My First Salary : Menjadi Instruktur Komputer



Sobat blogger….


Membaca giveaway yang diadakan oleh blog Wamubutabi tentang “Berbagi Inspirasi Bersama First Salary” seolah mengingatkan saya pada kenangan beberapa tahun silam saat pertama kalinya mendapatkan uang dari keringat sendiri.


Masa Kuliah
Lulus dari bangku SMA tahun 1995, saya melanjutkan kuliah secara berjenjang, dari D1 Pemrograman Komputer Unibraw, dilanjutkan ke Politeknik Universitas Brawijaya, sampai akhirnya saya melanjutkan kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi Unibraw hingga meraih gelar sarjana. Ketertarikan saya di bidang ilmu komputer agaknya merupakan sebuah rekomendasi bagi saya. Tahun 1999 tiba-tiba saya mendapatkan tawaran untuk menjadi instruktur komputer pada sebuah lembaga pendidikan komputer di Malang. Padahal waktu itu saya belum lulus dari bangku kuliah.



Rasa syukur atas karunia Allah senantiasa saya panjatkan. Sebuah anugerah yang sangat indah melingkupi hidup saya saat itu. Betapa tidak. Saya, dua bersaudara, yang dibesarkan oleh seorang single parent, dan kami sama-sama sedang menjalani masa kuliah di fakultas yang sama. Tentunya sangat membutuhkan biaya banyak. Walau sebenarnya kami sempat ragu dan iba pada ibu yang selalu membiayai kami. Namun dengan tekad yang kuat, ibu selalu meyakinkan kami, bahwa kami harus meraih gelar sarjana.



Dan ketika saya khabarkan kepada ibu tentang niat saya untuk bekerja, hanya ada satu pesan dari ibu. “Bagi waktumu dengan baik antara kuliah dan kerja”. Alhamdulillah berkat restu ibu, akhirnya sayapun bisa bekerja sambil kuliah. Alangkah bahagianya hati saya saat pertama kalinya mendapatkan sebuah amplop berwarna putih berisi gaji pertama yang saya dapatkan setelah sebulan mengajar di lembaga pendidikan komputer.


Meski tak seberapa jumlahnya, namun berkat gaji pertama itu, saya bisa membayar kost-an di Malang. Kebetulan waktu itu saya kost satu kamar dengan adik saya. Bahkan, untuk uang bulananpun selama di Malang, saya sudah tidak minta kiriman ibu. Hanya SPP lah yang masih minta bantuan ibu. Walau demikian, saya tak lantas menghambur-hamburkan gaji pertama untuk berfoya-foya. Mengingat kebutuhan yang masih banyak, saya berusaha ngirit. Bukan berarti jarang makan lho….namun menggunakan uang itu seperlunya saja.


Bahkan saya pun belajar menjadi seorang yang mandiri dengan membuat catatan post-post pengeluaran. Wihh…kayak ibu rumah tangga saja. Tapi sumpah, ternyata ide ini sangat membantu saya belajar menghemat uang saya. Artinya gaji pertama yang saya dapatkan dari lembaga pendidikan itu, alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan saya dan adik selama sebulan. Tak jarang karena teman-teman kuliah mengetahui pekerjaan saya, beberapa dari mereka datang kepada saya, untuk sekedar minta dibuatkan tugas kuliahnya. Meski saya tak pernah mematok harga, namun mereka selalu membayar kerja saya.


Bersyukur. Itulah yang selalu saya panjatkan kepada Allah kala itu, karena Allah Maha Mengetahui setiap kesulitan hamba-Nya. Dan Dia (Allah) selalu memudahkan setiap urusan hamba-Nya yang mau berusaha dan berdoa.

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Setiap nikmat Allah harus kita syukuri dengan benar ya Jeng
    Gaji pertama saya Rp.35.000, saya belikan hem dan bahan celana utuk bapak dan jaket untuk emak. Alhamdulillah
    Semoga berjaya dalam GA
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul itu PakDe, dengan bersyukur Allah pasti akan menambah nikmat kita, walau tanpa kita sadari. Jaman dulu uang Rp. 35.000,- pasti sudah banyak ya De....terima kasih

      Hapus
  2. Saya juga sedang mencatat pengeluaran2 selama sebulan biar bisa ketauan mana saja yang bisa dipotong pengeluaran..

    dan 'bersyukur' adalah kunci dari segala kenikmatan yang kita rasakan..

    Makasih udah ikutan GA ini^^

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...