Film: Pasukan Garuda "I Leave My Heart in Lebanon" Dalam Sebuah Review


Tanggal 15 Desember 2016, film Pasukan Garuda: I Leave My Heart in Lebanon tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Ini merupakan gambaran betapa peliknya perjuangan Pasukan Garuda. Bukan melawan musuh, namun perjuangan melawan batin, karena selama satu tahun mereka harus meninggalkan tanah air dan keluarga tercinta.

Film Pasukan Garuda: I Leave My Heart in Lebanon, karya sutradara Benni Setiawan ini mengisahkan tentang perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian Internasional, lebih dikenal dengan sebutan "Pasukan Garuda" yang bertugas menjaga perdamaian sebuah negara yang tengah dilanda konflik atau perang. 


Film yang diproduksi oleh TeBe Silalahi Pictures ini adalah sebuah film bergenre drama dan aksi, yang mengisahkan perjuangan Pasukan Garuda di Lebanon. Ceritanya pun lebih mengarah ke drama percintaan beda negara, jadi bukan film action yang didominasi oleh peperangan, duel atau kontak senjata.

Agaknya film ini sangat cocok ditonton oleh para istri prajurit atau para wanita yang tengah menjalin hubungan dengan prajurit. Memang sungguh berat menjadi bagian dari Pasukan Garuda. Cinta, kesetiaan, pengorbanan, kepercayaan, pengkhianatan atau bahkan emosional selalu dipertaruhkan. Betapa sedihnya harus meninggalkan keluarga selama setahun, karena setahun itu bukanlah waktu yang singkat. Segalanya bisa berubah dalam rentang waktu itu.

Barangkali inilah sebuah resiko bagi keluarga prajurit yang sering ditinggal tugas. Hanya kepercayaan yang bisa menyelamatkan sebuah hubungan. Hanya doa yang mungkin terus dipanjatkan agar tugas yang diemban selama setahun berakhir dengan sukses, bahkan kembali dengan selamat. Sebab menjadi prajurit, bukan hanya bangga mengenakan seragam, namun harus siap menerima panggilan tugas dimanapun tempatnya.

Dan inilah sebuah quote yang maknanya sangat dalam dari sebuah film "I Leave My Heart in Lebanon":
Prajurit tidak akan menangis karena kematian, dia cuma menderita karena pengkhianatan dan kesetiaan, dan ini juga bukan kegagalanmu atau kekalahanmu, ini justru kemenangan terbesarmu. Sebagai prajurit pertempuran tidak akan pernah selesai sampai kita mati.
Dalam film ini juga dikisahkan gambaran keadaan masyarakat Lebanon yang selalu tertekan. Konflik dan perang adalah makanan mereka setiap hari. Rasa was-was akan nasib seringkali menghantuinya. Serangan bom yang mendadak, yang meluluhlantakkan perkampungan, bahkan membuat satu persatu keluarga mereka hancur terkena bom, sering menyisakan trauma berkepanjangan.
Penasaran dengan serunya film ini dan ingin melihat trailernya?
Yuk silahkan tonton trailer film "I Leave My Heart in Lebanon" dibawah ini.

Bagi ibu-ibu Persit, para istri prajurit, yang kebetulan suaminya sedang ditugaskan ke daerah atau negara konflik, saya bisa merasakan gemuruh emosional dan kekhawatiran yang mendalam. Namun hanya kepercayaan dan doa yang kiranya dapat mengantarkan para suami mencapai kesuksesan hingga purna tugas. Film ini layak ditonton, menjadi pedoman bagi para wanita yang berhubungan dengan TNI. Tetap semangat dan sukses untuk keluarga besar TNI. Hidup TNI, jayalah selalu.

Posting Komentar

5 Komentar

  1. saya kepengeen banget nonton film ini. melihat trailer nya aja merinding

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mewek mbak lihat filmnya. Merasakan betapa menderitanya bathin masyarakat Lebanon, sekaligus nyesek saat liat pengkhianatan cinta hanya karena kurangnya komunikasi dan kepercayaan dalam menjalin sebuah hubungan.

      Hapus
  2. pengenn nihhh nontonnn...asyikk alur ceritanya mengisahkan prajurit TNI
    makasih mba.nih sebagai referensi film nya..soalnya saya blm liat...hehh
    salam blogger mba

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...