Sabtu Merindu, Meski Terlambat Kumenyadarinya

Hujan kembali mengguyur kota Denpasar. Hawa dingin seolah memaksa masuk menerobos tubuhku. Ingin rasanya terus bersahabat dengan selimut tebalku. Namun apadaya, naluriku berontak, memaksaku beranjak dari peraduan. Sepagi itu aku harus kembali menjalani rutinitasku. Mencuci, menyapu, memasak, menyeterika dan menyiapkan buku pelajaran anakku. Semuanya harus keselesaikan.

Tiba-tiba hp samsungku berbunyi. Sebuah email masuk. Kubaca dengan seksama. Pakde Cholik mengadakan Giveaway "Sabtu Merindu". Melihat judulnya, ingin rasanya buru-buru menghadap laptop dan mereka-reka sebuah kejadian yang menggugah adrenalinku di hari Sabtu. Oh.....ternyata gagal rencanaku. Aktivitasku di Sabtu ini rupanya sangat menyita waktuku hingga aku tak sempat menggerakkan jemariku tuk merangkai kata-kata seperti anganku.



Hingga malam menjelang, aku seolah termangu menatap kembali email yang baru masuk, bahwa Giveaway "Sabtu Merindu" telah di tutup. Yah....telat. Itu sesalku. Tapi aku berharap suatu saat bisa mengikuti event seperti ini lagi. Mungkin inilah sebuah jawaban dari cerita yang ingin kurangkai tadi siang. Tiba-tiba aku ditelpon seorang ibu yang menanyakan tulisanku. Rupanya ibu itu ingin berkonsultasi tentang lomba karya ilmiah. Dengan senang hati kujelaskan sebisaku, dan aku berharap ia mengerti dengan penjelasanku.

Hujan semakin deras. Aroma tanah basah itu begitu khas, menyisakan sebentuk ingatan masa silam. Telpon dari seorang ibu itu dan aroma tanah basah yang tak sengaja kucium, seolah membawaku pada episode "Sabtu Merindu." Ingatanku membuncah, mengenang masa kebersamaan dengan ibu-ibu di Papua.


Sedih, terharu.....manakala kutatap deretan foto yang diam. Andai waktu bisa terulang kembali, ingin rasanya mengulang kebersamaan yang indah itu. Suka dan duka kulalui bersama ibu-ibu yang kuat. Kami merasa sehati meski senyatanya kami berbeda. Kadang airmataku tiba-tiba meluluhkan gawang pertahananku ketika kutatap sebuah gambar yang kini pemiliknya telah dipanggil olehNya. Oh...ya Rabb....terimalah dia disisiMu.

Bahkan, di Sabtu ini tiba-tiba semuanya kembali terekam dalam ingatanku. Peristiwa demi peristiwa yang terjadi di asrama seolah kembali menggelitik sanubariku untuk menyapanya satu persatu. Aku seperti berada di waktu lampau, menjadi lakon dari peristiwa silam. Duh, hatiku semakin teriris.

Kini, kami telah berpisah, mengikuti jejak langkah suami. Aku tak marah, bila masing-masing dari kami tak sempat berkirim kabar. Karena aku tahu mereka juga sibuk. Tapi aku yakin, bahwa cerita dalam gambar itu akan selamanya melekat di hati masing-masing. Dan aku yakin suatu saat kami dapat bertemu kembali, tuk merajut sebuah mimpi baru dan mengenang cerita lama dalam sebuah nostalgia indah, seperti rasaku di Sabtu yang merindu ini.


Posting Komentar

2 Komentar

  1. Terbayang suasana di kompleks mak...pasti dekat, banyak menghabiskan waktu bersama...semoga masih bisa terus kontak-kontak maak...btw, kita senasib, ngg sempet ikutan GA pakdhe :D...tapi tetap semangat yaaa...cheers..

    BalasHapus
  2. Wahhh, udah pernah di Papua ya? Tentu menyenangkan ya bisa tinggal di tempat yang tidak banyak orang bisa berkesempatan ke sana. Sabtu ini benar-benar merindu rupanya ^_^

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...