Kembali Kepada Allah

Allah maha membolak-balikkan hati manusia. Kadang hati itu begitu lurusnya berjalan di jalan Allah, namun pada sebuah masa, dimana manusia tidak menyadarinya, hati itu akan berbelok bahkan berbalik arah menjauh. Semua ini bisa terjadi pada siapapun, tak terkecuali bagi manusia yang beriman.

Pada sebuah titik yang bernama jenuh, pada suatu masa yang disebut letih, hanya kembali kepada Allah-lah jalan satu-satunya untuk mendapatkan titik terang. Dan kembali kepada Allah mempunyai makna yang begitu luas.
sumber disini


Manusia hanyalah makhluk ciptaan Allah, dan hanya kepada Allah-lah segala keluh kesah itu diuraikan. Ketika masalah demi masalah mendera, bermunajat kepada Allah-lah satu-satunya jalan untuk keluar dari peliknya problematika. Bukan marah, menggerutu atau bahkan berbalik arah meninggalkan iman yang telah lama melekat.

Sejatinya Allah-lah tempat memohon belas kasihan. Sesungguhnya Allah-lah yang menguji keimanan manusia dengan berbagai permasalahan. Semakin ia menjauh, maka pertolongan Allah-pun semakin jauh. Tetapi bila ia mendekat, memohon petunjuk kepada-Nya, niscaya Allah-pun akan memberi pertolongan.

Bukan hanya derita, hidup miskin atau gagal dalam usaha, sejatinya mereka yang berada dalam gemerlapnya kehidupan, dilingkupi dengan berbagai kemewahan, juga sedang diuji keimanannya. Dan hidup ini ibarat sebuah roda yang berputar. Tak selamanya manusia akan menikmati gemerlapnya kehidupan. Ada kalanya ia akan jatuh dan menderita. Demikian pula sebaliknya, tak selamanya yang hidup penuh derita akan terus bersedih. Ketika ia berusaha bangkit, maka hidupnya pasti berubah.

Namun kebahagiaan itu hanya satu. Terpancar dari hati yang selalu dekat dengan-Nya. Bukan kaya atau miskin yang jadi patokan. Tetapi hati yang selalu mengucap syukur atas nikmat-Nya, hati yang berusaha berjalan lurus di jalan Allah, tentunya akan lebih bahagia.

Mari kita sama-sama perbaiki iman kita, penuhi hati kita dengan rasa syukur, seraya bermunajat bahwa Allah-lah pemilik alam semesta beserta isinya. Semua yang melekat dalam diri kita bukanlah untuk dibanggakan atau disombongkan. Namun kita harus ingat bahwa kelak kita akan kembali kepada-Nya. Jadi sudah seharusnya kita memperbaiki iman Islam kita demi mencapai ridho Illahi.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Bahagia itu di hati, untuk mereka yang dekat dengan Ilahi..

    salam kenal Bunda :)

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...