Tinggal di tepi sawah dan rawa memang menguras tenaga. Bukan hanya khawatir akan musibah banjir saat hujan tiba, tetapi ada banyak teman tak diundang yang datang menghampiri secara tiba-tiba. Apalagi rumah yang kutempati tak ada pagar pengaman, nyaris terbuka dan hanya tertutup dedaunan yang dibiarkan tumbuh tinggi oleh suamiku.
Sepagi ini aku harus menghalau segerombolan sapi yang berlalu lalang di jalan depan rumahku. Bukannya aku tak kasihan pada mereka yang tengah mencari makan, tetapi kotoran yang mereka buang sembarangan itulah yang membuatku tak nyaman.
Bukan hanya sapi, kadang biawak, ular, kucing sering berlalu lalang di jalan depan rumahku. Itulah alam kita yang penuh warna warni, bukan hanya manusia tetapi hewan-hewan itu juga butuh hidup dan makan. Satu lagi yang membuatku geleng_geleng kepala, ternyata selokan depan rumahku tempat jalannya limbah rumah tangga juga didiami makhluk lain bernama ikan. Inilah yang membuat jalanan di rumahku ramai. Ritual mancing bisa kusaksikan dari balik jendela kaca rumahku. Kadang geli melihat orang-orang itu kok doyan ya makan ikan hasil pancingan dari selokan bekas limbah?
Dan yang membuatku geram kebiasaan mereka mancing tak dibarengi dengan peduli kebersihan. Sambil mancing sembari menunggu hasil tangkapan mereka nikmati bekalnya seperti minuman kaleng, snack dan sebagainya. Sayang kotoran hasil makanannya dibuang sembarangan. Bahkan kotoran dari selokanpun ia buang di tepi jalan. Sungguh pemandangan yang mengenaskan.
Semoga orang-orang itu makin sadar akan kebersihan lingkungan dan para pemilik ternak tak membiarkan ternaknya berkeliaran ke perumahan. Senyatanya tinggal di tepi sawah membuatku menemukan sebuah inspirasi.
Sepagi ini aku harus menghalau segerombolan sapi yang berlalu lalang di jalan depan rumahku. Bukannya aku tak kasihan pada mereka yang tengah mencari makan, tetapi kotoran yang mereka buang sembarangan itulah yang membuatku tak nyaman.
Bukan hanya sapi, kadang biawak, ular, kucing sering berlalu lalang di jalan depan rumahku. Itulah alam kita yang penuh warna warni, bukan hanya manusia tetapi hewan-hewan itu juga butuh hidup dan makan. Satu lagi yang membuatku geleng_geleng kepala, ternyata selokan depan rumahku tempat jalannya limbah rumah tangga juga didiami makhluk lain bernama ikan. Inilah yang membuat jalanan di rumahku ramai. Ritual mancing bisa kusaksikan dari balik jendela kaca rumahku. Kadang geli melihat orang-orang itu kok doyan ya makan ikan hasil pancingan dari selokan bekas limbah?
Dan yang membuatku geram kebiasaan mereka mancing tak dibarengi dengan peduli kebersihan. Sambil mancing sembari menunggu hasil tangkapan mereka nikmati bekalnya seperti minuman kaleng, snack dan sebagainya. Sayang kotoran hasil makanannya dibuang sembarangan. Bahkan kotoran dari selokanpun ia buang di tepi jalan. Sungguh pemandangan yang mengenaskan.
Semoga orang-orang itu makin sadar akan kebersihan lingkungan dan para pemilik ternak tak membiarkan ternaknya berkeliaran ke perumahan. Senyatanya tinggal di tepi sawah membuatku menemukan sebuah inspirasi.
![]() |
Sapi-sapi yang mencari makan |
Categories: INTERMESO
Selamat pagi sahabat tercinta,
BalasHapusDengan gembira saya sampaikan bahwa Anda menjadi salah satu penerima tali asih pada GIVEAWAY CINTA TANPA HIATUS
Silakan cek pengumumannya di
http://tipspilar.com/giveaway/pengumuman-hasil-giveaway-cinta-tanpa-hiatus
Terima kasih
Salam hangat dari Surabaya
Terima kasih Pakdhe
HapusSelamat ya mbak udah jadi pemenangnya
Hapusterima kasih mbak Lidya
HapusDi satu sisi ... enak ... pemandangannya menyejukkan ...
BalasHapustetapi disisi lain ... mesti tabah dengan ternak dan sebagainya yang kadang sedikit merepotkan (kotorannya)
Takjub juga ada selokan yang ada ikannya ...
mancing disitu ... terus dapet ikan ... ikannya dimakan ...
sepertinya nikmat ... :)
Salam saya
(18/2 : 10)