Berburu Menu Idaman Saat Lebaran Jangan Sampai Mengurangi Niatmu Untuk Bersilaturahmi

Berbicara tentang menu idaman saat lebaran, tentunya sangat bervariasi. Tergantung faktor usia kalau menurut saya. Mengapa demikian? Tentunya selera orang tua sudah pasti berbeda dengan selera anak-anak. Itulah sebabnya, banyak yang menyediakan gula-gula, wafer atau kripik barbeque untuk anak-anak. Karena jajanan seperti itulah yang menjadi idaman anak-anak saat lebaran.

Saya pernah mempunyai pengalaman berlebaran di Papua, yang menurut saya tradisi lebaran disana sangatlah unik. Menjelang lebaran adalah hari yang sangat sibuk, karena saya harus menyiapkan acara open house di rumah. Tradisi berlebaran di Papua, si empunya rumah akan menyediakan hidangan lebaran seperti soto, bakso, tekwan, atau cotto Makassar, lengkap dengan es buah dan pudding. Sedangkan kue kering yang disiapkan di meja tamu hanyalah sajian pelengkap, sembari tamu-tamu itu antri mencicipi hidangan makan berat.


Sementara untuk anak-anak, selain disediakan angpau, maka si pemilik rumah biasanya menyediakan snack yang dikemas dalam plastik warna-warni layaknya bingkisan ulang tahun. Biasanya bingkisan ini berisi macam-macam snack anak, lengkap dengan gula-gula dan sebuah minuman. Bingkisan inilah yang sering diburu anak-anak. Bahkan mereka seringkali bolak-balik bertamu agar mendapat bingkisan yang banyak. Tentunya si pemilik rumah tak tinggal diam. Guna menyikapi anak-anak nakal yang bolak-balik bertamu, maka tuan rumah menyiapkan tinta celup. Bagi anak yang sudah datang dan mendapat bingkisan, maka ia harus mencelupkan jarinya ke tinta celup, dengan harapan agar ia tidak kembali lagi. Tentunya cara ini bertujuan agar bingkisan lebaran yang disiapkan cukup untuk semua anak yang datang ke rumahnya.

Lain lagi dengan lebaran di Jawa. Kebanyakan saat lebaran di Jawa, pemilik rumah cukup menyediakan kue-kue di toples yang ditata rapi diatas meja, lengkap dengan minumannya. Kalau dulu minuman yang disajikan berupa teh manis yang disediakan dalam gelas, kini cukup minuman kemasan, seperti aqua gelas, teh gelas atau minuman sari buah. Saya rasa lebih praktis.

Dari semua menu lebaran yang disediakan oleh si pemilik rumah, tentunya hanya satu tujuan mereka, yaitu ingin menjalin tali silaturahmi. Tak perlu ada unsur pamer atau keterpaksaan menyediakan menu lebaran. Seperti tradisi lebaran di Papua, seyogyanya memang harus dilandasi dengan keikhlasan, agar menu yang kita sajikan menjadi berkah dan para tamu pun menjadi puas atas menu yang kita sediakan.

Apapun menu idaman yang kita cari saat lebaran, jangan sampai mengurangi niat kita untuk bersilaturahmi dan bermaaf-maafan di hari raya. Jangan sampai kita berkunjung ke rumah seseorang hanya untuk berburu menu idaman, sementara dalam hati kita masih menyimpan dendam atau amarah. Alangkah baiknya, tradisi saling mengunjungi memang diniatkan dalam hati secara ikhlas untuk melebur dosa, dan bukan sebagai ajang berburu menu idaman. Bukankah hal ini akan bernilai ibadah dan mendapat pahala?


Posting Komentar

7 Komentar

  1. biasanya kalau ada tamu paling dihidangkan kue kering aja :)

    BalasHapus
  2. Tahun ini pertama kali nggak mudik karena udah pindah ke Jawa. Bingung mau open house apa nggak

    BalasHapus
  3. walau banyak makanan saat lebaran utamakan kesehatan

    BalasHapus
  4. Awwww aww awww...angpau. :D

    Tekwan itu buat sendiri ya, Mbak? Pinter masak, yam :D

    BalasHapus
  5. yang penting bersilaturahmi nya ya mba :)

    BalasHapus
  6. konsep yang salah itu ya mbak kalau lebaran malah berburu jajanan hehe yang pentingkan silaturahmi untuk saling memaafkan :D

    BalasHapus
  7. Hahaha.. Bener banget nih mba, makanan buat kita tidak konsentrasi terkadang.. Tapi yah, kalau lebaran silahturahmi nomor 1 ..

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...