Diantara Dua Sisi: Sumpah Aku Cinta Blogger

Sebuah takdir yang mengharuskanku bersanding dengan seorang perwira TNI, dimana aku harus tunduk dan patuh pada peraturan yang berlaku. Bahkan, untuk mengunjungi orang tua di kampung, akupun harus mengantongi surat ijin Ketua. Bukan hanya itu, jabatan suami yang pernah menjadi  orang nomor dua, otomatis membuatku merasakan jadi  wakil ketua Persit.


Bagi sebagian orang, mereka pasti menganggapku “hebat” dengan jabatan itu. Tapi sungguh aku merasakan sedikit musibah untuk jabatan ini. Bayangkan, aku yang dulunya cengengesan, semau gue, tiba-tiba harus tampil manis, terikat pada peraturan, serta harus sopan dalam segala hal.

Disisi lain, pintu rumahku harus terbuka lebar untuk semua anggota yang ingin menyampaikan permasalahannya. Sungguh aku merasakan kehidupan baru disini. Namun dibalik semua itu, aku mendapat banyak pelajaran tentang bagaimana menghadapi orang, bagaimana memecahkan permasalahan serta bagaimana berinteraksi dengan keadaan sosial budaya tempatku berpijak.

 Tapi aku tetap merasa belum mempunyai apa-apa. Kapasitasku sebagai orang nomor dua, mungkin cukup membuatku dihormati semua anggota di asrama. Kemana-mana diantar sopir, anakpun ada yang membantu menjaga. Diluar itu? Aku bukanlah siapa-siapa, aku sama seperti mereka diluar sana, yang tetap mengantri di kasir, serta mendapat perlakuan sama seperti orang-orang pada umumnya.
Aku ingin memiliki sesuatu tanpa mendompleng nama suami. Aku ingin berdiri dibalik namaku sendiri. Sampai akhirnya aku memutuskan menjadi blogger. Jauh sebelum menjadi blogger, aku memang suka menulis. Banyak ceritaku tertoreh di blog ini. Sejak SD aku sering menjuarai lomba menulis, pernah dapat piala dan sebuah Al-Qur’an. Diluar itu beberapa kali aku mendapatkan honor pemuatan tulisanku di media.

Tapi, itu hanya sekedar keisenganku. Bahkan ketika menjadi Persit, untuk pertama kalinya aku mendapatkan hadiah uang Rp. 500.000,- dan kain selebar 5 meter, berkat keberhasilanku menjadi juara 1 lomba membuat karya tulis. Berhubung saat itu aku belum mempunyai KTA sebagai persyaratan lomba, akhirnya atas inisiatif ketuaku, aku meminjam KTA teman. Jadilah hadiah lomba itu dibagi berdua.

Setelahnya aku masih sering mengirim tulisan ke media. Pernah mendapat hadiah tupperware, kaos bahkan uang yang dikirim melalui weselpos. Dan mulai mengenal blog ketika tanpa sengaja kubaca sebuah harian Jawa Pos yang mengisahkan seorang anak SD yang sudah piawai membuat blog. Dari blognya itulah ia dapat membiayai sekolahnya. Inilah yang membuatku tertarik membuat blog.
Belajar autodidak, tanpa bimbingan siapapun, akhirnya sebuah blog jadi. Beberapa tulisan sempat kuposting di blog, tapi saat itu aku tidak tahu apa gunanya blog dan bagaimana caranya menghasilkan uang melalui blog. Akhirnya blog itu kubiarkan berjamur, kutinggalkan dan sama sekali tidak kuurus. Aku bahkan lebih fokus mengirim tulisan ke media, meski hanya satu atau dua tulisan yang mendapat honor.

Dan….lama sekali aku tidak melanjutkan aktifitas ngeblogku. Hingga pada pertengahan tahun 2012, aku sempat berpikir, untuk apa mempunyai laptop, modem atau hape keren bila tidak dimanfaatkan secara maksimal. Lalu kucoba menjelajahi facebook, disitu kutemukan berbagai grup kepenulisan. Memang jauh sebelumnya aku sudah menjadi member beberapa grup, tapi kapasitasku hanya sebagai pendengar, tak berani mengikuti event atu lomba.

Tahun 2012 itu aku googling menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang blog dan dunia menulis. Dengan berbekal keberanian aku kembali membuat blog yang kuberi nama Story Of My Life, yang tadinya masih blog gratisan dan bulan ini baru berubah menjadi dot com. Awalnya blogku ingin fokus pada dunia dapur, alias kegiatan memasakku dan berbagi resep. Ternyata akupun jadi ketagihan untuk menuliskan yang lain.

Apalagi setelah menjalin hubungan baik dengan sesama blogger melalui dunia maya, akupun jadi merasa nyaman berada di tengah-tengah mereka. Setiap event giveaway atau lomba blog kuupayakan untuk ikut. Bukan karena mengejar hadiah, namun dengan mengikuti event semacam itu membuatku jadi tertantang. Aku yang tadinya buta informasi, demi mendapatkan sumber tulisan mengenai tema lomba, akhirnya kugali informasi sebanyak-banyaknya dengan bantuan google search. Jadilah sebuah tulisan yang kurasa tidak memalukan untuk diikutkan lomba hehehe……

Sungguh aku merasa bahagia menjadi blogger. Ngeblog membuatku berani menuangkan curahan hatiku, ngeblog membuatku ingin terus berbagi cerita inspiratif. Dan jujur yang membuatku tak kalah senangnya ketika namaku masuk kategori pemenang. Wiih…siapa coba yang tak ngiler sama hadiah? Semua pasti mengejarnya bukan? Dari buku, pulsa, bros, gamis, syal, kotak perhiasan sampai uang jutaanpun pernah kudapatkan. Namun sekali lagi bukan itu tujuanku. Bagiku mengikuti lomba hanya sekedar uji nyali dan ketrampilan menulis. Bila aku menang, berarti itulah rejekiku.

Aku sadar, meski mengaku blogger, tapi belumlah sehebat para blogger kondang yang sudah tenar. Lihat saja PR blogku yang tidak pernah naik, atau blogku yang sepi pengunjung. Sama sekali tak pernah kupikirkan hal itu. Yang ingin kulakukan hanyalah menulis dan menulis. Aku ingin berbagi lewat tulisan. Itu saja.

Jujur…aku memang berada diantara dua sisi. Di satu sisi aku harus menjadi anggota Persit yang tunduk pada aturan yang berlaku, dimana yang muda harus hormat dan sopan pada yang tua, dan yang tua harus bisa merangkul dan memberikan contoh baik kepada yang muda. Di sisi lain aku adalah blogger, yang tak mau membedakan pangkat dan jabatan. Justru sebagai bloggerlah membuatku bisa bebas mengekspresikan rasaku melalui tulisan.

Aku tidak ingin mendongak keatas karena predikat yang melekat pada diriku. Ketika kuputuskan untuk mengajak ibu-ibu Persit membentuk grup menulis, bukan karena aku ingin dianggap sok pintar sok ahli. Aku hanya ingin berbagi ketrampilan, karena untuk memberikan sesuatu dalam bentuk materi, akupun belum mampu. Meski sejujurnya aku belum pantas menjadi guru bagi mereka, namun berbekal pengalaman dan semangat, aku yakin bisa mengajak mereka menulis dan menjadi blogger.

Lalu apa yang sudah kudapat? Sempat gamang dan ingin menyudahi grup yang kubentuk. Namun sekali lagi, tak mudah mengajak orang lain melakukan kegiatan bermanfaat. Dengan jumlah anggota 218 orang, hampir semuanya pendengar tanpa bersuara. Namun aku tak patah semangat, terus kuupayakan mengisi wall grup dengan kalimat yang menyemangati mereka untuk menulis.

Aku berharap grup yang kubentuk bisa berkembang seperti grup menulis lainnya di facebook. Minimal anggotanya berani menulis, meski hanya sebuah cerita kegiatan sehari-hari. Dan sampai detik inipun, kalau ditanya soal keisenganku membentuk grup ini, aku hanya ingin berkata “ aku ingin berbagi dengan mereka, karena aku juga bagian dari mereka”. Jadi salahkah aku?

Jujur, aku cinta blogger. Meski berulangkali kalah lomba, meski kemampuanku, pengetahuanku, bahkan keahlianku tentang blog masih minim. Lewat blog aku merasakan demikian tenangnya jiwaku, begitu banyaknya ilmu yang kudapat, teman yang saling menyemangati, dunia yang membuatku penuh warna. Jauh dari kehidupan yang terkotak-kotak, tak pernah membedakan status sosial dan jabatan. Dan inilah yang kusuka.

Posting Komentar

7 Komentar

  1. Mari terus ngeblog dengan niat untuk berbagi ilmu dan pengalaman yang bermanfaat agar bernilai ibadah.
    Selamat Hari Blogger Nasional
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  2. Aku juga sama cinta banget sama ngeblog D:
    Selamat hari blogger nasional dan salam kenal ^^

    BalasHapus
  3. Semangat bu...pelan tapi pasti....insya Allah bisa

    BalasHapus
  4. wah keren bu yuni kisah ngeblog ny sangat inspiratif.

    BalasHapus
  5. Hehe, perasaan kita sama, Bun. Sebelum nikah sama suami, saya sudah aktif di dunia ini. Pecical-pecicil kesana kemari juga. Jadi agak sulit untuk tampil manis dan elegan di kalangan rekan PIA. Untungnya masih ada satu Ibu atasan saya juga blogger dan penulis, jadi masih ada yang diajak share kegemaran kami berdua ini. Untuk itulah di FB saya punya dua akun. Biar pribadi saya yang asli dan keharusan tampil penuh etika bisa terus sama-sama jalan aja :D

    BalasHapus
  6. Persatuan istri Tentara. Keren. :)
    Terpenting enggak menduakan tugas pokok ya, Mbak. Acara2 persit tak pernah ketinggalan. Ngeblog pun demikian.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...