Menciptakan Momen Spesial Bersama Anak Saat Liburan

Ibu mana yang tidak bahagia ketika melihat buah hatinya tumbuh dengan sehat? Tentunya setiap wanita yang berpredikat "ibu" pasti mengharapkannya. Bahkan, berbagai cara dilakukan demi tumbuh kembang buah hatinya. Bukankah anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga, dirawat dan dididik dengan baik?

Hasil gambar untuk hadist tentang anak
sumber:google
Namun demikian bukan berarti kita selalu memanjakannya dan menuruti semua keinginannya. Ada batasan-batasan tertentu yang hendaknya kita lakukan agar anak senantiasa tumbuh mandiri dan tidak selalu tergantung pada orang tuanya.


Inilah yang saya lakukan terhadap Fawaz. Meski ia adalah anak semata wayang, namun saya berusaha mendidiknya menjadi anak yang mandiri. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak baik fisik maupun psikologis, sebab merekalah yang menentukan baik buruknya karakter anak. Atas dasar inilah saya dan suami berkomitmen dalam mendidik anak, diantaranya:
1.   Senantiasa memberikan pendampingan terhadap anak.
2.  Mampu memposisikan diri, kapan mereka bertindak sebagai orang tua, kawan atau teman dalam bermain dan berdiskusi.
3.  Mampu melakukan pengawasan, baik pengawasan dari dekat maupun  jauh, serta kapan sebaiknya memberikan kepercayaan kepada anak.
4.  Mampu memberikan ruang pada anak untuk berkembang. Ketika bakat anak sudah mulai terlihat, maka berikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakatnya.
5. Mampu membantu anak dalam mewujudkan prestasinya. Ketika anak telah mencapai tahap usia 6 – 12 tahun, yang dibutuhkan adalah pencapaian prestasi, disinilah pentingnya dorongan orang tua guna meningkatkan kepercayaan diri pada anak.


Kelima hal itulah yang berusaha kami terapkan saat mendampingi Fawaz.

 

Mengingat setiap anak mengalami tumbuh kembang sesuai tahapan umur, hendaknya sebuah pendampingan itu tidak boleh terlalu mengekang anak atau membatasi ruang geraknya. Semakin bertambah umur seorang anak, tentunya tingkat kematangannya semakin bertambah pula. Dari yang dulu minta ditemani bermain, kalau makan minta disuap, lambat laun anakpun bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang tua. Bahkan terkadang kehadiran orang tua dianggapnya sebagai mata-mata yang membuat anak jenuh dan ingin berlari menjauh.



Lalu bagaimana menciptakan momen spesial bersama anak?

 

Anak akan merasa dekat dengan orang tuanya bila ia diperhatikan dengan baik. Tidak terlalu sering dimarahi, juga tidak keseringan dituruti semua keinginannya. Sekali waktu ketika ia meminta sesuatu buatlah sebuah reward. Sebagai contoh, ketika anak merengek minta dibelikan sepeda, jangan langsung dibelikan, namun berilah sebuah tanggung jawab, misalnya kalau ia bisa memperoleh nilai bagus di sekolah nanti akan mendapat hadiah sepeda, dan sebagainya.





Anak  merupakan salah satu aset keluarga. Sudah pasti apapun akan kita lakukan demi anak. Tidak hanya soal pendidikan, namun kesehatan dan memberikan kesempatan untuk berlibur juga menjadi prioritas demi tercapainya keseimbangan hidup. 

Jangan hanya menuntut pendidikan, nilai harus bagus, harus mengikuti berbagai ekstrakurikuler, harus ikut bermacam-macam les, sementara kebebasan anak tidak diperhatikan. Anak juga butuh refreshing, ingin mengisi liburannya dengan mengunjungi tempat wisata atau menyalurkan hobinya. 

Namun apa jadinya bila anak tiba-tiba demam saat liburan? Liburan tak akan menyenangkan bila anak terserang demam. Sebelum demam melanda anak dan kita kehilangan momen kebersamaan dengannya, tentunya sebagai orang tua kita harus siap sedia. Inilah yang membuat saya harus benar-benar menjaga kesehatan Fawaz. Bukan hanya soal obat demam, namun makanan dan fasilitas yang dimilikipun harus saya perhatikan. 

Liburan bukan melulu soal tempat yang dituju, namun harus memikirkan bekal yang dibawa. Belum tentu semua kebutuhan yang kita inginkan tersedia di tempat rekreasi. Terus terang kreatifitas saya diuji saat liburan. Terutama saat menyiapkan bekal untuk berlibur. 

Demi menjaga kesehatan, saya tidak malu hanya numpang makan di tempat umum dengan bekal makanan yang saya bawa. Kadang  sempat terbersit pertanyaan, mengapa harus bersusah payah membawa bekal dari rumah, di tempat rekreasi banyak penjual makanan?

Bukan sok pelit atau sok irit, tetapi menyiapkan bekal dari rumah lebih menyehatkan ketimbang jajan sembarangan di luar rumah. Bahkan, ketika sang anak melihat ibunya sendiri yang membuat makanan, maka rasa bangga itu akan timbul dengan sendiri. 

Bahwa ibunya pandai memasak, bahwa ibunya bisa menciptakan menu spesial untuk anaknya. Inilah yang nantinya membuat anak tidak terbiasa membeli makanan di luar. Hanya makanan ibunyalah yang diinginkannya.

Selain menjadi sebuah kebanggaan, membuat makanan sendiri di rumah juga akan menambah selera makan anak. Bukankah setiap ibu menginginkan anaknya sehat? Tentu!!! Ibu akan tersenyum bahagia manakala melihat anaknya selalu ceria, lahap makannya dan tidak mudah terserang penyakit. 
sumber google

Nah.....bunda pasti bahagia kan bila melihat buah hatinya tersenyum ceria seperti gambar diatas? Mari kita jaga dan kita didik buah hati kita semaksimal mungkin. Mendampingi tumbuh kembang anak merupakan sebuah momen yang sangat berharga, karena dalam periode tumbuh kembang anak terdapat periode emas yang tak mungkin akan kembali.

Coba bunda bayangkan: 
  • saat anak mengacak-acak kamar tidur, membuat berantakan seisi kamar,apakah bunda marah?
  • saat anak berusaha makan sendiri, namun butiran nasi itu tercecer di lantai hingga membuat lantai kotor dan lengket dengan nasi, marahkah bunda?
  • saat anak ngompol dan buang air besar di celana sambil merengek, apakah bunda akan menghajarnya?

Ingat bunda, itu adalah sebuah proses. Manusia itu selalu bermetafosa. Dari lahir ia akan terus tumbuh hingga akhirnya menjadi tua. Nikmatilah mendampingi anak ketika berada di periode emas, karena masa-masa itu akan menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan. 

Jangan marah ketika anak-anak kita yang balita melakukan hal-hal yang saya sebutkan diatas, karena ketika anak kita dewasa, bahwa saat ia telah menikah dan meninggalkan kita...masa-masa itu tak akan terulang kembali.

Selamat menjadi ibu yang baik ya bunda!!!



Posting Komentar

4 Komentar

  1. Bahagianya kalau punya anak yang patuh terhadap orang tua ya mbak. Kalau liat anak yang ngeyel sama ortu rasanya sedih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak itu berkah sekaligus ujian mas.. saya pun masih belajar bagaimana menjadi ibu yang baik dan sabar saat menghadapi anak karena tidak selamanya anak akan manis dan menurut.. kadang ia menentang bila tidak sesuai dg keinginannya

      Hapus
  2. Membersamai buah hati dan menjalani proses belajar menjadi orang tua memang menyenangkan ya Mbak..
    Terima kasih sudah berbagi cerita ini...Semoga kita bisa menjadi bunda yang lebih baik dari hari ke hari :)

    BalasHapus
  3. Anak saya juga semata wayang mbak.. tetapi, saya tidak memanjakannya. Bagaimanapun ia harus mampu berdiri sendiri dan berjuang sendiri suatu waktu nanti. Jadi, saya tetap membiasakannya untuk mencoba segala sesuatu berdasarkan usaha sendiri juga.

    Bagi saya sendiri, baik di rumah atau saat bepergian bersama si kribo cili adalah saat spesial karena suatu waktu nanti kenangan bersama dengannya lah yang tersisa saat ia pergi untuk menjalani hidupnya sendiri. Jadi, saya akan memanfaatkan waktu yang ada untuk bermain dan bersenang-senang bersamanya.

    Tidak perlu terlalu banyak teori sebenarnya, nikmati saja kebersamaan dengan cara yang paling sederhana sekalipun.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...