Bukber Bareng Dan Tradisi Megibung


Jadi blogger itu memang enak. Tak pernah sepi job. Bahkan undangan itu selalu berdatangan dari hari ke hari. Apalagi saat bulan Ramadhan tiba. Pasti undangan bukber alias buka bersama selalu berdatangan. Nah, gak nyesel kan terjun ke dunia perbloggingan? Kelihatan deh matrenya hihihi…….

Tapi, kenyataan menunjukkan bahwa dunia perbloggingan kini semakin menguntungkan. Bahkan bisa dijadikan sebagai pekerjaan tetap, asal tekun menjalaninya. Pokoknya berbicara tentang blogger dan dunianya, bayangan kita pasti tertuju ke sesuatu yang indah-indah.

Yups….blogger memang profesi yang menyenangkan. Apalagi kalau sudah kumpul bareng, bakal ngakak berkepanjangan. Meski jarang bertemu, tapi jalinan kekeluargaan itu terasa erat. Tak terkecuali saat menghadiri acara bukber bareng. Bukber bareng selain dijadikan ajang untuk menjalin silaturahmi, juga untuk menggali ilmu dan makin mempererat kebersamaan.

Acara bukber bareng bagi blogger adalah hal yang biasa. Termasuk di Bali. Kebetulan beberapa hari yang lalu kami mendapat undangan bukber di sebuah hotel ternama yang terletak di sekitar pantai Kuta, yaitu Best Western Kuta Beach Hotel. Acara seperti ini merupakan acara rutin yang digelar setiap bulan Ramadhan, dimana pihak management hotel yang diwakili oleh Ibu Marija Tji, mengundang para blogger dan kompasianer yang ada di Bali untuk kumpul bersama sambil bukber bareng demi menjalin silaturahmi antara kedua belak pihak.

Apalagi konsep bukber yang disajikan adalah tradisi “megibung” (dalam bahasa Jawa disebut bancaan). Megibung adalah tradisi makan bersama yang akhir-akhir ini lagi ngetrend, dimana cara penyajiannya sangat sederhana. Semua makanan diletakkan diatas daun pisang yang ditata memanjang. Makanan tersebut terdiri dari nasi, lengkap dengan lauk pauknya. Sedang lauknya juga sangat sederhana. Cukup ayam goreng, sambal goreng, telur rebus, tumis atau urapan dan sebagainya.


Saat menyantap makanan diatas daun pisang inilah terasa sekali kebersamaannya, karena makanan tersebut disajikan menyatu, tidak terpisah. Sedang cara makannya tidak menggunakan sendok tetapi memakai tangan. Meski tidak ada keharusan makan tanpa sendok, namun makan bersama pakai tangan sangat terasa nikmatnya. Lauk yang sederhana benar-benar nikmat dan lezat bila dimakan ramai-ramai.


Tentang “megibung” sendiri menurut sumber Wikipedia merupakan tradisi yang diperkenalkan oleh Raja Karangasem  yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem  sekitar tahun 1614 Caka (1692 Masehi), yang diperkenalkan saat menang perang menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sasak, Lombok. Dimana ketika prajurit sedang makan, sang Raja membuat aturan makan bersama dalam posisi melingkar, bahkan sang Raja juga ikut makan bersama dengan prajuritnya.

Megibung berasal dari kata “gibung” yang artinya kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang, yakni saling berbagi antara satu sama lain. Dengan kata lain “megibung” adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang untuk duduk makan bersama dan saling berdiskusi serta berbagi pendapat. Tradisi Megibung yang sampai saat ini masih rutin dilakukan secara turun temurun adalah tradisi Megibung yang dilaksanakan oleh warga Kampung Islam Kepaon, Denpasar Selatan, di hari ke 10, 20 dan 30 puasa Ramadhan, dan tradisi megibung yang dilaksanakan oleh warga Karangasem, Bali.

Kenyataannya, bukber bareng dengan cara megibung memang lebih menyenangkan. Apalagi bila diadakan di sebuah hotel. Kesan ramah dan welcome terhadap para undangan itu sangat terlihat. Kalau biasanya sajian hotel lebih mengarah ke chinese food atau masakan Eropa, dengan megibung seolah kita sedang menikmati masakan tradisional yang Indonesia banget. Barangkali konsep seperti inilah yang bagus diterapkan di hotel atau resto Indonesia, dimana sentuhan hidangan tradisionalnya masih sangat kental.


Jujur saya lebih suka dengan tradisi megibung  ini, karena lidah saya sudah terbiasa menikmati makanan tradisional. Sekalinya menikmati sajian yang tradisional, seolah seperti ketagihan rasanya. Kedua, dengan megibung kebersamaan dan silaturahmi itu makin terjaga, baik antar sesama teman maupun dengan pihak pengundang. Terakhir, sepertinya megibung ini lebih irit deh dananya ketimbang makanan jenis lainnya. Saya rasa tujuan utama kumpul bareng itu untuk kebersamaan, jadi megibung menjadi cara tepat untuk menyajikan hidangan.


Lalu bagaimana dengan acara bukber bareng Anda? Lebih suka disajikan secara megibung/bancaan/ngariung atau dalam wadah terpisah? Yuk sharing cerita masing-masing, siapa tahu menginspirasi…….

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Belum pernah nyobain makan versi megibung, biasanya piring sendiri2. Skalikali pen nyobaiN kek gitu jg mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. seru deh mas kalau kopdar sesama blogger makannya kek gini...cobain deh...sensasinya pasti luar biasa

      Hapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...