#1Hari1Ayat : Jangan Suka Mengumpat Suami

 Day 18 :

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ

Artinya : "Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela"(QS: Al-Humazah Ayat: 1)



Ayat diatas kurang lebihnya berarti demikian, kecelakaan yang besar bagi setiap pengumpat dan pencela, yakni yang melakukan keburukan tersebut secara berulang-ulang, sehingga yang terbiasa atau sering kali mengumpat, menggunjing, mencela, dan menyebarkan rumor dan isu negatif terancam siksa yang berat. Bahkan tidak dibenarkan membicarakan keburukan orang lain, walau keburukan itu benar adanya, kecuali dalam kasus-kasus tertentu.


Dalam sebuah pembicaraan ibu-ibu kadang terdengar mereka sedang membicarakan suami masing-masing. Ada yang memuji, bahkan ada pula yang mengumpatnya. Kalau memuji suami, itu sama halnya dengan membuat nama suami menjadi baik di mata orang. Dan itu sah-sah saja. Namun bila menceritakan keburukan suami kepada orang lain seraya mengumpatnya, pantaskah itu?

Coba Anda bayangkan, ketika Anda menceritakan kebiasaan suami yang suka bangun kesiangan, tidak taat beribadah atau suka jorok kepada orang lain, tentunya orang lain jadi tahu kebiasaan buruk suami Anda. Bukan tidak mungkin orang yang Anda ajak bercerita juga menyebarkan cerita Anda kepada orang lain lagi, demikian seterusnya. Kalau sudah demikian kebiasaan buruk suami Anda akan diketahui banyak orang. Itu sama halnya Anda mengumbar aib keluarga sendiri. Pastinya malu bukan?

Dulu saya pernah mengeluhkan kebiasaan suami kepada ibu. Namun ibupun segera menjawab, "bagaimanapun juga dia adalah lelaki pilihanmu, ayah dari anakmu. Apapun yang terjadi kamu harus menerimanya dengan ikhlas. Dan sebaiknya dalam keluarga harus saling menerima kekurangan serta kelebihan masing-masing. Syukur-syukur bisa saling mengingatkan......"

Jadi sebaiknya, apapun keadaan suami Anda, janganlah sampai menceritakannya kepada orang lain yang belum tentu memahami cerita Anda. Hindarkanlah sebutan-sebutan buruk untuk suami Anda bila Anda tengah bercerita. Sejelek-jeleknya suami Anda, dia adalah lelaki yang telah Anda pilih menjadi imam dan pendamping hidup Anda.  Sebagai istri, sudah seharusnya Anda menghormatinya dan melayaninya sebaik mungkin.

Keluarga rukun itu sebenarnya sangat sederhana. Bila suami dan istri saling menerima keadaan masing-masing. Bila suami dan istri tak saling menggunjing, mengumpat atau menceritakan keburukan masing-masing kepada orang lain. Dan bila suami istri saling menerima kenyataan hidup, tak menuntut, niscaya tak akan ada pertengkaran.

Marilah sama-sama kita pertebal iman Islam kita dengan menghindarkan sikap yang suka mengumpat, mengumbar aib atau menjelek-jelekkan suami. Bukankah Allah lebih menyukai wanita sholehah yang selalu taat kepada suami sebagai imamnya? Semoga kita termasuk wanita yang dirahmati Allah. Amin.

http://theprimadita.blogspot.com/2013/12/1hari1ayat-ikutan-yuk.html#more

Posting Komentar

0 Komentar