Pentingnya Memahami Consumer Needs Dalam Membangun Bisnis Startup

bisnis startup Indonesia
contoh Startup Indonesia (sumber: Batam Bisnis)

Akhir-akhir ini Startup di Indonesia makin berkembang pesat. Masing-masing perusahaan berlomba-lomba menciptakan produk agar menarik banyak konsumen dan laku keras di pasaran. Namun tahukah Anda apa sebenarnya Startup itu?


Arti Startup

Startup adalah sebuah istilah yang merujuk pada suatu bisnis atau perusahaan rintisan, dimana perusahaan rintisan merupakan perusahaan yang baru beroperasi dan masih berada pada fase pengembangan untuk menemukan pasar dan mengembangkan produk.

Contoh Startup Indonesia


Contoh Startup dapat dilihat pada pengembangan aplikasi, jasa perdagangan, sistem pembayaran dan lain sebagainya. Kalau di Indonesia tentu masyarakat sudah mengenal Gojek, Grab, Traveloka, Tiket.com, Mamikos dan sebagainya sebagai Startup yang bergerak di bidang transportasi, perjalanan dan akomodasi.

Ada juga Startup yang bergerak di bidang keuangan seperti: Bareksa, Bibit, Investree, Amartha, OVO, Dana, LinkAja, AkuLaku dan sebagainya. Sementara di sektor market place ada OLX, Tokopedia, Bukalapak, Shopee, JD.id, BliBli, dan Lazada. Serta masih banyak lagi Startup di bidang tertentu seperti pendidikan katakanlah RuangGuru, kesehatan seperti Halodoc, asuransi seperti Lifabel atau sektor pertanian seperti Habibi Garden.

Era teknologi ini tentunya membuat Startup yang tumbuh bak jamur di musim hujan ini berlomba-lomba meningkatkan pelayanannya. Salah satunya dengan memanfaatkan Startup digital, yaitu sekumpulan individu yang membentuk sebuah organisasi sebagai perusahaan rintisan yang menghasilkan produk dalam bidang teknologi. Jadi mereka memanfaatkan teknologi modern untuk menjalankan bisnis Startup.

Saat ini pemerintah sudah membangun sebuah program Startup guna membantu para founder Startup agar mampu menghasilkan produk atau jasa sesuai kebutuhan konsumen, yaitu program Startup Studio Indonesia.

bisnis startup Indonesia
sumber gambar: Antaranews


Startup Studio Indonesia merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memfasilitasi startup digital yang sudah mencapai tahap product- market fit dan memiliki founder yang potensial.


Cara Mengembangkan Bisnis Startup

memahami consumer needs untuk membangun startup


Salah satu cara agar sebuah Startup bisa berkembang dan memenuhi kebutuhan konsumen adalah dengan memahami consumer needs atau kebutuhan pelanggan. Produk seperti apa yang tengah naik daun, diburu konsumen serta banyak peminatnya? Maka disitulah sebuah Startup menciptakan produk demi memuaskan konsumen.


Meski pada akhirnya sebuah Startup selalu  up to date dan tak mau dikatakan ketinggalan jaman, hendaknya prioritas utama dalam menciptakan produk harus tetap mengutamakan konsumen atau pelanggan. Percuma saja bila menciptakan produk yang lagi trend di pasar namun tidak diminati pelanggan. Alangkah baiknya sebuah Startup itu mampu memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga akan mendorongnya untuk membeli produk Startup tersebut.


Tidak mudah memang menciptakan produk yang dibutuhkan pelanggan. Butuh riset dan berbagai uji coba. Beberapa hal dibawah ini bisa menjadi pertimbangan  dalam membangun bisnis Startup:


👉Fungsi, dimana konsumen butuh produk atau jasa Startup untuk melakukan fungsi yang mereka butuhkan demi menyelesaikan masalah.

👉Harga, pastinya konsumen telah menganggarkan sejumlah dana untuk membeli produk atau jasa Startup.

👉Kenyamanan, artinya produk atau layanan yang diciptakan sebuah Sartup harus memberikan kenyamanan kepada konsumen sehingga kebutuhannya terpenuhi.

👉Pengalaman, harapan konsumen tentunya ingin mendapatkan pengalaman terbaik setelah menggunakan produk atau jasa Starup yang mmbuatkan puas.

👉Desain, desain yang unik atau menarik akan memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen atau pelanggan.

👉Dan masih banyak lagi beberapa hal yang harus diperhatikan seperti keandalan, performa, kompatibilitas, empati, adil, transparan, control, opsi, informasi dan aksebilitas.

 

Tantangan Bisnis Startup


Di tengah berkembangnya bisnis Startup, ada tantangan tersendiri bagi founder-nya, khususnya bagi yang baru memulai bisnis ini. Tantangan ini biasanya berupa pengembangan bisnis dan susahnya mendapatkan talenta digital atau sumber daya berbasis digital. Inilah peran Startup Studio Indonesia, yang berusaha menjawab tantangan bisnis Startup saat ini. Pihaknya berusaha mengembangkan solusi yang dibutuhkan oleh Starup.


Dengan visinya untuk menciptakan ekosisten digital Indonesia yang kaya akan sumber daya untuk diakses oleh para founder Startup dalam berinovasi untuk mendorong transformasi digital Indonesia, dan didukung sebuah misi memfasilitasi akselerasi Startup yang berkualitas dengan menyediakan sumber daya dan jejaring untuk mengembangkan skala usahanya, Startup Studi Indonesia siap mendorong para founder untuk Ready to #GoTheExtraMiles.


Lalu Bagaimana Menciptakan Produk Yang Bernilai Bagi Konsumen sekaligus mampu meningkatkan pertumbuhan bisnis Startup?


Salah satunya dengan menerapkan product market fit, yaitu sebuah gambaran dari kepuasan konsumen dalam menggunakan produk. Jika konsumen puas maka mereka akan membelinya dalam jumlah banyak, bahkan bisa mempromosikan kepada orang lain untuk membeli produk yang serupa. Dengan demikian produk tersebut makin diminati banyak konsumen sehingga meningkatkan profit perusahaan.


Atau lebih jelasnya menurut Marc Andreessen, pencetus istilah product market fit dalam bukunya “The Only Thing That Matters”, maka istilah ini berarti memiliki posisi pasar yang baik dengan produk yang dapat memuaskan pasar tersebut.


Jadi bisa digambarkan, apabila product market fit tidak berkembang dengan baik bisa ditandai dengan produk tersebut tidak memberikan value bagi konsumen, sehingga konsumen enggan mempromosikan produk tersebut, yang berakibat tidak ada ulasan positif tentang produk tersebut atau bahkan produk tidak banyak diminati secara luas oleh konsumen.  Ini berarti produk tidak sesuai dengan kebutuhan konnsumen.


Idealnya ada produk A dan B, ketika konsumen lebih memilih produk A karena memiliki keunggulan, bahkan ketika konsumen melakukan promosi ternyata menarik minat orang lain, disitulah product market fit itu berhasil.


Jadi menurut venture capitalist Andrew Chen, beberapa sinyal bisa terlihat jika sebuah perusahaan memiliki produk yang cocok di pasar.

👉Konsumen menolak produk serupa di pasar, namun malah ingin mencoba produk Anda.

👉Saat user testing, apakah konsumen mengelompokkan produk Anda secara akurat dengan produk kompetitif lainnya yang sudah ada?

👉Konsumen memiliki pemahaman mendalam tentang produk Anda serta value proposition-nya.

👉Bagaimana metrik Anda (seperti tingkat user retention) dibandingkan dengan para kompetitor di pasar yang sama?


Yang dipaparkan Chen mewakili campuran metrik kualitatif dan kuantitatif. Berikut contoh dari metrik kualitatif yang meliputi:

👉NPS score, Churn rate, Growth rate, Market share


Serta kualitatif yang meliputi :

👉Dari mulut ke mulut. (Seperti yang dikatakan Andreesen, jika konsumen membicarakan produk Anda dengan orang lain, mereka secara efektif mereka menjadi sales person perusahaan Anda.)

👉Undangan wawancara media atau analis industri, serta liputan tentang produk dan perusahaan.


Berdasarkan user testing dan survey, gunakan metrik seperti yang disebutkan di atas untuk mengukur apakah produk Anda menuju ke arah yang diharapkan. Biasanya untuk sebuah startup, beberapa metrik kadang tetap saja kurang untuk mengukur keberhasilan produk. Produk Anda harus memiliki tingkat kecocokkan yang tinggi dengan permintaan pasar. Jadi, penting untuk memahami apakah produk Anda sebenarnya solusi atau menambah beban pada konsumen.


Tentang Valuasi Startup


Dari semua hal diatas ada satu lagi yang perlu diperhatikan, yaitu Valuasi Startup. Pasti pada penasaran kan apa sih sebenarnya Valuasi Startup ini?


Valuasi Startup adalah nilai dari sebuah Startup. Apakah Startup ini termasuk unicorn atau decacorn Indonesia? Untuk mencapai Unicorn Indonesia sebuah Starup harus memiliki valuasi sebesar $ 1 miliar, sedang  dikatakan Decacorn bila Startup tersebut memiliki valuasi sebesar $ 10.


Ada beberapa komponen yang perlu dipertimbangkan untuk menghitung valuasi Startup, diantaranya banyaknya modal yang digunakan, jumlah investor, kekuatan produk yang dimiliki sampai pada kredibilitas founder dari Startup itu sendiri. Namun secara garis besar ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat valuasi sebuah Startup, yaitu faktor positif dan faktor negatif. Semakin banyak faktor postifnya semakin besar pula tingkatan nilai valuasi Startup tersebut demikian sebaliknya.


Jadi sudah saatnya perkembangan bisnis Startup ini harus didukung oleh peralatan yang serba digital. Guna mendukung transformasi digital, alangkah baiknya founder Startup mengikuti berbagai program Startup Studio Indonesia yang digagas oleh Kementerian Informasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI) demi menuju Startup Digital dan mencapai tahap product market fit demi memahami consumer needs sehingga tercapailah kepuasan bagi keduanya.


Sumber data dan informasi: website Startup Studio

Posting Komentar

0 Komentar