Ibu Cinta Tiada akhir


Ibu……..Cintamu memang tiada akhir.Bersama turunnya gerimis di pagi ini, ijinkan aku menorehkan sebait celoteh tentangmu. Walau sesungguhnya mengenang semua pengorbananmu, membuat sesak dadaku. Namun, demi hari yang istimewa ini, aku berusaha membendung kristal bening yang sebentar lagi akan tumpah ruah membasahi pipiku.

Ya….hari ini adalah saat yang tepat untuk membisikkan puisi cinta tentangmu. Meski kau  tak pernah memintanya. Mungkin kaupun tak ingat bahwa 22 Desember adalah harimu. Hari dimana pengorbananmu dinilai sebagai sebuah perjuangan tanpa batas.


Ya….semua itu tak pernah kau anggap penting. Yang kau pinta hanya satu. “Anakmu tersenyum bahagia”.  Tanpa kenal lelah, kau pun selalu mengupayakan agar anakmu nyaman berada disampingmu. Kadang, letihpun tak kau hiraukan.

Ibu……sejatinya aku merasa beruntung terlahir dari rahimmu. Engkau adalah ibu yang berhati mulia dan berjiwa besar. Mengandungku sembilan bulan adalah pengorbananmu terbesar di dunia ini. Harusnya engkaulah yang berhak menyandang gelar “pahlawan tanpa tanda jasa”.

Tengoklah ke belakang, dan ingatlah baik-baik. Ketika engkau mengandungku. Jiwa ragamu kau pertaruhkan demi menjagaku dalam kandungan. Apakah kau meminta imbalan atas kelahiranku? Bahkan ketika aku terlahir dengan selamat, senyum manismu tersungging di bibir merahmu, tanpa mengingat lagi bebanmu selama mengandungku. Yang kau ungkapkan hanyalah rasa syukur karena Allah memberimu amanah untuk merawatmu.

Selama itu pula kau renda hari-harimu demi aku si buah hatimu yang siap membuat seluruh waktumu tersita. Tanganmu selalu kau ulurkan untukku. Mata beningmu bak intan yang memancarkan api semangat. Bibirmu selalu mengulumkan senyum kesejukan. Dan kakimu tak pernah kau gunakan untuk menghukumku. Langkahmu selalu ada untukku. Oh….ibu engkaulah malaikat yang tak bersayap itu.

Engkau dengan sabarnya, bahkan tak pernah ada amarah di wajahmu, selalu membimbingku menjadi anak yang santun. Masih jelas tergambar dalam ingatanku, kau buat aku menjadi putri raja. Hari-hariku selalu kau layani. Engkau selalu menjagaku sepanjang waktu.

Mungkin….tak banyak orang tahu tentangmu, karena kau bukan selebritis. Namun dimataku, namamu sangat agung. Siang malam kau berjuang demi anakmu, tanpa sedikitpun meminta imbalan. Tak juga kau ucapkan kata-kata lelah, walau sebenarnya akupun tahu, garis-garis letih tergambar jelas di raut wajahmu. Bahkan, ketika aku menghiba, meminta sesuatu dengan paksa, tak pernah sedikitpun kau ucapkan kata-kata kasar padaku. Tolakanmu begitu halus, tutur katamu sangat lembut. Hingga akupun tahu bahwa sebenarnya kau tak ingin membuatku sedih.

Oh ibu, maafkan atas kenakalan anakmu ini. Harusnya aku sadar, tak ada ibu yang jahat pada anaknya. Tak ada ibu yang tak ingin anaknya tak bahagia. Namun, entahlah, masih saja aku menanggapimu dengan marah manakala kau tak menuruti keinginanmu. Oh….sungguh aku anak yang durhaka.

Masih jelas terbayang dalam ingatanku, ketika kau berjuang seorang diri menghidupiku tanpa ayah. Dan demi cinta sucimu pada ayah yang telah pergi keharibaan, engkau rela membunuh cintamu sendiri kepada orang lain. Semua itu demi aku ibu. Kau bekerja keras, apapun kau lakukan demi aku. Bahkan kaupun rela berhutang demi aku juga. Hiks….sedih mengenang masa-masa sulit dulu, ketika aku menapaki bangku kuliah. Kau tak pernah pantang menyerah membiayaiku. Bahkan kau sempat berhutang demi membayar spp-ku. Oh ibu begitu besar pengorbananmu.

Ibu….ingin rasanya aku memelukmu erat dan tak pernah kulepaskan. Cintamu padaku memang tiada akhir. Kini, disaat aku sudah tak sendiri, tanganmu masih selalu kau rentangkan untukku. Rintihanku masih saja kau dengarkan. Tak pernah sedikitpun kau acuhkan aku. Bahkan, seluruh jiwa ragamu masih saja kau pertaruhkan untukku.

Hiks….tak tahan rasanya membendung air mata ini. Mengingat jasamu yang tiada tara. Aku sadar, sampai detik ini aku belum bisa membalas semua pengorbananmu. Walau kau pun tak pernah meminta aku membalasmu. Kau tak pernah memintaku lebih, bahkan ketika kau membutuhkan sesuatu, sedikitpun tak pernah kudengar ucapan kata-katamu. Hanya satu yang kau ucapkan, engkau tak ingin merepotkanku.

Tuhan…..andai aku boleh meminta tolong jagalah ibuku. Berilah umur yang panjang. Berilah kesehatan, agar aku selalu melihat senyumnya. Kuingin wajah ceria ibu menghiasi hari-harinya. Dan tolong berilah aku kesempatan untuk bisa membahagiakan bidadariku. Sesungguhnya bidadari itu adalah ibu. Dan ibu memang selalu ada untuk anaknya, tanpa mengenal waktu, tanpa memikirkan keadaannya dan tanpa menghargainya dengan rupiah. Karena sejatinya cinta ibu tiada akhir. Terima kasih ibu, jasamu tiada tara. Luv u mom……..


Tulisan ini diikutsertakan dalam event NgeblogBarengKEB untuk memperingati Hari Ibu















Posting Komentar

7 Komentar

  1. Waah, ceritanya so sweet, keliatan sayaang banget sama bundanya...Met Happy Mother :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha.....sok sweet kali mbak. iya mbak karena orang tuaku tinggal 1 wajib disayang.....terima kaish selamat hari ibu juga ya

      Hapus
  2. selamat hari ibu mba....jasa Ibu yang tiada habisnya seyogyanya membuat kita tidak berhenti untuk berbakti...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih mbak, selamat hari ibu juga ya.....walau ibu tak butuh itu tapi sebagai anak kita wajib dan harus hormat pada beliau.....

      Hapus
  3. Selamat Hari Ibu Mbak :)

    Doa adalah kado terindah ya buat Ibu ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih selamat hari ibu juga mbak. Hanya untaian doa yang bisa saya berikan untuk Ibu, sekaligus sebagai ungkapan terima kasih saya kepada pengorbanan ibu yang tiada tara

      Hapus
  4. IBU, tak cukup terima kasih untukmu...

    selamat hari ibu, mba sri wahyuni....

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...