Jangan Berharap Dapat Gratisan

Sepertinya yang namanya gratisan saat ini susah dicari. Walau senyatanya udara yang kita hirup, nikmat yang kita dapatkan baik nikmat hidup, nikmat sehat, dan sebagainya, masih kita peroleh secara gratis karena kemurahan Allah SWT.

Beberapa waktu lalu saya pernah sharing tentang hubungan pertemanan suami saya yang ujung-ujungnya dia harus merelakan uangnya sekian puluh juta raib karena dibawa kabur temannya. Dan sampai saat ini pun sang teman seolah menghilang di telan bumi alias tak tahu rimbanya. Ya....walau berat hati suami saya harus meng-ikhlas-kannya, karena semuanya sudah terjadi. Hanya bisa pasrah sembari berharap semoga Allah memberikan kemurahan rejeki kepada kami.

Gingerbread Man


 Dari kejadian itu akhirnya kami flashback, menghitung kembali apa saja yang telah diberikan teman suami saya selama berkunjung ke rumah. Ternyata banyak sekali pemberian dia, mulai dari Ipad besutan Apple, handphone blacberry curve, amplop yang berulangkali diberikan, traktiran makan ke rumah makan terkenal sampai parcel hari raya. Kalau saya hitung-hitung pemberian dia bila diuangkan lumayan banyak, memang hampir sepadan dengan uang suami saya yang dibawa kabur.

Dan yang membuat saya tercengang, saat mantan sopir teman suami saya main ke rumah. Dia menyampaikan bahwa ingatan mantan bosnya sangat tajam. Dia hafal betul berapa rupiah uang yang telah dikeluarkan untuk teman-temannya termasuk suami saya. Lalau barang apa saja yang telah diberikan kepada rekan kerjanya salah satunya kepada suami saya.

Akhirnya saya sadar tak ada yang gratis di dunia ini. Seseorang yang begitu baik, selalu memberi sesuatu yang berlebih, ternyata ada maksud tersembunyi dibaliknya. Dengan mengajak makan, memberi amplop, memberi ini itu, ternyata hanyalah sebuah trik agar si penerima dapat dirangkul dan menjadi akrab tak ubahnya seperti saudara sendiri. Bila sudah demikian, maka si penerima akan mudah dimanfaatkan. Misalnya si pemberi berdalih kehabisan uang, dia sedang butuh uang untuk berbagai alasan dengan nada memelas. Otomatis si penerima, karena sudah merasa dekat bahkan sering mendapat amplop atau barang, terpaksa meminjaminya. Padahal itu adalah trik si pemberi untuk meminta kembali uangnya yang sudah dikeluarkan untuk si penerima, meski modusnya tidak secara langsung.

Sebuah pelajaran yang dapat saya petik dari kejadian diatas bahwa berteman dengan siapa saja itu tak ada salahnya, asal jangan menyangkut uang. Kalau kita baru saja menjalin pertemanan, tiba-tiba teman kita sering memberi sesuatu, nah ini yang patut dicurigai. Sekali dua kali bolehlah kita mendapat sesuatu dari teman, namun jangan keseringan. Karena pemberian yang terlalu sering, tanpa sebab yang pasti, bisa jadi kita akan dimanfaatkan untuk sebuah tujuan.

Jadi sebaiknya lebih berhati-hatilah menjalin sebuah pertemanan, apalagi dengan orang yang baru kita kenal. Jaman sekarang tidak ada sesuatu yang kita dapatkan secara gratis, kecuali nikmat Allah.


Posting Komentar

3 Komentar

  1. tak semua gratis itu rasanya manis.... terkadang bikin meringis... :)

    BalasHapus
  2. gratisan itu kadang mengecewakan...

    BalasHapus
  3. walaupun berteman tapi harus tetap hati2

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...