ANTARA SONGKOK DAN UDENG, ANTARA SARUNG DAN KAMEN



Setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri, itulah yang membedakan antara daerah satu dengan daerah lainnya, antara pulau yang satu dengan pulau yang lain.  Justru perbedaan itu membuat bangsa kita mempunyai keanekaragaman yang unik hingga bangsa lain pun kagum dengan Indonesia.

Kalau dulu waktu di Papua saya sering berburu noken (tasnya orang Papua) atau sekedar mencarikan koteka, tifa atau hiasan khas Papua, beda lagi dengan Bali. Di Bali saya jadi tahu kebiasaan suku Bali dalam berpakaian lengkap dengan accesoriesnya.

pakaian tari Papua

Orang Papua lengkap dengan koteka dan noken

Tinggal di Bali mengharuskan saya mengenal baju adat Bali karena di sekolah anak saya mengharuskan setiap muridnya mengikuti ekstrakurikuler seni tari, sementara suami saya yang notabene seorang anggota TNI sesekali harus mengenakan pakaian adat madya.

bawa tombak, pakai kamen untuk nari

Udeng, ciri khas orang Bali

Sebuah cerita lucu pernah terjadi pada suami saya.  Saat itu ada perintah mendadak dari Pangdam untuk mengikuti acara jajak pendapat dan mengharuskan setiap pesertanya untuk berpakaian adat madya.  Seperti biasa saya siapkan segala perlengkapan suami saya, pakaian, kamen, udeng dan sebagainya.  Begitu suami saya sampai di rumah waktupun sudah sangat mepet, karena takut terlambat iapun buru-buru menata kamennya dan segera memakainya.  Maklum bukan orang Bali, jadi harus bolak balik melepasnya.

Begitu sudah selesai memakai baju adat madya, rupaya suami saya lupa belum sholat ashar.  Akhirnya ia kembali mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat ashar.  Lucunya, karena dikejar waktu, ia pun sholat bukan lagi mengenakan sarung melainkan kamen yang sudah ia pakai dengan susah payahnya ia gunakan untuk sholat.

Demikian juga dengan acara jajak pendapat yang berlangsung sangat lama, bahkan sampai maghrib hampir berakhirpun belum juga selesai.  Akhirnya suami saya dan beberapa senior serta teman yang beragama muslim berusaha menyelinap keluar mencari tempat untuk sholat maghrib.  Di tepi jalan bertemulah dengan sebuah warung yang bertuliskan "Bakso Muslim Arema".  Suami saya dan teman-temannya langsung menuju tempat itu dan menyapa si empunya warung.

"Mbak, kami bisa numpang sholat?" tanya salah seorang teman suami saya.
Spontan si empunya warung terbelalak, bingung melihat pemandangan di depannya.  Segerombolan orang memakai baju adat lengkap dengan kamen dan udeng kok mau numpang sholat?

Mengetahui kebingungan pemilik warung itu, suami saya langsung menjelaskan.
"Kami muslim mbak, lagi mengikuti acara di tempat itu (sambil menunjuk sebuah tempat), belum sholat maghrib, makanya mau numpang sholat", ucap suami saya sambil melepas udengnya.

"Oh..........", pemilik warung itu akhirnya mengerti dan mengajak suami saya dan temannya menuju tempat sholat.

Ia pun juga memberikan pinjaman sajadah, sarung dan songkok untuk sholat, namun suami saya dan teman-temannya menolaknya.  Bahkan, pemilik warung itu lebih tertegun saat melihat suami saya dan teman-temannya melaksanakan sholat bukan lagi mengenakan sarung, melainkan kamen yang melekat ditubuhnya yang dipakai untuk sholat.  Untung saja udengnya di lepas.  Wah..wah...wah....

Tapi maklumlah, mereka semua bukan asli Bali, jadi untuk mengenakan kamen pun harus bolak balik hingga benar-benar terlihat rapi.  Apalah jadinya bila kamen itu di lepas lalu diganti sarung, pasti sholatnya tidak khusyu' karena terus memikirkan bagaimana caranya memakai kamen dengan cepat dan rapi, apalagi mereka meninggalkan acara secara sembunyi-sembunyi.  Duh.........




Posting Komentar

4 Komentar

  1. Hihihi... lucunya...
    Adat istiadat kita memang beragam ya mba, membuat kita bangga

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya benar mbak Santi, setidaknya kita jadi tahu adat istiadat daerah tertentu. Makasih mbak

      Hapus
  2. Dalam islam emang boleh bang makek pakaian adat yg berciri khaskan orang bali & agama hindu?

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...