Mengapa Harus Blogger



Tiba-tiba saya ikutan nyinyir ketika ada sebuah statement yang mengatakan mengapa harus blogger? Kok tidak youtuber atau instagrammer? Statement ini disampaikan oleh seseorang dalam tulisannya yang kebetulan tidak begitu memahami dunia blogging.


Baiklah...ini bukan tulisan sindiran atau bahkan nyinyiran tentang statement ini. Bahwa sampai saat ini saya masih menyandang status sebagai blogger meski kualitas ngeblognya sudah berkurang. Namun justru saya sangat prihatin dengan keadaan saat ini. Dimana kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan meningkatnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya para generasi muda.

Memang....kalau dilihat dari segi teknologi, generasi muda sekarang jauh lebih modern ketimbang jaman saya masih remaja. Anak-anak kini telah mahir mengoperasikan alat-alat elektronik yang canggih. Bahkan media sosial pun telah dibanjiri akun anak-anak yang tidak mau ketinggalan untuk ber"medsos ria". Tak ayal, mereka yang mampu memanfaatkan peluang ini bisa meraup keuntungan yang sangat banyak.

Sudah tidak heran bila anak-anak "jaman now" bisa berpenghasilan sendiri sebagai youtuber atau instagrammer. Dengan memanfaatkan media youtube atau instagram, mereka bisa berbagi informasi sesuai bidang yang dikuasai. Sebagai contoh, seseorang yang pandai berdandan, ia membagikan trik atau tutorial berdandan melalui youtube dan instagram. Lalu followernya makin hari makin bertambah. Ia pun akhirnya mendapat banyak tawaran sebagai buzzer, bahkan di endorse oleh berbagai produk kecantikan. Dari sinilah akhirnya ia dikenal publik dan mendapat penghasilan sebagai youtuber atau instagrammer. 

Keberadaan youtuber dan instagrammer kini telah menyaingi blogger. Bahkan, orang lebih memilih menjadi youtuber yang hanya berbicara didepan kamera, lalu divideokan dan diunggah melalui media youtube. Demikian juga dengan instagrammer, cukup memosting gambar yang menarik dan hanya diberi sedikit caption maka gambar itu banyak di "like" orang. Tak ayal banyak brand produk yang mencari instagrammer atau youtuber dengan follower banyak untuk mempromosikan produknya. 

Inilah yang kadang membuat saya prihatin dengan keadaan saat ini. Masyarakat lebih mencari yang instant ketimbang kerja keras. Ketika berbicara tentang blog, satu hal yang menjadi ketakutan bagi blogger pemula adalah "menulis". Suatu ketika ada seseorang datang kepada saya. Ia mengeluhkan permasalahannya. Dalam benaknya ingin bisa ngeblog tapi tidak tahu darimana memulainya? Dan ia juga takut kalau tulisannya kurang enak dibaca atau susunan kalimatnya berantakan.

Lalu saya sampaikan bahwa ngeblog itu ibaratnya bercerita atau menulis "diary". Kalau kita dapat bercerita panjang lebar tentang sebuah kejadian maka seperti itulah ngeblog. Dulu sebelum internet berkembang pesat dan blog belum ada, anak-anak jaman dulu suka berkeluh kesah melalui buku diary. Dan kini "blog" bisa menjadi diary elektronik serta boleh diisi berbagai tulisan sesuai keinginan pemilik blog. Asal tulisannya tidak mengandung sara. 

Namun, justru seperti inilah kenyataannya saat ini. Generasi muda lebih memilih yang instan saja. Bila disuruh memilih antara blogger atau youtuber, mereka lebih condong ke youtuber. Bagaimanapun juga ini sebuah tantangan bagi blogger untuk terus mempertahankan dunia blogging, utamanya mengenalkan blogging kepada generasi muda.

Baiklah....agaknya minat baca generasi muda saat ini mulai menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia pun rasanya juga ikutan landai. Kalau dulu yang namanya guru memang pantas disebut sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa". Artinya guru jaman dulu benar-benar menguasai bidangnya dan sanggup membuat anak didiknya kaya ilmu. Namun berbanding terbalik dengan kenyataan saat ini. Meski tidak semua guru demikian, tetapi sangat disayangkan bila ada guru yang mengajar setengah hati. Di kelas anak-anak disuruh mengerjakan tugas berlembar-lembar sementara sang guru sibuk dengan gadgetnya. Memang sistem CBSA, mengharuskan muridnya untuk memperluas pengetahuannya, namun bukan seperti inilah caranya.

Yang lebih memprihatinkan cara pemerintah menetapkan kurikulum pendidikan agaknya belum dikaji secara mendalam. Anak-anak yang terlalu dipaksakan menguasai berbagai materi hingga akhirnya mereka tidak sanggup memperoleh hasil maksimal. Yang ada, mereka justru membenci beberapa pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Barangkali bila antara pihak sekolah, orang tua murid dan masyarakat umum mampu bersinergi, bergandengan tangan untuk mencerdaskan generasi muda, saya yakin minat baca generasi muda akan kembali tumbuh. Anak-anak akan beralih menjadi generasi yang genius melalui buku-buku bacaannya dan perlahan meninggalkan gadget serta dunianya yang kadang berdampak negatif bagi perkembangannya.

Mengapa harus blogger?
Agaknya pertanyaan ini yang harus terpecahkan. Ngeblog itu merupakan salah satu cara untuk menciptakan sebuah tulisan. Dengan rutin ngeblog maka kualitas tulisan itu akan semakin bagus. Dengan demikian rasa takut dan khawatir tentang nasib tulisan kita lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya. Menulis di blog juga merupakan salah satu media promosi, berbagi ilmu yang pengaruhnya sangat besar di lingkungan masyarakat.

Coba Anda bayangkan, ketika Anda ingin mengetahui bagaimana caranya memasak soto ayam yang enak? Tentunya Anda akan membuka hp, lalu mencari resep membuat soto ayam melalui bantuan Google Search Engine. Dari situlah Anda akan dibawa menuju halaman berbagai resep soto ayam. Padahal adanya tulisan resep-resep ini merupakan ciptaan para blogger yang ingin berbagi resepnya kepada Anda. Dan mengapa Anda tidak mencari ke toolbar youtube saja? Saya yakin tulisan di blog lebih mudah dipahami ketimbang kita mendengarkan step-stepnya melalui seorang youtuber.

Dari tulisan di blog Anda pun bisa copy paste resep untuk kemudian bisa Anda simpan sebagai catatan resep masakan. Demikian halnya dengan kasus-kasus lain. Seperti tentang penyebaran 4 pilar MPR RI, saya yakin media blogging lebih mengena ketimbang media lain. Memang promosi melalui youtube dan instagram juga sangat membantu menyebarkan program MPR RI. Namun bila menggunakan media blogging, maka tulisan para blogger ini bisa dijadikan referensi atau bahan bacaan bagi para pembacanya. 

Demikian halnya dengan materi pelajaran saat ini, dimana buku-buku pelajaran bantuan pemerintah yang beredar di masyarakat sangat terbatas. Untuk membeli pun tidak semua orang tua murid mampu. Akhirnya anak-anak itu memanfaatkan media online untuk belajar. Inilah peran penting para blogger pencipta tulisan tentang materi pelajaran sekolah. Jadi boleh dibilang daya tarik blogger di masyarakat sangat besar, mereka mampu mengajak semua pembaca diberbagai kalangan untuk membaca tulisan-tulisannya. Meski saat ini media youtube dan instagram telah berkembang pesat, agaknya blogging tetap harus dipertahankan.

Untuk generasi muda mari kita sama-sama belajar, tumbuhkan minat baca, gemarlah menulis demi mengubah wajah dunia ini menjadi lebih baik. Ngeblog itu bukanlah media provokasi tetapi merupakan ajang belajar merangkai kata-kata sambil berbagi ilmu. Ketika kita menjadi bagian dari negara Indonesia, mari kita bersatu bersinergi dengan pemerintah untuk membuat Indonesia lebih maju.

Posting Komentar

6 Komentar

  1. nggak semua bu, generasi muda kurang membaca. saya generasi muda hobi membaca :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang tidak semua generasi muda kurang suka membaca mas....saya prihatin bila ada generasi muda yg kurang suka membaca...apalagi tidak mau belajar dari pengalaman para pendahulu.... bagi generasi muda yang hobi membaca yuk tularkan virus gemar membaca di lingkungan sekitar....

      Hapus
    2. mari bu, generasi kami. masih perlu dukungan orang-orang seperti ibu dan teman-teman angkatan. agar bisa menjadi pembimbing kami.dan kami menjadi pembimbing untuk adik adik kami nanti

      Hapus
    3. Siiiip....saya suka...saya suka....

      Hapus
  2. Saya masih setia nulis di blog bu. Tapi bukan berarti saya tidak belajar menjadi youtuber atau instagramer. Karena kedua keahlian itu juga dibutuhkan oleh seorang blogger supaya tetap mengikuti jaman. Buat konten Ig dan Video sama susahnya kok denga blog, nggak instan juga sih.

    Kalau generasi sekarang jarang baca, karena memang mereka adalah generasi yang lebih senang mencari apapun lewat mesin pencaharian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kunjungannya ke blog saya mbak...terimakasih juga komentarnya. Memang apa yang saya tulis ini hanya opini kecil karena bertemu dengan seseorang yang kurang suka ngeblog. Ketika diundang dalam sebuah acara dimana diakhir acara setiap peserta diwajibkan menulis di blog, maka seseorang ini seolah mengelak....baginya lebih baik mengundang youtuber dan instagrammer ketimbang menulis di blog..... inilah yang kadang membuat hati saya miris...ketika media sosial telah berkembang masih ada pertentangan....harusnya bisa sama2 berjalan beriringan dan saling mendukung.

      Hapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...