Meminimalisir Kenakalan Remaja

Sobat blogger....

Beberapa waktu lalu saya pernah menceritakan sebuah pencurian yang dilakukan anak-anak komplek dimana saya tinggal. Dan kejadian ini kembali terulang di rumah saya. Kali ini pelakunya anak-anak yang menginjak usia remaja, sekitar 13 tahun keatas.

sumber: dhono-wareh.com
Dari kejadian yang saya amati, saya yakin anak-anak itu sudah beberapa kali melakukan tindakan pencurian, karena mereka mempunyai cara tersendiri untuk menjalankan aksinya. Dan pencurian itu bukan hanya dilakukan oleh satu atau dua orang anak saja, melainkan segerombolan anak.



Jadi ceritanya seperti ini.....
Siang itu tepatnya dihari minggu, saya dan suami melihat segerombolan anak yang menyebar didepan rumah saya. Lantas saya pun mengamati gerak-gerik mereka. Rupanya anak-anak itu sedang berjaga-jaga melindungi temannya yang akan melakukan aksi pencurian. Saya lihat sorot mata anak-anak itu tertuju pada sepeda motor saya yang terparkir di depan jendela kamar rumah saya. Kemudian sayapun mengalihkan pandangan ke sepeda motor saya. Kebetulan kaca rumah saya terbuat dari kaca riben yang sangat gelap, nyaris tak kelihatan dari luar.

Astaga...sungguh saya tak menduga, ternyata anak-anak itu sedang melindungi temannya yang jongkok dibawah motor saya. Entah apa yang akan dia ambil. Sayapun tak ingin barang saya dijarah anak-anak itu. Secepat kilat saya dan suami keluar dari rumah dan mengejar anak-anak itu. Sayang, lari kami kalah dengan lari anak-anak itu. Saya tahu dimana anak-anak itu bersembunyi, namun saya memang sengaja tak mau mencari keributan. Setelah mereka tahu saya tak mengejarnya, merekapun keluar dari persembunyiaannya. Namun sayapun tetap mengeluarkan kata-kata ancaman untuk mereka.

Yang membuat saya merasa aneh, ada seorang bapak-bapak sedang duduk santai di depan rumah dekat persembunyian anak-anak itu. Ia pun tahu kronologis kejadiannya. Tetapi dengan cueknya ia pura-pura tidak tahu dan membiarkan anak-anak itu seolah tak terjadi apa-apa. Padahal salah satu dari anak itu adalah anak laki-laki itu.

Inikah kondisi masyarakat kota saat ini? Yang hanya cuek, tak mau tahu bahkan tak peduli dengan kejadian yang menimpa tetangganya? Apakah rasa kekeluargaan itu sudah benar-benar luntur? Sungguh amat sangat disayangkan......

Sementara tindakan anak-anak itu, bila dibiarkan lama kelamaan dapat berakibat lebih buruk. Dari yang hanya mencuri sandal, bila tak ditegor secara langsung, kemungkinan sasarannya bukan sandal lagi, melainkan barang-barang berharga di dalam rumah.

Inilah pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga. Keluarga memang lingkungan pertama tempat anak-anak itu mendapatkan pendidikan. Dan sebisa mungkin sebagai orang tua yang baik, anak-anak hendaknya mendapatkan arahan, contoh dan teladan yang baik pula. Namun demikian, jangan hanya memprioritaskan pada lingkungan keluarga. Kadang ketika orang tua sudah memberikan pengarahan yang baik kepada anak, masih saja sang anak berbuat nakal atau bertindak yang kurang baik.

Eit...jangan salah, anak-anak tidak hanya tumbuh dilingkungan keluarga, namun ia juga mengenal lingkungan pergaulan dan lingkungan dimana ia tinggal. Oleh sebab itu, sebagai orang tua yang baik, anak tetaplah menjadi tanggungan orang tua, berapapun usianya. Karena bukan hanya anak TK, SD atau SMP saja yang masih perlu pengarahan orang tua. Semua anak, yang masih menjadi tanggungan orang tua, masih butuh didikan dan arahan yang baik dari orang tua.

Jadi kasus yang baru saja saya ceritakan, disebabkan oleh beberapa faktor. Karena sebenarnya tidak ada sebutan "anak nakal". Anak bisa berbuat nakal seperti mencuri, suka tawuran dan sebagainya kemungkinan disebabkan karena lingkungan pergaulannya yang salah, atau lingkungan dimana ia tinggal yang kurang bagus, atau bahkan orang tua sendiri yang cenderung membiarkan anaknya tanpa memberikan arahan atau perhatian kepada anaknya.

Marilah sebagai orang tua yang baik, ingatlah bahwa anak adalah harta yang Allah titipkan kepada kita. Mari kita didik anak kita dengan didikan yang baik, bekali dia dengan ilmu agama, bekali dia dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, serta bimbing dia agar tak salah bergaul. Kasih sayang utuh yang kita berikan kepada anak justru akan membuat anak merasa diperhatikan, hingga akhirnya iapun akan hormat kepada kita sebagai orang tuanya.

Yuk kita sama-sama meminimalisir kenakalan remaja dengan cara memberikan perhatian dan kasih sayang yang utuh kepada anak, agar anak tak merasa terkekang atau kurang bebas dalam berinteraksi dengan dunia luar. Ingat...berbagai kasus yang menimpa anak, sedikit banyak, orang tualah yang menjadi penyebabnya. Jadi marilah kita sama-sama menjaga harta titipan Allah ini sebaik mungkin, agar anak tumbuh menjadi pemimpin bangsa yang berbudi luhur......

Posting Komentar

7 Komentar

  1. buset maling tuh, kenapa ga di laporin ke petugas keamanan aja mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dilaporin pun kalau pihak orang tua acuh terhadap kondisi seperti ini ya percuma mas.

      Hapus
  2. Banyak faktor ya mbak ternyata,,
    Pergaulan juga mempengaruhi sepertinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah mbak, makanya sebagai orang tua jangan sampe kita lengah untuk tidak memperhatikan anak. bisa jadi hal itu terjadi karena anak kurang perhatian dari orang tua

      Hapus
  3. dimulai dari orang tua dulu ya mbak untuk meminimalisir kenakalan remaja

    BalasHapus
  4. memang hidup di kota besar seperti itulah mbak,.... siapa elu siapa gue, tak ada lagi rasa kekeluargaan , /......

    BalasHapus
  5. remaja zaman sekarang memang sdh sangat meresahkan .... semua itu dampak dari lingkungan sekitar juga yang berpengaruh terhadap perilaku mereka

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...