cerita Mbak ini jadi kebayang gimana perjalanannya. Benar-benar melelahkan ya Mbak kalau sampai terkena macet kayak gitu. Tapi syukurlah bisa sampai di tujuan (Gunung Bromo) dengan selamat. Btw liat pemandangan di sana, kereeen sekali. Beras pengen juga deh liburan ke Gunung Bromo.

    BalasHapus
  20. Wah kapan-kapan aku mau ngajak anak-anak ke Bromo juga ah mbak, sekalian nyobaon menginap dekat Bromo. Waktu itu aku nginapnya di Batu soalnya waktu mau ke Bromo. Jam 2 aku udah di atas mbak tidur di jeep sambil nunggu instuksi naik tangga aja, ALlhamdulillah gak perlu jalan jauh untuk melihat sunrise. Pingin balik lagi ke sana

    BalasHapus
  21. Belum pernah ke Bromo. Salah satu destinasi yg ingin dijajal. Kalau suami mah udah pernah kesana. Mudah mudahan bisa kesana. Wah aplikasi pegi pegi mudahin banget ya. Suka

    BalasHapus
  22. Destinasi impian banget Bromo.. Ga jd terus soalnya walau sdh direncanakan moga next ada takdir nya bisa ke sana...hehe

    BalasHapus
  23. ya ampun antriannyaaaa, panjang banget.
    tapi terbayar ya mba dengan keindahan bromo. udah lama aku pengen ke bromo, huhuhu semoga diberi kesempatan untuk kesana seperti mba ya. seru baca ceritanya soalnya.

    BalasHapus
  24. Senang banget bisa ke Bromo mbak, aku belum pernah ke sana. Tapi rencana kalau bisa tahun depan bareng keluarga.

    BalasHapus
  25. MasyaAllah mba, Bromo salah satu wisata yang menjadi favoritku dan pengen ke sana kapan2 aamiin. Belum kesampaian aku ke sana, hiks. Mudah2an kapan2 ada rejeki dan waktu. Ah apalagi sama orang2 kesayangan perginya ya mba

    BalasHapus
  26. Asyiiik ya mvaaa.. sukaaa dengan Bromo yang begitu unik dan cantik

    BalasHapus
  27. wah makasih infonya, mau lagi ke sana. krn waktu ke sana sudah lama sekali

    BalasHapus
  28. Selalu Ngiler ketika liat seseorang berwisata ke Bromo, semoga suatu saat nanti bisa ke sana, soalnya sekarang masih di luar jawa heem :)

    BalasHapus
  29. makasih mbak jadi tau, dan kita harus prepare suatu waktu kesana kan minimal gak gugup

    BalasHapus
  30. Seru sekali liburannya ke Bromo ya, Mbak Yuni. Saya jadi lansung mupeng. Soalnya belum pernah hehehe. Tapi memang, saya pribadi tidak suka perjalanan malam. Karena kadang jalanan ke tempat wisata iu gelap dan tidak terlalu lebar. Selain itu bisa menikmati pemandangan alam hehehe. Semoga saya segera bisa ke Bromo nih, Mbak. Aamin.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...